nusabali

Sejumlah Guide Sulap Serabut Kelapa Jadi Pot Berekspresi

Isi Waktu Setelah Dirumahkan karena Pariwisata Mati Suri Akibat Covid-19

  • www.nusabali.com-sejumlah-guide-sulap-serabut-kelapa-jadi-pot-berekspresi

Untuk satu pot bunga anggrek berbahan serabut kelapa bisa dijual dengan harga sampai Rp 40.000, tergantung tingkat kerumitan ukirannya

GIANYAR, NusaBali

Para guide (pemandu wisata) di objek wisata Hyden Canyon, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar melakukan beragam kegiatan kreatif untuk mengisi waktu di tengah mati surinya pariwisata akibat pandemi Covid-19. Salah satunya, I Made Roy Sentana alias Made Liying, 43, yang berkreasi menyulap serabut kelapa menjadi pot bunga anggrek berekspresi lucu.

Dalam kreasinya, Made Roy Sentana membuat ukiran wajah pada kelapa kering yang lengkap masih terbungkus serabutnya. Wajah manusia, binatang, dan lainnya yang diukir pada serabut kelapa kering itu wajahnya lucu-lucu, hingga menjadi sebuah kiarya seni yang menarik. Serabut kelapa berukir ini kemudian dijadikan pot bunga anggrek.

Made Roy Sentana tidak sendirian melakukan aktivitas mengukir serabut kelapa kering menjadi pot bunga anggrek di tengah pandemi Covid-19 ini. Ada empat temannya sesama guide objek wisata Hyden Canyon, Desa Guwang yang ikut bersama Roy Sentana melakukan kegiatan kreatif ini.

Saat NusaBali bertandang ke rumahnya di Banjar Wang Bung, Desa Guwang, Minggu (7/6), Roy Sentana tengah asyik mengukir serabut kelapa bersama keempat rekannya. Menurut Roy Sentana, kegiatan ini awalnya dilakukan karena bosan berdiam diri di rumah sejak geliat pariwisata berhenti akibat pandemi Covid-19. “Sambil duduk-duduk, saya mencoba berkreasi. Apalagi, saya tidak punya pekerjaan,” cerita Roy Sentana.

Roy Sentana mengisahkan, ide membuat pot bunga anggrek lucu berbahan serabut kelapa ini berawal sejak dirinya ‘dirumahkan’ karena pandemi Covid-19. Selama dirumahkan, Roy Sentana dan teman-temannya sempat frustrasi. Biasanya, mereka berprofesi sebagai guide di objek wisata Hidden Canyon. Setelah objek wisata ditutup karena pandemi Covid-19, Roy Sentana dan teman-temannya kehilangan pen-dapatan.

Hingga saat ini, Roy Sentana tercatat sudah 2,5 bulan dirumahkan. Sejak dirumahkan, mereka praktis tidak ada penghasilan.  Bahkan, Roy Sentana sampai menjual sepeda motornya untuk bisa menghidupi kelu-arganya. "Saya sudah jual satu sepeda motor, karena susah tidak ada pendapatan," ungkap ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Ni Wayan Yanti ini.

Menurut Roy Sentana, awalnya dia membuat pot bunga anggrek dari buah kelapa kering hanya untuk mengisi waktu luang. Hasil karyanya hanya digantung di depan rumah sebagai hiasan. Namun, belakangan salah seorang anggota Dewan memintanya untuk membuat ukiran togog dari serabut kelapa, dengan bentuk wajah yang lucu, tapi bisa berfungsi sebagai pot bunga anggrek.

Anggota Dewan dimaksud adalah I Nyoman Parta, anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali yang memang berasal dari Desa Guwang. "Karena kita tidak ada kerjaan, terus Pak Nyoman Parta minta dibuatkan 10 pot bunga anggrek agar bentuknya lucu, akhirnya muncul ide ini," kenang Roy Sentana.

Setelah selesai dibuat, pot bunga anggrek berbahan serabut kelapa tersebut kemudian diunggah Roy Sentana di media sosial. "Dari sana akhirnya banyak yang WA saya dan minta dibuatkan pot lucu,” papar guide kelahiran 2 Januari 1977 yang mengaku cuma tamatan SD ini.

Singkat cerita, kreasi pot bunga anggrek dari serabut kelapa ini bisa mendatangkan duit. Untuk satu pot, harganya bisa mencapai Rp 40.000, tergantung rumitnya ukiran sesuai permintaan konsumen. “Kemarin ada orang dari Negara (Jembrana) yang order pot berbahan serabut kelapa. Tapi, tidak bisa saya layani karena terlalu jauh," tutur Roy Sedana.

Roy Sedana menyebutkan, pembuatan pot bunga anggrek lucu berbahan serabut kelapa ini terkendala bahan. Masalahnya, susah mencari pompongan (buah kelapa kering). Jika memakai kelapa yang masih utuh, selain berat, juga susah mengeluarkan isinya. “Kami terkadang mencari kelapa kering ke sungai yang medannya cukup berat dan berbahaya,” katanya.

Selain terkendala bahan, menurut Roy Sedana, ide untuk ekspresi wajah juga sangat susah didapat. Jika ada yang pesan 10 unit pot bunga anggrek berbahan serabut kelapa dengan wajah yang berbeda-beda, Roy Sedana terkadang bingung melayani.

“Makanya, kami bekerja sesuai mood saja. Dalam sehari, maksimal satu orang bisa mengerjakan dua unit pot bunga anggrek dengan ekspresi lucu," tandas anak bungsu dari dua bersaudara pasangan almarhum I Wayan Koper dan Ni Wayan Salin ini.

Roy Sedana dan rekan-rekannya tetap berharap pandemi Covid-19 cepat berlalu, sehingga nanti bisa belerja kembali di dunia pareiwisata seperti sediakala. “Kalau terus seperti ini, susah rasanya hidup," harap Roy Sedana. *nvi

Komentar