nusabali

Desa Adat Kemenuh Siapkan Pararem

Rancang Rumah Kompos Sampah Rumahan

  • www.nusabali.com-desa-adat-kemenuh-siapkan-pararem

GIANYAR, NusaBali
Masyarakat Gianyar kini makin antusias dalam mengelola sampah. Antusiasme ini sejurus dengan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Managemen sampah yang lebih berhasil dan berdaya guna pun makin jadi tren. Tak hanya oleh masing-masing warga, pengelolaan sampah lebih modern kini makin digandrungi desa adat, berkolaborasi dengan desa dinas dan pihak terkait.

Managemen persampahan dimaksudkan yakni pembuatan rumah kompos, pembuatan TPS 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle/mengurangi – menggunakan – daur ulang) hingga bank sampah. Oleh sejumlah desa adat di Gianyar, managemen sampah diperkuat dengan pararem (tata adat). Seperti dilakukan Desa Adat Kemenuh, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati. Desa adat ini kini merancang pengelolaan sampah bermuara rumah kompos. Namun sebelum terwujud, mereka terlebih dulu menelurkan pararem.

Bendesa Kemenuh Ida Bagus Alit mengatakan pararem tersebut telah dibuat. Intinya, setiap krama adat dan krama tamiu, wajib menjaga kebersihan rumah tanggas dan wilayah desa adat. Mereka juga wajib mengelola sampah dari rumah tangga, terutama memilah antara sampah organik – non organik. "Kewajiban ini tak terkecuali bagi krama tamiu yang di rumah rumah kos. Pemilik rumah kos wajib mengelola sampah yang ditimbulkan di rumah itu,” ujarnya, Selasa (23/6).

Pihaknya kini dalam tahap merancang rumah kompos. “Kami meminta pembinaan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar, bagaimana bagusnya rumah kompos ini. Sami siapkan lahan 45 are. Yang kami buat bukan TPS atau TPA yang menimbulkan bau, tapi rumah kompos dengan teknologi terbarukan,” ujarnya.

Kepala DLH Gianyar Wayan Kujus Pawitra mengaku bersyukur. Karena masyarakat saat ini tidak hanya mulai sadar tentang kebersihan lingkungan, tetapi mulai bergerak membangun managemen persampahan dengan teknologi terbarukan. Dia sangat mengapresiasi desa adat memperkuat penanggulangan sampah melalui pararem. “Kami memang mengharapkan dukungan dari tokoh adat, agar penangan sampahnya selain dengan managemen modern, juga diperkuat pararem,” ujarnya.

Selain desa adat, sejumlah desa dinas juga telah memberikan perhatian penuh terhadap penanggulangan sampah. Seperti di Desa Pejeng, kata Kujus Pawitra, sebagian besar APBDes digunakan untuk penanggulangan sampah. Disusul desa lainnya, seperti Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Desa Medahan, Keramas, dan Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Desa Tulikup, Kecamatan Gianyar, Desa Melinggih, Kecamatan Payangan,

Desa Bantun dan Guwang, Kecamatan Sukawati, dan Desa Adat Padang Tegal, Kelurahan/Kecamatan Ubud. Model pengelolaan sampah ini akan sangat berarti seiring Pemkab Gianyar akan menata TPA Temesi menjadi TPA berbasis teknologi modern.

“Pengelolaan sampah berbasis desa ini adalah model pengelolaan sampah di Gianyar. Bila hal ini terus menjadi tren, dan diikuti oleh desa-desa lainnya, maka saya optimis, selambatnya akhir tahun 2022 kita tidak dipusingkan permasalahan sampah,” ujarnya. *nvi

Komentar