nusabali

Umat dari Vihara Dharmayana Gelar Tradisi Peh Cun di Pantai Kuta

Pandemi Covid-19, Atraksi Barongsai Ditiadakan

  • www.nusabali.com-umat-dari-vihara-dharmayana-gelar-tradisi-peh-cun-di-pantai-kuta

MANGUPURA, NusaBali
Puluhan umat dari Vihara Dharmayana Kuta menggelar persembahyangan Bakcang dalam tradisi Peh Cun di Pantai Kuta, Kecamatan Kuta, Badung pada Kamis (25/6) siang.

Diyakini, dengan menggelar ritual itu bisa membersihkan diri dari segala kotoran dan menyambut berkah ke depannya. Ketua II Pengurus Vihara Dharmayana Kuta, Luwih Berata, menerangkan untuk kegiatan kali ini digelar setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Lunar China atau setiap bulan Juni untuk kalender Masehi. Tujuannya untuk memberikan penghormatan kepada salah satu menteri Qu Yuan yang menyayangi rakyat. Sebagai penghormatan itu, puluhan umat Vihara Dharmayana Kuta membawa nasi yang kemudian dikirim ke laut.


“Kalau kami menyebutnya ini sebagai persembahyangan Bakcang. Persembahyangan ini sebagai penghormatan kami kepada menteri yang rela berkorban untuk masyarakat. Tentu kami sebagai penganut tradisi ini masih menjalankannya hingga saat ini,” tutur Luwih Berata, Kamis kemarin.

Selain nasi, umat juga membawa persembahan berupa dua penyu untuk dilarungkan ke laut sebagai penghormatan kepada Dewa Laut. Kemudian, rangkaian upacara itu dilanjut dengan mandi di laut. Diyakini, setelah mandi di laut, umat dibersihkan dari segala ‘kotoran’ dan siap menyambut berkah ke depannya.

“Upacara ini dilakukan setiap tanggal 5 bulan 5 Lunar China. Setiap tanggal tersebut merupakan hari baik, di mana matahari, bulan, dan bumi tegak lurus. Pun hal itu juga diyakini dengan adanya telur yang bisa berdiri tegak di piring,” ungkap Luwih Berata.

Menurut Luwih Berata, biasanya upacara persembahyangan Bakcang dalam tradisi Peh Cun ini diiringi dengan barongsai. Namun, karena kondisi di tengah pandemi Covid-19, tidak memungkinkan hal itu dilakukan. Pun umat yang terlibat juga hanya puluhan orang dengan menaati protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan jaga jarak. “Kalau biasanya itu dihadiri ratusan umat. Namun, kali ini hanya puluhan saja. Juga kali ini tidak diiringi barong, karena kondisi pandemi Covid-19,” tutur Luwih Berata. *dar

Komentar