nusabali

Jenazah Almarhum Disambut Isak Tangis di Rumah Duka

Pangdam Pimpin Penyambutan Jenazah Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa

  • www.nusabali.com-jenazah-almarhum-disambut-isak-tangis-di-rumah-duka

SINGARAJA, NusaBali
Isak tangis sambut kepulangan jenazah Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa, 33, perwira TNI yang gugur dalam peristiwa jatuhnya helikopter milik TNI AD, saat tiba di rumah duka kawasan Banjar Mawar, Desa Tukadsumaga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Minggu (7/6) sore.

Sebelum dibawa ke rumah duka, jenazah Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa lebih dulu disambut Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Benny Susianto, di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Keca-matan Kuta, Badung.

Pangdam Benny Susianto memimpin langsung penjemputan secara militer jenazah Kapten Cpn I Kadek Udi Suardiasa di Base Ops Bandara Ngurah Rai Tuban, Tuban, Minggu sore pukul 15.00 Wita. Jenazah perwira TNI yang gugur dalam peristiwa helikopter jatuh di kawasan in-dustri Kecamatan Kaliwungu, Kedal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6) ini diterbangkan ke Bali menggunakan pesawat Casa milik TNI AD dengan nomor lambung A-9146.

Pantauan NusaBali, setibanya di Base Ops Bandara Ngurah Rai, puluhan personel TNI yang berseragam lengkap mengusung peti jenazah menuju tempat upacara. Tampak pula 4 orang keluarga dan kerabat keluar dari pesawat, sembari menenteng foto almarhum. Upacara penerimaan jenazah dipimpin langsung Pangdam Benny Susianto. Usai upacara serah terima selama 15 menit, jenazah Kapten Cpn Kadek Udi langsung dibawa ke rumah duka di Buleleng Barat menggunakan ambulans, dengan pengawalan ketat dari polisi militer (PM).

Jenazah almarhum tiba di rumah duka, Minggu sore pukul 15.50 Wita, dengan diantar ambulan Cristalian DK 1640 FK. Jenazah yang berada dalam peti terbungkus bendera Merah Putih langsung diturunkan sejumlah personel TNI AD untuk disemayamkan di rumah duka. Penyambutan jenazah di rumah duka dipimpin Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto. Kedatangan jenazah disambut tangis histeris keluarga.

Almarhum Kapten Cpn Kadek Udi merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Ketut Gitarayasa, 58, dan Ni Made Arini, 57. Perwira dengan balok tiga di pundak ini menjadi kebanggaan keluarga, karena telah berhasil meraih cita-citanya sebagai pilot dengan karier yang cemerlang. Namun, nasib berkata lain, almarhum gugur dalam kecelakaan saat memberikan pelatihan menerbangkan pesawat personil Kesatuan Skadron-31/Serbu Puspanerbad, Semarang, Jawa Tengah. Karier cemerlangnya pun pupus ikut menjadi asap bersama helikopter yang meledak dan terbakar setelah mengalami kecelakaan.

Almarhum Kapten Cpn Kadek Udi berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Wayan Arlisa dan anak semata wayang, Ni Putu Arsiva Naylakalyani. Hingga tadi malam, jenazah almarhum masih disemayamkan di rumah duka. Rencananya, jenazah akan diupacarai pengabenan pada Buda Paing Wayang, Rabu (10/6) lusa, di Setra Desa Adat Tukadsumaga, Kecamatan Gerokgak.

Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Benny Susianto, mengatakan almarhum Kapten Cpn Kadek Udi adalah salah satu putra terbaik yang dimiliki TNI AD. Terbukti dari kemampuan almarhum yang baru berpangkat Kapten, tapi justru sudah menjadi penerbang pelatih yang sangat sedikit dimiliki TNI AD. "Jam terbang yang dimiliki almarhum sudah mencapai ribuan jam. Makanya, sudah pantas sebagai penerbang pelatih," terang Pangdam seusai menerima jenazah di Bandara Ngurah Rai, kemarin sore.

