nusabali

Pemkab Buleleng Serap 20 Ton Hasil Panen Petani

  • www.nusabali.com-pemkab-buleleng-serap-20-ton-hasil-panen-petani

Distribusi beras para petani itu akan ditujukan ke para  ASN.

SINGARAJA, NusaBali

Sebanyak 20 ton beras hasil panen petani di Buleleng diserap Pemkab Buleleng. Sebagian beras petani lokal it pun mulai didistribusikan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Setda Buleleng. Penyerapan hasil panen petani ini menyusul panen raya petani padi di Buleleng yang produksinya terancam karena lesu pembeli di tengah pandemi Covid-19 Buleleng.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng, Ni Made Rousmini, Rabu (10/6) mengatakan, penyerapan hasil panen petani ini adalah kebijakan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana untuk menstabilkan harga gabah petani yang saat ini sedang panen raya. “Petani yang panen di tengah pandemi memang resah tidak ada yang membeli padinya. Sehingga pak bupati mengambil kebijakan membeli beras petani agar tidak dipermainkan tengkulak,” ucap Rousmini.

Beras hasil panen petani diserap melalui Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) yang sempat diberikan bantuan stimulus, kemudian diambil dan dikemas oleh Perusahaan Daerah (PD) Swatantra kemudian didistribusikan ke ASN dan staf lingkup Pemkab Buleleng. “Pemerintah memang mengharapkan ASN beli beras lokal untuk selamatkan petani kita dan juga dapat menikmati beras lokal Buleleng yang kualitasnya tak kalah sama beras luar,” ungkap dia.

Penyerapan beras petani lokal itu polanya diatur dari LPM atau penyosohan beras yang mengambil gabah petani lalu setelah diproses dan dijadikan beras dikemas dan didistribusikan oleh PD Swatantra. Konsumen yang pertama disasar adalah ASN dna staf di lingkup Pemkab Buleleng selain juga masyarakat Buleleng secara umum.

Sementara itu Dirut PD Swatantra Gede Bobi Suryanto dihubungi terpisah kemarin mengatakan penyerapan hasil panen petani padi di Buleleng tidak ada target. Namun di tahap awal PD Swatantra sudah menyerap 20 ton beras yang diambil dari LPM, penyosohan beras termasuk kelompok tani di Buleleng yang masih memiliki beras atau gabah. “Di petani gabah juag dibeli diatas harga standar, yang biasanya hanya kisaran Rp 3.500 - Rp 4.000 dibeli LPM Rp 4.800 - Rp 5.300, sehingga petani bisa tidak rugi, LPM juga bisa untung dan kita juga untung sedikit,” kata dia.

Beras lokal dalam kemasan PD Swatantra yang diberi merk beras Pas Mantap itu dijual dengan dua kelas. Kelas beras medium dijual dengan harga Rp 10.500 per kilogramnya sedangkan beras premium seharga Rp 11.000 per kilogramnya. “Targetnya tidak ada sepanjang masih ada hasil produksi petani tetap akan kami serap sebagai bisnis berkelanjutan, saat ini tahap pertama sudah kami bayar dan dikirim ada 20 ton. sebagian sudah didistribusi ke bagian Setda Buleleng selanjutnya masih menunggu dari OPD lainnya,” imbuh dia.

Dalam penyerapan beras hasil produksi petani Buleleng, Dirut Bobi mengaku melakukan pengawasan ketat ke LPM, penyosohan beras yang menyerap gabah petani. Sehingga gabah yang masuk dan beras yang terdistribusi benar-benar produksi petani lokal di Buleleng. Beras lokal produksi PD Swatantra juga akan didistribusikan ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan warung serta toko kelontong di Buleleng sehingga dapat dibeli juga oleh masyarakat Buleleng.

Selain itu ke depannya PD Swatantra juga mengaku berencana untuk menyerap hasil produksi pertanian sektor lain, seperti kopi dan cengkih yang basisnya di Buleleng. “Jadi ke depannya PD Swatantra sebagai perusahaan daerah bisa menstabilkan dan menstandarisasi harga, saat ada deflassi produksi meningkat harga tak terlalu rendah. Sehingga pemain dan tengkulak mengikuti harga dasar pemerintah,” ungkap Bobi.*k23

Komentar