nusabali

Desa Kukuh Panen 60 Ton Padi Organik

  • www.nusabali.com-desa-kukuh-panen-60-ton-padi-organik

TABANAN, NusaBali
Petani Subak Jaka, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, panen perdana padi organik di lahan seluas 10 hektare.

Petani mendapatkan hasil 60 ton. Gabah petani dibeli oleh BUMDes Kukuh Winangun seharga Rp 6.050 per kilogram. Panen padi organik dihadiri oleh Ketua Komisi I DPRD Tabanan Putu Eka Putra Nurcahyadi, Kepala Bapelitbang Ida Bagus Wiratmaja, Kepala Dinas Pertanian Nyoman Budana, Kadis PMD Roemi Sulistyowati, dan Muspika Marga, Kamis (5/6).

Perbekel Desa Kukuh, I Made Sugianto, mengatakan petani di Subak Jaka mendapatkan sertifikat organik pada tahun 2019. Dari 22 hektare lahan pertanian secara organik, baru 10 hektare yang mendapatkan sertifikat organik dari LeSOS. Diharapkan seluas 12 hektare lagi bisa mendapatkan sertifikat organik tahun ini. Petani di Subak Jaka mulai bercocok tanam tanpa pupuk kimia sejak tahun 2016. “Hasil panen perdana padi organik ini cukup menggembirakan. Rata-rata 6 ton per hektare. Estimasi kami dari 10 hektare ini menghasilkan 6 ton gabah,” ungkap Sugianto.

Sugianto mengatakan, di masa pandemi Covid-19 ini Pemerintah Desa hadir untuk menyemangati petani. Saat petani organik kesulitan menjual gabah, pemerintah desa melalui BUMDes. BUMDes mendapat transfer dana Rp 100 juta dari desa untuk beli gabah organik Rp 6.050 per Kg. Lebih mahal dibanding gabah konvesional dengan harga Rp 4.000 per Kg. BUMDes Kukuh Winangun mengolah gabah itu menjadi beras organik. “Kami sudah buat MoU dengan Perusahaan Daerah Dharma Santika Tabanan. Beras organik dibeli dengan harga Rp 13.050 per Kg,” ungkap Sugianto.

Sugianto mengaku tertarik budidaya pertanian organik agar punya produk unggulan desa. Menurutnya, produk yang unik dan spesifik punya pasar khusus dan harganya lebih mahal. Sementara Ketua Komisi I DPRD Tabanan, Putu Eka Putra Nurcahyadi, mengapresiasi inovasi Desa Kukuh dalam pengembangan pertanian organik. Diharapkan, beras organik ini menjadi produk unggulan Desa Kukuh. Sedangkan Kepala Dinas Pertanian Tabanan, Nyoman Budana, mengungkapkan di Kabupaten Tabanan ada 7 subak organik. Diharapkan Subak Jaka Desa Kukuh tetap konsisten menjalankan pertanian organik. “Kami dari dulu bekerjasama dengan Subak Jaka, kami sering pakai percontohan dalam kerjasama program,” ungkap Budana.

Kepala Bapelitbang, Ida Bagus Wiratmaja, menegaskan tidak perlu pusing memikirkan pasar beras organik. Melalui program ASN peduli, Pemkab Tabanan beli 110 ton beras setiap bulan. “Pemkab masih kekurangan beras. Jadi beras ini sudah punya pasar yang jelas,” ungkap pejabat asal Geria Cau Belayu Kecamatan Marga ini. Ditegaskan, beras produk Gerbang Pangan Serasi (GPS) wajib dibeli oleh Pemkab Tabanan. Dijelaskan, GPS adalah pola tanam organik dan pemberlakukan tanaman juga secara organik. Dari sekian subak yang ikut progam GPS, Desa Kukuh salah satunya telah mendapatkan sertifikat organik. “Setiap ASN dapat 15 Kg beras. Seluruhnya beras GPS dibeli oleh Perusahaan Daerah Dharma Santika,” tegas IB Wiratmaja. *k21

Komentar