nusabali

Pedagang Kantin Kantor Bupati Gianyar Raih Gelar Doktor Ilmu Pertanian

Pertahankan Disertasi ‘Desain Kemasan Keripik Jamur Tiram Berbasis Bambu Berindentitas Budaya Lokal Bali’

  • www.nusabali.com-pedagang-kantin-kantor-bupati-gianyar-raih-gelar-doktor-ilmu-pertanian

Berhasil meraih gelar Doktor, Anak Agung Sri Mahyuni SE MAgb siap naur sesangi untuk menggratiskan siapa saja ingin belajar budidaya dan olahan jamur tiram secara perorangan kepada dirinya

GIANYAR, NusaBali

Pedagang Kantin di Kantor Bupati Gianyar, Anak Agung Sri Mahyuni SE MAgb, 40, berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Pertanian. Gelar tersebut diraih setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul ‘Desain Kemasan Keripik Jamur Tiram Putih (Pleorotus Ostreatus) Berbasis Bambu Berindentitas Budaya Lokal Bali’ saat ujian Promosi Doktor di Fakultas Pertanian Unud, Kamis (4/6) lalu.

Anak Agung Sri Mahyuni, yang akrab disapa Gung Diah, meraih gelar Doktor dengan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) 3,81. Perempuan asal Puri Agung Batuan, Banjar Gede, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini merupakan Doktor ke-85 di lingkungan Fakultas Pertanian Unud dan satu-satunya dari kalangan praktisi.

Gung Diah merasa sangat bersyukur bisa mempertahankan disertasinya dalam ujian promosi Doktor yang digelar secara virtual, Kamis lali. Menjurut Gung Diah, gelar Doktor Ilmu Pertanian ini diraih melalui perjuangan cukup berat.

“Suka duka selama studi S3 memberikan pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya. Kuliah program Doktoral itu, selain dituntut kuat di otak dan punya waktu untuk penelitian, juga harus kuat di kantong,” ungkap Gung Diah saat ditemui NusaBali di kediamannya, Puri Agung Batuan, Banjar Gede, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Selasa (9/6) lalu.

Selama ini, Gung Diah jualan di Kantin Kantor Bupati Gianyar, dengan mengandalkan masakan khas jamur tiram. Penghasilan dari jualan di kantin inilah yang mendukung upayanya meraih gelar Doktor. Selain pendapatan dari kantin, Gung Diah bersama suaminya, Anak Agung Gede Supuja SE, juga membuka warung makan di rumah. Dia juga jualan di aera Car Free Day dan rajin ikut pameran-pameran produk makanan.

Gung Diah membudidayakan sendiri jamur tiram yang dijualnya di kantin. Menurut Gung Diah, dirinya memulai usaha budidaya jamur tiram sejak tahun 2011 di lahan milik orangtuanya di Banjar Selat, Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung. Dia membuka lumbung seluas 8 meter x 6 meter yang berkapasitas 6.000 baglog (media tanam) jamur tiram.

Setelah budidaya jamur tiramnya berjalan sukses, Gung Diah ikut aktif di berbagai kegiatan pameran pertanian, baik lokal maupun skala nasional. “Pameran-pameran itulah yang mempopulerkan bisnis jamur saya,” jelas perempuan kelahiran 2 Maret 1980 yang menamatkan program S1 Manajemen Perkantoran STIMI Handayani Denpasar dan S2 Magister Manajemen Agribisnis Pascasarjana Agribisnis Unud ini.

Gung Diah dan suaminya mulai membuka waring dengan menu masakan jamur tiram di Kantin Kantor Bupati Gianyar, sejak 14 Agustus 2014. Warungnya ternyata cukup laris. Seiring dengan semakin populernya jamur, maka semakin banyak pula orang yang berminat untuk berbisnis jamur sehingga, sehingga Gung Diah sering dijadikan narasumber dalam berbagai kegiatan.

Guna menyelaraskan praktek usaha jamur dengan keilmuannya, Gung Diah kemudian memberanikan diri melanjutkan studi Pascasarjana di Magister Agribisnis Unud, mengambil jurusan Manajemen Agribisnis. Lulus Pascasarjana tahun 2016, Gung Diah kembali tertantang melanjutkan studi S3.

“Karena sering tampil sebagai narasumber, saya memberanikan diri melanjutkan studi pada program Doktor Ilmu Pertanian sejak tahun 2016. Syukurlah saya akhirnya bisa meraih gelar Doktor,” jelas penyandang predikat Finalis Wirausaha Muda Bank Mandiri Tahun 2013 ini.

Kuliah S3 ditempuh Gung Diah selama 3 tahun 10 bulan. Menurut Gung Diah, kuliahnya tidak berjalan mulus, karena berbagai kendala. Gung Diah mengaku menghabiskan uang ratusan juta rupiah untuk kuliah hingga penelitian sampai akhirnya meraih gelar Doktor tersebut. Penelitiannya menyangkut pengolahan jamur tiram yang siap dipasarkan.

Nah, setelah berhasil meraih gelar Doktor, Gung Diah pun siap naur sesangi (membayar kaul) yang sempat diucapkan sebelumnya. "Saya sebelumnya masesangi jika berhasil meraih gelar Doktor, siapa pun yang ingin belajar budidaya dan olahan jamur tiram secara perorangan kepada saya, akan saya gratiskan," terang ibu empat anak ini sembari mengaku sudah memiliki binaan 60 petani jamur tiram.

Gung Diah menyebutkan, selain bertani jamur tiram, dirinya juga mengolah jamur tiram tersebut menjadi aneka produk makanan, seperti jamur crispy dan teh wong ‘Teh Jamur Kombucha Werdi Gandrung’. Teh ini telah diproduksi secara massal dan telah memiliki izin produksi, izin usaha, dan hak merk dagang dari Kementerian Hukum dan HAM. *nvi

Komentar