nusabali

Gus Marhaen Ajak Buruh Bangunan Apel Bersama

Cara Unik Yayasan Kepustakaan Bung Karno Peringati Hari Lahir Pancasila

  • www.nusabali.com-gus-marhaen-ajak-buruh-bangunan-apel-bersama

DENPASAR, NusaBali
Ada yang unik dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di Museum Agung Bung Karno, Senin (1/6) kemarin.

Pendiri Yayasan Kepustakaan Bung Karno, Gus Marhaen mengajak para buruh bangunan yang sedang membangun Museum Agung Pancasila, apel bersama di halaman depan museum yang berlokasi di Jalan Raya Puputan Denpasar.

Tampak para buruh menggunakan pakaian seadanya, sesuai yang mereka gunakan saat bekerja. Sebelum memulai apel, mereka pun diberikan wejangan tentang makna yang tertuang dalam Pancasila, dan sekaligus diajak secara bersama-sama mengucapkan Pancasila. Apel yang dilakukan secara sederhana namun penuh makna ini, ditutup dengan doa bersama.

Ditemui seusai apel, Gus Marhaen mengatakan, kehadiran buruh dalam peringatan yang terlibat dalam apel Lahir Pancasila, menandakan bahwa rakyat hadir sesuai dengan Nawacita yang digaungkan pemerintah. “Yayasan Kepustakaan Bung Karno yang sedang membangun Museum Agung Pancasila, telah bergerak dan hadir memperhatikan kaum marhaen yang diwujudkan dengan mengajak warga yang ada di sekitar untuk bersama-sama membangun museum. Jadi kami merekrut tenaga buruh harian agar mereka mampu bertahan di tengah kondisi saat ini, bahkan itu kami lakukan sebelum adanya wabah Covid-19 ini,”  katanya. 

Artinya, jelas dia, para buruh ini mampu ‘bernapas’ di tengah pandemi ini. Karena, para buruh dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka dipekerjakan tanpa embel-embel setengah gaji ataupun dirumahkan tanpa bayaran. 

“Kendatipun ekonomi sedang terpuruk, tentu kami bayar mereka dengan lancar. Karena, mereka adalah tulang punggung keluarga yang harus kami perhatikan, baik jasmani maupun rohaninya,” imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, pria berjiwa nasionalis inipun menuturkan tentang kesaktian dari Dasar Negara Republik Indonesia, yakni Pancasila. “Jadi bahwa Pancasila itu sakti? Iya. Pancasila Hebat? Iya. Pancasila itu segala-galanya dalam berbicara kemanusian. Itu kata kunci. Maka bersyukurlah dan berbanggalah bahwa kita rakyat Indonesia mempunyai tokoh dan Bapak Bangsa Bung Karno,” tegasnya.

Menurut Gus Marhaen, kendatipun seluruh masyarakat, bahkan dunia mengerti dan paham tentang Pancasila, namun saat itu kondisi Negara Indonesia berbeda, sedang tidak kondusif. Di mana pemahaman, pembelajaran sangat kurang dan masih terjadi bayang-bayang penjajahan bangsa asing, sehingga berbeda dengan era sekarang yang penuh dengan informasi dari berbagai media.

Kendatipun demikian, zaman itu, kata Gus Marhaen, begitu hebatnya Soekarno yang mampu mengumpulkan anak bangsa melalui Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan disitulah tercetus lima sabda yang disebut Pancasila. “Jadi, berbicara tentang Pancasila di saat ini yang merupakan kelahirannya, sangatlah relevan dalam berbicara hari kekinian. Contohnya kita dihadapkan dengan Covid-19 ini,” tegasnya.

Dalam kesempatan ini, Gus Marhaen mengajak seluruh komponen bangsa saling bergotong-royong dalam menghadapi pandemi ini. Karena ke depannya, akan dihadapkan suasana yang kurang kondusif. “Jadi hadirnya momen Hari Lahir Pancasila ini, mengajak komponen bangsa untuk melawan apa yang akan kita hadapi pasca Covid-19. Itulah Pancasila, yang di dalamnya saling hormat menghormati, menghargai, saling mencintai. Jadi apapun dampak dari Covid-19 itu, adalah musuhnya dari Pancasila. Maka dari itu, momen lahirnya Pancasila sekarang, walaupun dalam kesederhanaan, prinsip yang ada didalamnya adalah penting dalam upaya mengantisipasi keadaan pasca Covid-19,” tandasnya. 

Pihaknya pun berharap bahwa negara harus hadir dan berkewajiban serius, tidak hanya fokus sekadar penanggulangan Covid-19 semata. Akan tetapi, juga memikirkan dan bertindak serius juga terhadap dampak negatif yang lainnya. “Negara juga harus hadir memikirkan efek budi pekerti dari rakyat Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Jangan sampai mereka kelaparan yang akhirnya budi pekerti mereka sirna,” pungkasnya. 7 isu

Komentar