Menurut Pangdam, jasa almarhum yang akan selalu dikenang yakni mampu melaksanakan tugasnya untuk mencetak penerbang-penerbang helikopter TNI AD. Apalagi, saat musibah pesawat jatuh Sabtu siang, almarhum sedang menjalankan misinya yakni melatih penerbang bagi personel TNI AD. "Yang saya tahu, almarhum adalah salah satu putra terbaik yang dimiliki TNI-AD saat ini. Almarhum menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Bali dan juga khusus keluarga. Almarhum mem-berikan dedikasi terbaik," tegas Pangdam.

Sementara itu, kakak sepupu almarhum, Putu Aris, 56, mengatakan keluarga baru mendapatkan kabar duka gugurnya Kapten Cpn Kadek Udi setelah menonton berita di televisi. Saat itu juga, keluarga saling menghubungi, karena sadar TKP dan kesatuan yang mengalami kecelakaan itu adalah tempat almarhum mengabdikan diri kepada nusa dan bangsa.

“Saat berita di TV itu muncul, kami langsung berkumpul karena masih ragu juga apakah benar itu adalah adik kami. Barulah Minggu dinihari pukul 01.00 Wita, kami mendapatkan kepastian dan kabar dari mertua Kadek Udi di Semarang yang telepon ke sini,” ungkap Putu Aris saat ditemui NusaBali di rumah duka, kemarin sore.

Kedua orangtua almarhum sangat shock mendengar kabar putra bungsunya gugur dalam tugas. Terlebih, almarhum Kapten Cpn Kadek Udi belum pernah pulang ke kampung halaman selama 4 tahun terakhir. “Sejak pertama diangkat, almarhum sudah bertugas di sana (Jawa Tengah). Terakhir pulang kampung 4 tahun lalu, tetapi komunikasi dengan keluarga tetap lancar. Almarhum terakhir teleponan sama kakak-nya yang tugas di Kodim 1619/Tabanan, tiga hari lalu,” papar Putu Aris.

Menurut Putu Aris, almarhum Kapten Cpn Kadek Udi dikenal sebagai sosok yang ulet dan optimistis. Dia memang dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana. Keputusan orangtuanya merantau dan membuka usaha garmen di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung membuat almarhum dan kakaknya, Putu Yudi Eka Suarsana, besar di perantauan. Almarhum hanya sempat mengenyam pendidikan di kampung halamannya saat duduk di bangku Kelas I dan Kelas II SD. Selanjutnya, dia pindah ke SDN 1 Kerobokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara, Badung.

Perwira TNI yang mengantongi 1.770 jam terbang helikopter TNI AD ini dulu menamatkan pendidikan menengah pertama di SMPN 4 Denpasar dan menengah atas di SMAN 1 Badung. Setamat SMA tahun 2004, almarhum langsung masuk Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah dan tercatat sebagai angkatan 2008.

Perwira kelahiran 18 Jumi 1987 ini sempat kuliah S1 Bidang Ilmu Sosial di Semarang hingga lulus tahun 2014. Sedangkan perjuangannya meniti karir cemerlang dilanjutkan dengan mengikuti Diklapa II Penerbad tahun 2018, kemudian Suspabatih MI-17 V5 tahun 2019. Jabatan terakhir sebelum gugur dalam tugas adalah sebagai Wadefilte Heli C Dron-31/Serbu Puspenerbad, Kesatuan Skardon-31/Serbu Puspenerbad, Semarang.

Selama 12 tahun menjadi prajurit TNI AD, almarhum pernah ditugaskan di Pamtas Papua, Pamtas Kaltara, dan Satgas Minusma Mali Afrika Barat. Keluarga besarnya kini berusaha mengikhlaskan kepergian almarhum Kapten Cpn Kadek Udi. *k23,dar

Komentar