nusabali

Wajah Desa Pergung Dikotori Sampah

  • www.nusabali.com-wajah-desa-pergung-dikotori-sampah

Wajah Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, tercoreng dengan perilaku oknum pembuang sampah sembarangan.

NEGARA, NusaBali

Sampah yang dibuang di tepi sungai sisi jalur Denpasar-Gilimanuk semakin meluber dan berserakan di jalan.

Menurut warga, aksi buang sampah di tepi sungai wilayah Desa Pergung ini sudah berlangsung sejak lama. Sebelumnya, kondisi yang sama juga terjadi di seberang jalan, masuk wilayah Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo. “Di Pohsanten sudah bersih setelah ada kontainer sampah. Malah sampahnya sekarang menumpuk di sini (Desa Pergung, red),” ungkap warga, Minggu (18/9).

Ditambahkan, di Desa Pergung pun sudah disiapkan kontainer sampah. Namun para pelaku buang sampah bermotor enggan turun dari kendaraannya untuk buang sampah ke kontainer. Sebaliknya, oknum melemparkan bungkusan sampah dari motornya dan kebanyakan terjatuh di jalan dan berserakan. “Jika mereka sadar buang sampah ke kontainer, wajah desa tak akan kumuh,” imbuh sumber yang namanya minta tak dikorankan ini.

Sebagai penyanding, ia mengaku sudah bosan memberikan teguran kepada oknum pembuang sampah. Apalagi para pelaku kini buang sampah pada malam hari. Menurutnya, tidak sedikit oknum yang buang bangkai hewan sehingga menibulkan bau menyengat. “Pokoknya di sini sudah seperti TPA (Tempat Pembuangan Akhir)," tambahnya.

Perbekel Desa Pergung, I Ketut Wimantra mengaku mengalami kesulitan mengubah kebiasaan warganya yang buang sampah sembarangan. Pihaknya sudah berulangkali melakukan berbagai upaya, salah satunya menempatkan kontainer sampah, namun belum mempan. Ajakan gotong-royong membersihkan sampah di lokasi yang juga dekat dengan Kantor Camat Mendoyo itu tidak dihiraukan. “Sudah disediakan kontainer, tetapi tidak mau buang sampah ke dalam kontainer,” keluhnya.

Perbekel Wimantra mensinyalir mereka yang buang sampah ke Desa Pergung malah warga dari Desa Pohsanten. Pihaknya mengaku berkoordinasi dengan Camat Mendoyo agar menyiapkan kontainer sampah di Desa Pohsanten. “Kami malu lihat tumpukan sampah apalagi di jalan raya,” tandasnya. * ode

Komentar