nusabali

Tanpa Suket Rapid Test, 27 Sopir Truk Dicegat di Mengwi

  • www.nusabali.com-tanpa-suket-rapid-test-27-sopir-truk-dicegat-di-mengwi

MANGUPURA, NusaBali
Sebanyak 27 sopir truk dan kernet yang ‘lolos’ dari Pelabuhan Gilima-nuk, Kecamatan Melaya, Jembrana tanpa membawa surat keterangan rapid test negatif diamankan tim gabungan di Terminal Mengwi, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung, Senin (8/6) pagi.

Mereka kemudian di-rapid test di dua lokasi berbeda, masing-masing Terminal Mengwi dan Wantilan Kantor DPRD Badung.  Para sopir dan kernet tanpa surat keterangan (suket) rapid test ini diamankan tim gabungan dari Dinas Perhubungan Kota Denpasar, Dinas Perhubungan Kabupaten Badung, Satpol PP Kota Denpasar, Satpol PP Kabupaten Badung, Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, dan TNI/Polri, sejak Senin dinihari.

Mnurut Kadis Perhubungan Badung, AA Ngurah Rai Yuda Dharma, 27 orang yang diamankan itu merupakan sopir dan kernet 13 truk. Ada pun 13 truk yang dicegat tersebut sebagian besar pengangkut logistik, ada pula pengangkut barang meubel. “Mereka tidak bisa menunjukan suket rapid test,” jelas Rai Yuda.

Karena tudak bisa menunjukkan suket rapid test, mereka kemudian diarahkan melakukan rapid test yang disiapkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Badung di Wantilan DPRD Badung. Berdasarkan hasil rapid test, mereka semua dinyatakan non reaktif.

“Karena sasil rapid test dinyatakan non reaktif, selanjutnya kita mempersilakan mereka untuk melanjutkan perjalanan ke Denpasar,” jelas Rai Yuda. Meski tidak ada sanksi, menurut Rai Yuda, 27 sopir dan kernet tersebut tetap diberikan peringatan agar selanjutnya mematuhi ketentuan yang berlaku dalam melakukan perjalanan, terutama suket rapid test.

Sementara, Kadis Perhubungan Kota Denpasar, I Ketut Sriawan, mengungkapkan para sopir truk tersebut lolos dari pemeriksaan di Pelabuhan Gilimanuk dengan alasan petugas setempat kehabisan alat rapid test. "Ada juga yang mengatakan alat rapid test habis. Karena antrean panjang, sehingga petugas mengarahkan mereka untuk lewat agar tidak terjadi kerumunan,” ungkap Sriawan secara terpisah di Den-pasar, Senin kemarin.

Menurut Sriawan, setelah diamankan di Terminal Mengwi, 27 orang itu langsung dilakukan rapid test di dua tempat berbeda. Dinas Kesehatan Denpasar mengambil sebagian dari 27 orang itu untuk di-rapid test di Terminal Mengwi. Sedangkan sebagian lagi diambil Dinas Kesehatan Badung untuk di-rapid test di Wantilan DPRD Badung.

"Setelah koordinasi, kami sepakat para sopir itu di-rapid test di dua tempat. Karena jumlahnya banyak, kita bagi dua itu rapid test sejak dinihari pukul 04.00 Wita sampai siang pukul 11.00 Wita. Karena hasil rapid testnya negatif, mereka kita berikan melanjutkan perjalanan ke Badung dan Denpasar, seperti tujuan awal mereka. Barang yang dibawa murni logistik," papar Sriawan.

Sementara itu, Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Jemrbana, I Ketut Eko Susila Artha Permana, mengaku belum dengar adanya informasi 27 sopir truk dan kernet yang lolos tanpa suket rapid test di Pelabuhan Giimanuk. Eko Susila balik mempertanyakan, bagaimana caranya mereka sampai bisa lolos di Pelabuhan Gilimanuk. “Bagaimana cara lolosnya? Apa memang diperiksa atau tidak?” tanya Eko Susila saat dikonfirmasi NusaBali terpisah bdi Negara, Senin kemarin.

Menurut Eko Susila, pemeriksaan di Pelabuhan Gilimanuk tetap berjalan full 24 jam. Jika memang ada sopir truk tanpa suket rapid test mengaku lolos di Pelabuhan Gilimanuk, itu kurang masuk akal. Selain kendaraan truk besar, khusus untuk para sopir dan kernet yang masuk Bali dari Jawa, tersedia pemeriksaan rapid test secara gratis di Gilimanuk.

“Rasanya kalau sopir truk sampai lolos tidak bawa suket rapid test, tidak masuk akal juga. Apalagi, kendaraannya besar,” jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana ini.

Namun, Eko Susila mengakui dalam melaksanakan pemeriksaan rapid test di Gilimanuk untuk para sopir dan kernet truk, ada ketentuan khusus. Bagi mereka yang sudah sempat di-rapid test 7 hari sebelumnya, jika kembali ditemukan masuk Bali, maka tidak lagi di-rapid test di Gilimanuk. Sebaliknya, kalau sudah di-rapid test lebih dari 7 hari, maka mereka akan kembali menjalani rapid test. “Jangan ujug-ujug bilang lolos di Gilimanuk. Tetapi, informasi awal itu tetap akan kami telusuri,” tegas Eko Susila.

Meski Pelabuhan Gilimanuk sudah dijaga aparat dari Jembrana, Eko Susila tetap mengharapkan masing-masing kabupaten/kota di Bal membantu penjagaan Bali. “Jangan langsung menyalahkan pemeriksaan di Gilimanuk yang sudah dijaga aparat dari Jembrana. Ayo kita jaga Bali bersama. Saya sendiri kasihan melihat petugas di Jembrana sudah siang malam berjaga di Pelabuhan Gilimanuk, tetapi selalu disalahkan,” sesal Eko Susila. *asa,mis,ode

Komentar