nusabali

Eks TPA Jagaraga Jadi Percontohan Lahan Pangan Organik

  • www.nusabali.com-eks-tpa-jagaraga-jadi-percontohan-lahan-pangan-organik

Kopabara akan mengolah lahan, sedangkan DLH menyuplai pupuk organik untuk pengembangan tanaman organik,

SINGARAJA, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng menggandeng Koperasi Pangan Bali Utara (Kopabara) berencana akan memanfaatkan eks Tempat Penampungan Akhir (TPA) di wilayah Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Buleleng. Lahan yang terbengkalai selama 16 tahun setelah TPA dipindahkan ke Bengkala tersebut akan dimanfaatkan sebagai lahan tanaman pangan organik.

Kepala DLH Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, Rabu (3/6) menjelaskan, rencana membuat pilot project lahan tanaman pangan organik itu akan dipastikan Kamis (4/6) ini setelah peninjauan langsung bersama Kopabara yang akan menggarap lahan. “Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan sebagai lahan tanaman pangan organik percontohan yang dikerjasamakan, karena lahan ini kan bekas TPA,” jelas Ariadi.

Mantan Camat Gerokgak ini juga menjelaskan selain persoalan tanah bekas TPA, yang masih menjadi kendala persolan air untuk pengairan pertanian. Selama ini sambungan air yang ada di eks TPA memang menggunakan air PDAM. Namun jika dimanfaatkan untuk pertanian mungkin akan dipikirkan penjajakan dengan subak setempat untuk mendapatkan pengairan.

Eks lahan TPA seluas 84 are ini terakhir kali dimanfaatkan pada tahun 2004 silam. Selama ini memang terbengkalai dan tidak dimanfaatkan tetapi sudah mulai ada tumbuhan yang hidup di lahan bekas TPA ini. “Kalau bisa dimanfaatkan mungkin harus ditambah tanah suburnya lebih banyak, tetapi sekarang sudah ada tumbuhan yang hidup di sana,” ungkap Kadis Ariadi.

Jika proyek percontohan ini jadi, DLH dengan Kopabara akan berbagi tugas. Kopabara mengolah lahan, sedangkan DLH menyuplai pupuk organik secara gratis produksi dari Tempat Penampungan Sampah Terpadu (TPST) Komposting Jagaraga.  “Kami sangat antuasias menyambut kerjasama ini, karena kami punya produk pupuk organik yang selama ini juga diperbantukan kepada kelompok petani atau OPD yang mengajukan permohonan, kami berikan secara gratis sebagai promosi juga,” ungkap dia.

Sementara itu TPST Komposting Jagaraga yang rutin mengolah sampah organik menjadi kompos, per tahunnya dapat memproduksi 80 ton pupuk organik. Produksi pupuk organik di Buleleng dari pengolahan sampah juga disumbang dari Tempat Penampungan Sampah (TPS) 3R (reuse, reduce, recycle) yang ada di 26 desa di Buleleng.

Rata-rata TPS 3R itu menghasilkan 4-5 ton pupuk organik per tahunnya yang masih dimanfaatkan di lokalan desa pengelola TPS 3R. “Ini juga upaya kami membiasakan masyarakat menggunakan pupuk organik yang bisa dibuat sendiri dengan pengelolaan sampah organik rumah tangga sehari-hari,” jelasnya.*k23

Komentar