nusabali

Pasokan Lemuru Melimpah

Industri Ikan Kaleng Stop Impor Bahan Baku

  • www.nusabali.com-pasokan-lemuru-melimpah

Pengusaha ikan kaleng mendapat kecukupan bahan baku hasil tangkapan nelayan lokal dirasakan sejak Agustus 2019, dan terus nyambung hingga akhir Mei 2020.    

DENPASAR,NusaBali

Tangkapan ikan lemuru yang melimpah dalam setahun terakhir  berimbas positif pada industri perikanan, terutama industri ikan kaleng. Para pengusaha ikan kaleng tak perlu pengeng lagi atau jauh-jauh mengimpor bahan baku.

Pasalnya bahan baku terpenuhi oleh hasil tangkapan nelayan lokal. Salah satunya, lokasi tangkapan dari perairan Selat Bali yang sangat melimpah.

Beberapa pengusaha ikan kaleng mengatakan kecukupan bahan baku hasil tangkapan nelayan lokal dirasakan sejak Agustus 2019, dan terus nyambung hingga akhir Mei 2020.  

“Diantaranya tangkapan nelayan dari perairan Selat Bali, itu lumayan melimpah,” ungkap Eka Sabara, dari PT Bali Maya Permai, salah satu pabrik pengalengan ikan, di Pengambengan, Jembrana, Selasa (9/6).

Menurut Eka Sabara, sepanjang Agustus 2019 sampai Mei 2020, produksi lemuru melimpah. Kondisi itu berbeda pada 2017-2018, dimana hasil tangkapan ikan lemuru dari nelayan tidak banyak  sehingga tidak mencukupi kebutuhan bahan baku untuk pabrik pangalengan.

“Syukur belakangan tangkapan lemuru banyak, sehingga bahan baku cukup dari nelayan lokal saja,” ujar Eka Sabara. Hanya saja awal Juni, para nelayan untuk sementara ‘jeda’ artinya tidak melaut karena kondisi cuaca buruk dan angin kencang.

Menurut Eka Sabara, dengan pasokan bahan baku yang memadai produksi pabrik dengan kapasitas  sekitar 60 ton per hari tidak terkendala. “Khusus untuk sarden (lemuru) 35 ton per hari, sedang tuna 20 ton,” kata Eka Sabara.

Tidak hanya lemuru, produksi tuna juga tak memadai. Menurut Eka Sabara tuna didatangkan langsung dari Benoa, Denpasar Selatan, yang nota bena juga merupakan tangkapan nelayan lokal. Sedankan pemasaran atau ekspor produk di tempatnya bekerja dilakukan kantor Pusat di Jakarta. “Kami di sini hanya memproduksi,” ujar Eka Sabara.

Sementara secara terpisah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali I Made Sudarsana menyatakan produksi ikan kaleng menjadi salah satu produk  yang masih ekspor dan  terus jalan dalam masa pandemic Covid-19. “Ikan bakunya memang dari lemuru,”kata Sudarsana.

Saat ini, kata Sudarsana, sumber daya alam khususnya laut di perairan Selat Bali sedang bagus. Selain jumlahnya banyak, ukurannya juga lebih besar daripada sebelumnya. “Itu bukan panen, tetapi hasil tangkapan nelayan,” ujar Sudarsana, yang menolak istilah atau ungkapan produksi lemuru.

Menurut Sudarsana, istilah produksi adalah bagian atau tahapan dari produk budidaya. Sedangkan lemuru murni tangkapan nelayan dan tidak ada unsur budidaya. Tangkapan melimpah menjadikan pabrik-pabrik pengalengan ikan di Pengambengan, lebih aktif dari waktu-waktu sebelumnya. *K17

Komentar