nusabali

Lily of The Valley Rilis Debut EP Perdana 'Self-Titled'

  • www.nusabali.com-lily-of-the-valley-rilis-debut-ep-perdana-self-titled

DENPASAR, NusaBali
Unit post-rock asal Kota Denpasar, Lily of The Valley resmi merilis debut Extended Play (EP) perdananya pada akhir Mei 2020 lalu.

Mini album ini merupakan penanda baru dalam perjalanan band yang digawangi oleh Baihaki Sifa (vokal dan gitar), Komang Tri Lugiantara (bass), Ijal Faiz (lead gitar), dan Roy Khun Thasin (drum), dan Andra Andree (synth/keyboard dan backing vokal) ini.

Bertajuk 'Self-Titled', mini album ini berisi empat single. Perilisannya didahului dengan satu single pembuka, 'Restless Soul' yang dirilis lebih awal pada tahun 2019. Single ini direkam secara tracking di Antida Music Production. Sedangkan ketiga single lainnya, 'Fire', 'Talk', dan 'Wild' direkam secara live di Kubuku Studio.  Sementara itu, proses mixing dan mastering mini album ini dikerjakan oleh Tude Arta Sedana di Kubuku Studio. Di mini album ini, band yang dibentuk tahun 2016 silam ini juga menyertakan visual artwork yang digarap oleh Ramdaniansyah, dan konsep desain oleh Randy Saputra.

Dalam debut EP ini, Lily of The Valley berbicara tentang dinamika dan dualisme dalam berkehidupan. "Mengadaptasi pengalaman, cerita, atau yang dirasakan oleh lingkungan sekitar mengenai dilematisnya segala aspek kehidupan manusia," tutur Baihaki, vokalis sekaligus gitaris Lily of The Valley pada NusaBali, Rabu (3/6/2020).

Mereka menghadirkan buah dari proses kreatif yang telah dilalui tahun demi tahun sejak awal bermusik bersama-sama. Materi dalam setiap lagu di dalamnya juga diharapkan dapat menggambarkan segi musikalitas dan mampu menjadi entitas dari berbagai eksplorasi yang telah dilakukan.

Musik yang dihadirkan merupakan berbagai hasil eksperimen unsur-unsur rock instrumental, klasik, dan ambient yang juga terinspirasi dari perkembangan musik rock era 90-an. Melalui serangkaian sudut pandang, Lily of The Valley mengembangkan segi gaya musikal mereka dengan luapan perasaan, pesan, dan suasana dalam harmoni musik itu sendiri.

Menurut Baihaki, kondisi saat ini rasanya memang bukan waktu yang tepat untuk merilis karya di tengah keadaan industri yang sedang terjun bebas. Namun, ia dan kawan-kawannya meyakini karya mereka bisa menjadi peran lain meskipun tidak seperti yang diharapkan biasanya. "Menghadapi 'hantu' dengan cara beraktivitas di rumah menuai berbagai dampak. Ada yang merasa terbelenggu, ada pula yang terbiasa," katanya.

Debut EP perdana ini dirilis dalam bentuk digital melalui kanal Spotify, iTunes, Bandcamp, Deezer, dan lainnya. Mereka juga merilis official audio & artwork melalui laman YouTube.

Melalui rilisan ini, Lily of The Valley memperlihatkan cara untuk mau menerima sekaligus membebaskan diri. Sebab, bagi mereka musik mampu menjadi salah satu medium untuk 'menjelajah' ke manapun yang dimau. "Semoga rilisan ini dapat mengiringi perjalanan setiap pendengar kami," harapnya.*cr75

Komentar