nusabali

Pendidikan Karakter Berbasis Ekoliterasi Cocok bagi yang di Rumah Saja

  • www.nusabali.com-pendidikan-karakter-berbasis-ekoliterasi-cocok-bagi-yang-di-rumah-saja

Work from Home akhir-akhir ini membuat ruang gerak manusia menjadi sulit. Manusia sebagai makhluk sosial seperi kita ini agak sulit bersosialisasi.

Dosen Jurusan Dharma Acarya, STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Terhitung dari pertengahan Maret 2020, pemerintah mengambil kebijakan bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan berdoapun dari rumah. Kondisi pandemi Covid-19 di negeri ini belum menunjukkan adanya penurunan kasus, maka dari itu pilihan ini masih tetap diberlakukan. Informasi terakhir dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID19 per 12 Mei 2020 yang positif sekitar 14.749, sembuh 3.063, meninggal 1.007. ini menunjukkan masih adanya trend kenaikan jumlah kasus, walaupun kalau dilihat hari perhari sempat terjadi penurunan.

Sekian lama berada di rumah membuat hampir semua dari kita mengalami kebosanan. Terutama anak-anak, yang biasanya bisa bermain dengan teman-temannya, namun dengan adanya situasi ini mereka merasa terbelenggu di rumah saja. Anak-anak akan mengalami mengalami kenjenuhan yang mendalam. Mereka akan mecari perhatian orang tua mereka dengan melakukan kegiatan-kegiatan negatif yang nantinya malah merusak karakter anak serta dapat merusak lingkungan rumah. 

Kebosanan ini kalau tidak mampu diatasi takutnya akan menjadi sebuah stress yang mengguncang kejiwaan. Walaupun stress juga dibutuhkan, namun stress yang negative akan mengakibatkan hal yang kurang baik. Hal ini akan merusak segalanya. Apa yang seharusnya dilaksankan akan terbengkalai begitu saja. Hal terburuk bisa saja akan terjadi suasana yang buruk antar anggota keluarga. Dengan demikian dikira perlu untuk melakukan hal-hal yang positif. 

Hal positif yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan aktifitas bersama dengan anggota keluarga seperti contohnya melakukan aktifitas memasak bersama, belajar bersama, bermain bersama, bahkan bisa merawat lingkungan bersama. Banyak yang tidak menyadari bahwa pandemic ini menyadarkan kita dimana lingkungan sangatlah penting untuk dijaga dan dilestarikan. Kesibukan kita ketika sebelum masa pandemic ini mungkin sangat sibuk sampai tidak ada waktu untuk menjaga lingkungan. 

Dengan demikian saat inilah tepat bagi kita semua untuk mearawat lingkungan kita. Mata kita terlalu jauh memandang selama ini. Kadang pandangan yang dekat sering kita lupakan. Mungkin perlu sedikit menunduk menoleh dan memperhatikan lingkungan sekitar. Ajak anggota keluarga anak-anak, istri, suami, dan semuanya untuk melakukan hal tersebut. Terutama anak-anak sangat baik jika dari kecil sudah ditanamkan untuk menanam, merawat, membersihkan, dan melestarikan lingkungan.

Yang perlu ditingkatkan adalah pemahaman mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Belakangan ini kita kenal dengan Ekoliterasi. Ekoliterasi merupakan peningkatan pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku, berlandaskan ekologi. Ekologi tentunya merupakan ilmu yang mempelajari hubungan organisme terhadap lingkungannya. Interaksi antara individu dengan lingkungannya dan antar sesame individu. Jadi Ekoliterasi dasarnya adalah Ekologi itu sendiri. Namun Ekoliterasi merupakan upaya sadar terhadap Ekologi tersebut. Dengan kata lain bisa kita katakana sebagai melek lingkungan. 

Melek lingkungan di sini maksudnya ketika seseorang sudah tercerahkan mengenai pentingnya memelihara dan melestarikan lingkungan hidup. Maka dari itu jika seseorang telah sampai pada kondisi dimana telah menyadari pentingnya lingkungan bagi kehidupannya dan lkehidupan semua makhluk hidup di dunia ini, di situlah bisa kita sebut dengan dengan Ekoliterasi. Dengan kesadaran ini, kita semua akan berfikir dua kali bahkan sekian kali dalam bertindak di setiap aktivitas yang kita jalani di bumi ini. Termasuk gaya hidup, perilaku, etika yang kita lakukan di bumi ini harus mengedepankan nilai-nilai karakter yang positif dalam melestarikan lingkungan.

