nusabali

Peringatan Malam Renungan AIDS Nusantara 2020, Diramaikan Panjul cs

  • www.nusabali.com-peringatan-malam-renungan-aids-nusantara-2020-diramaikan-panjul-cs

MANGUPURA, NusaBali
Peringatan Malam Renungan AIDS Nusantara 2020 yang dilaksanakan pada Minggu (31/5) digelar melalui siaran langsung Instagram dan media sosial lainnya yang disiarkan langsung melalui akun milik personel Panjul cs.

Kegiatan yang bertajuk ‘Panjul cs Mekedekan Bersama KPA Badung’ yang berlokasi di Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung ini merupakan inisiatif salah satu personel Panjul cs, yakni Made Widiantara alias Penyu yang juga merupakan bagian dari KPA Badung untuk menyebarkan kesadaran atau awareness mengenai AIDS melalui komedi.

Pembawaan acara dengan menghadirkan unsur komedi juga sekaligus untuk tetap mengapresiasi para seniman yang juga terkena dampak pandemi Covid-19 sehingga tidak bisa tampil dalam event kesenian. “Di samping itu kita selaku seniman tidak bisa memberikan sumbangan sembako atau apa, nah ini yang kita persembahkan untuk masyarakat kita, himbauan tentang covid, tentang HIV/AIDS, karena kita sadar bahwa saat ini kita fokus ke Covid saja. Kita tidak mau HIV ini ditinggalkan,” ujar Made Widiantara. 

Para personel Panjul cs yang terdiri dari Penyu (Made Widiantara), Panjul (Wayan Sastrawan), dan Tumplir (Dedi Prayadnya) membawakan materi seputar AIDS yang tentu saja dipenuhi dengan humor. “Kita menggandeng KPA Badung pertama ya jelas tentang apa itu HIV, penyebarannya, penyebaran saat ini di Badung itu berapa, yang paling ditakutkan saat ini bukan hanya virusnya, tetapi stigma diskriminasi di masyarakat, itu yang kita takutkan,” lanjut Made Widiantara.

Stigma yang berujung pada diskriminasi terhadap ODA (Orang Dengan AIDS) memang masih menjadi persoalan di masyarakat. Namun, dari pantauan KPA Badung, kini masyarakat mulai perlahan-lahan sudah mulai sadar dan mau berbaur atau terbuka dengan ODA. “Untuk saat ini khususnya Kabupaten Badung masih ada stigma, akan tetapi tidak seperti dulu di tahun-tahun sebelumnya,” jelas Ketua Panitia Peringatan Malam Renungan AIDS Nusantara 2020, I Putu Hardy Sarjana.

Tingkat kesadaran atau keterbukaan masyarakat terhadap ODA ini juga turut dibarengi dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri tanpa khawatir hal tersebut akan dianggap tabu atau terdiskriminasi. “Apalagi PL-PL (Partner in Learning) kami itu anak muda semua, jadi untuk pendekatan kita itu pendekatan secara persuasif dalam artian kita mendekati dengan dari hati ke hati,” tambah Hardy Sarjana.

Dengan demikian, maka tolak ukur tingkat keberhasilan dalam menangani HIV/AIDS di masyarakat, bukan berdasarkan turunnya angka masyarakat yang terkena HIV/AIDS, namun dengan tingginya tingkat kesadaran masyarakat untuk memeriksakan dirinya yang dapat dilakukan secara gratis di puskesmas-puskesmas. 

Selain melalui acara malam renungan ini, KPA Badung juga tetap melakukan penyuluhan bahkan di situasi pandemi yang membuat ruang gerak untuk menjalankan penyuluhan menjadi terbatas. Penjangkauan di 62 desa dan kelurahan pun tetap dilakukan dengan memanfaatkan media sosial. “Untuk saat ini pendampingan ODA tetap berjalan, tes mobile VCT juga berjalan, walaupun dalam pandemi ini kita ada keterbatasan, jadi tidak boleh berkumpul. Yang selanjutnya program ke masyarakat dalam artian penyuluhan tetap berjalan tapi dengan ruang lingkup yang terbatas,” tandas Hardy Sarjana.*cr74

Komentar