nusabali

Tekanan Harga Menurun, Bali Terkena Deflasi

  • www.nusabali.com-tekanan-harga-menurun-bali-terkena-deflasi

DENPASAR,NusaBali
Tekanan harga masih menunjukkan penurunan, dan Bali pun mengalami deflasi pada Mei 2020.

Deflasi terutama pada komoditas canang sari, cabai rawit, bawang putih telur ayam ras, dan emas perhiasan.  “Turunnya tekanan harga disebabkan oleh masih lemahnya permintaan akibat terhentinya industri pariwisata yang merupakan dampak dari Covid-19,” Kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali Trisno Nugroho, Selasa (2/6).

Menurut Trisno Nugroho, terjaganya pasokan dan distribusi pada bulan Ramadhan juga menjaga harga bahan pangan stabil. Hal  ini disebabkan terjadinya panen cabai di sentra-sentra utama serta telah tibanya pasokan bawang putih.

Trisno Nugroho mengungkapkan, berdasarkan perhitungan BPS, pada Mei 2020, Provinsi Bali mengalami deflasi sebesar 0,11 persen  (mtm), sedikit lebih tertahan dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,33 persen (mtm). Sementara itu pencapaian inflasi Nasional tercatat sebesar 0,08 persen (mtm).

Secara tahunan, inflasi Bali tercatat sebesar 2,05 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan Nasional yang sebesar 2,19 persen (yoy).  “Namun demikian, inflasi Bali pada Mei 2020 masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 3,0 persen ±1 persen (yoy).

Sedangkan deflasi terjadi pada kedua kota sampel Indeks Harga Konsumen (IHK) yakni  kota Denpasar yang tercatat sebesar -0,10 persen (mtm) dan kota Singaraja mencatat inflasi sebesar -0,22 persen (mtm).

Deflasi inti (Core Inflation) pada bulan Mei tercatat sebesar 0,31 persen  (mtm), turun lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar -0,02 persen (mtm). Penurunan ini terjadi akibat turunnya sebagian besar komoditas di dalam kelompok ini, terutama untuk canang sari, pasta gigi, biskuit, dan emas perhiasan. Adapun penurunan harga emas perhiasan sejalan dengan menurunnya harga emas dunia seiring dengan mulai berjalannya perekonomian di sebagian negara industri.

Sejalan dengan hal tersebut, pada Mei ini komoditas Volatile Food juga mengalami deflasi sebesar 1,20 persen (mtm), tertahan jika dibandingkan dengan April 2020 (-1,41 persen (mtm). Penurunan terdalam terlihat untuk cabai rawit, ikan tongkol yang diawetkan, bawang putih, telur ayam ras, dan cabai merah. Dimulainya panen cabai di sentra-sentra utama serta telah tibanya pasokan bawang putih menjadi faktor utama rendahnya harga komoditas ini.

Trisno Nugroho menyatakan Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada Juni 2020 akan tetap terkendali dan berada pada kisaran sasaran 3,0±1 persen. Meskipun demikian, dimulainya bantuan sosial pemerintah dan rencana menghentian PSBB berpotensi meningkatkan tekanan inflasi pada Mei 2020. *K17.

Komentar