Karakter Ekoliterasi ini semestinya akan lebih baik jika ditumbuhkan dari usia kanak-kanak. Dipupuk sedemikian rupa sehingga terus subur menjadi kebiasaan hidup yang nantinya membudaya. Budaya positif ini akan memberikan hal positif pula kepada diri kita. Jika lingkungan kita baik, bersih, dan sehat tentunya kita akan mendapatkan banyak manfaat. Hidup kita akan selalu sehat jika lingkungan kita jaga kebersihannya. Fikiran kita akan tidak mudah bosan jika kita merawat lingkungan kita. Aktifitas kitapun akan lebih bersemangat didukung oleh lingkungan yang nyaman.

Nah, di masa pandemic inilah saatnya kita mengajak semua anggota keluarga terutamanya anak-anak untuk senantiasa merawat dan melestarikan lingkungan ini. Ketika kita harus di rumah saja, hal terbaik kita lakukan kesadaran Ekoliterasi ini di lingkungan rumah kita. Sebut saja ini merupakan titik awal kesadaran lingkungan kita. Dengan merawat lingkungan rumah, senantiasa akan membuat rumah kita nyaman sehingga selama masa pandemic ini, bahkan setelah pandemic ini berakhir akan mebuat kita betah di rumah, serta nyaman melakukan aktivitas di rumah.

Namun pertanyaannya adalah bagaimana caranya kita memulai menanamkan kesadaran melek lingkungan ini kepada anak-anak kita. Tentu caranya dengan dimulai dari orang tua sendiri. Orang tua harus bisa mengajak anak ikut dalam menanam tumbuhan, membersihkan lingkungan. Percuma saja jika orang tua tidak melek lingkungan. Pembelajaran yang paling baik ialah learning by doing. Belajar secara langsung, praktek langsung dalam melawat lingkungan. Jelaskan kepada mereka bahwa lingkungan merupakan rumah yang senantiasa harus dirawat dan dijaga. Untuk merasa nyaman dan sehat berada di rumah tentu harus bersahabat terhadap lingkungan.

Guru juga bisa membantu anak didik untuk lebih melek lingkungan. Ekoliterasi ini hendaknya dibawa ke dalam ranah endidikan. Di dalam pembelajaran semestinya didesain sebuah pembelajaran yang diselipkan atau dilandasi ekoliterasi ini. Guru misalnya bisa mengintruksikan siswanya untuk melakukan pembelajaran berkaitan dengan lingkungan. Mungkin kedengaranya hal ini bisa dilakukan hanya ketika mendapat pelajaran IPA. Tentu tidak demikian. Pelajaran yang lain pun bisa diselipkan dengan ekoliterasi ini. Ingat bahwa lingkungan bukan hanya sekedar alam saja, namun juga proses interaksi sosial dan segala isi alam tersebut. 

Dalam pelajaran ilmu sosial misalnya guru memberikan intruksi sisanya untuk menjaga hubungan baik antara anggota keluarga di rumah. Contoh yang paling sederhana yaitu dengan memberi salam, dan peduli terhadap kondisi anggota keluarga. Jangan biarkan anak bersikap antipasti antar sesame. Begitu pula pelaran yang lain, dalam pelajaran Bahasa Inggris misalnya bisa dilakukan dengan cara belajar bahasa Inggris dengan mengenal lingkungan sekitar, melatih vocabulary atau kosa kata secara langsung dengan mengenal satu per satu nama kata benda yang ada di alam. atau membuat tulisan peringatan untuk menjaga alam denga menggunakan kalimat Bahasa Inggris.

Lingkungan yang nyaman tentu membuat aktifitas kita di rumah akan lebih baik. Kita akan lebih produktif walaupun bekerja, belajar, dan berdoa dari rumah. Tentu kita tidak akan mudah bosan, sebab lingkungan yang nyaman. Walaupun dalam masa Pandemi covid-19, fikiran kita akan tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh permasalahan pandemic ini. Lingkungan akan menghipnotis fikira kita untuk lebih tenang dalam menaghadapi masalah, serta jika diteapkan kepada putra-putri kita akan sangat baik dimana mereka akan dapat belajar sambil menjaga lingkungan mereka. Pendidikan karakter akan menjadi optimal di lingkungan keluarga. Tanamkanlah dari sini, dari keluarga. Tanamkanlah saat ini, saat pandemic ini. Berusahalah bersahabat terhadap lingkungan anda.*


*. Tulisan dalam kategori OPINI adalah tulisan warga Net. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Komentar