nusabali

Anggota ST Banjar Penebel Kaja Membuat Alat Fogging Mandiri

Hasil Penjualan Akan Disumbangkan

  • www.nusabali.com-anggota-st-banjar-penebel-kaja-membuat-alat-fogging-mandiri

TABANAN, NusaBali
Musim penghujan membuat kasus demam berdarah dengue (DBD) merebak. Untuk mengantisipasi itu seluruh masyarakat diminta ikut melakukan pemberantasan sarang nyamuk.

Yang menarik di Tabanan, Sekaa Teruna (ST) Wrdhi Stiti Bhakti Banjar Penebel Kaja, Desa/Kecamatan Penebel, membuat karya berupa alat fogging mandiri. Bahkan rencananya profit dari penjualan alat fogging itu akan disumbangkan kepada masyarakat yang dirumahkan akibat Covid-19.

Alat fogging yang dibuat dikerjakan oleh 8 orang anggota ST di Balai Banjar Penebel Kaja. Bentuk alat tersebut sangat praktis dan mudah dibawa, tidak seperti alat fogging pada umumnya milik pemerintah. Kini alat fogging tersebut sudah laku 18 unit di seputaran kota Tabanan. Harga jual per unit Rp 375 ribu.

Ketua ST Wrdhi Stiti Bhakti, I Gusti Agung Prasta Bisana, mengungkapkan awal mula ST Desa Adat Penebel bisa memproduksi alat fogging bermula dari melihat alat fogging di sejumlah lapak dan akun dengan harga mahal.

Dengan kondisi itu sejumlah anggota ST terinspirasi untuk membuat alat fogging yang harganya ekonomis, dan bisa dioperasikan oleh semua orang. Terlebih Desa Penebel sudah membeli 1 alat fogging sehingga alat tersebut dijadikan contoh. “Akhirnya kami langsung melihat alat yang dibeli itu dari luar, dan langsung coba mempraktikkan,” kata Gusti Bisana, Selasa (2/6).

Kata dia bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat alat fogging tersebut di antaranya kawat tembaga, pompa air dengan kapasitas 2 liter, selang kecil dan sedang, klem, flamegun, dan lain-lain. “Kami kerjakan bersama delapan orang anggota ST, di Balai Banjar Penebel Kaja dengan tetap mengikuti protokol pencegahan Covid-19,” ungkapnya.

Satu unit alat fogging bisa dikerjakan dalam rentang waktu 1 jam lebih. Sebab menurut mereka, proses pembuatan tidak begitu sulit. Bahkan dalam kurun waktu 3 jam saja mereka sudah bisa selesaikan 3 unit alat.

Mengenai permodalan, menurut Gusti Bisana, menggunakan kas ST. Kini alat fogging yang dibuat sudah laku 18 unit di seputaran kota Tabanan. Satu unit alat fogging dijual seharga Rp 375 ribu, dan jika pembeli menambah gas harganya Rp 400 ribu. Dan hasil dari penjualan jika sudah banyak nantinya akan disumbangkan kepada masyarakat yang dirumahkan akibat Covid-19 khusus di Banjar Penebel Kaja.

“Kami sudah jual 18 unit. Selain dijual juga kami gunakan untuk menyemprot di wilayah Banjar Penebel Kaja, dengan terlebih dahulu melapor ke puskesmas dan desa bahwa akan melaksanakan fogging mandiri,” tutur Gusti Bisana.

Pemakaian alat fogging tersebut tergantung dari kapasitas gas dan cairan antinyamuk. Jika diisi penuh, 1 unit alat bisa untuk menyemprot 5-7 rumah.

Sementara itu, Perbekel Penebel I Gusti Agung Ketut Sastrawan mengaku sangat bangga dengan kreativitas anak-anak muda. Apalagi dengan niat mulia bilamana hasil penjualan terkumpul, akan disumbangkan dalam bentuk sembako buat masyarakat yang terkena dampak Covid-19. “Intinya kami dari pemerintah desa bersinergi dengan adat, selalu support generasi muda kita untuk berkarya. Semoga mereka bisa menemukan jati dirinya dengan belajar, bekerja, dan bermasyarakat,” tegas Gusti Sastrawan. *des

Komentar