KONI Diuji Menjelang Lengser

Pada masa jabatan satu tahun menjelang berakhir itu justru muncul banyak keluhan terutama dari kalangan atlet dan pelatih Pelatda Bali. Uang insentif mereka tak kunjung cair selama tiga bulan terakhir. Hingga KONI dituding enggan mengeluarkan anggaran, tapi berharap prestasi bagus pada PON Papua nanti. 

Menurut Bidang Etika dan Hukum KONI Bali, Fredrik Billy pada Jumat (29/5), kepengurusan KONI Bali akan berakhir berdekatan dengan pelaksanaan PON di Papua. Artinya, PON Papua jadi ajang pembuktian ketua umum induk organisasi olahraga di Bali itu. 

"Untuk masa jabatan selanjutnya, tergantung kesepakatan cabor. Kan hanya boleh dua periode menjabat Ketum KONI Bali," kata Fredrik Billy. 

Pria yang juga Waketum Pengprov Perkemi Bali itu menegaskan, sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga AD/ART setiap empat tahun sekali wajib menggelar Musyawarah KONI Provinsi Bali. Sedangkan setiap tahun ada rapat anggota. Merujuk AD/ART agendanya memang pemilihan Ketua Umum KONI Bali periode 2021-2025. 

"Namun sebelum jabatan berakhir, KONI Bali akan menghadapi event besar dalam hal ini PON Papua. Saya harap, situasi sekarang ini untuk pola pembinaan jangan sampai terputus," kata Fredrik Billy. 

Dengan berakhirnya dua periode apakah ketua umum dapat menjabat kembali, kata Fredrik Billy, jika dipandang perlu bisa saja dilanjutkan. Namun semua itu kembali kepada keinginan anggota, dalam hal ini Pengprov cabor. 

“Jika anggota bilang lanjut langsung diteruskan. Kenapa begitu, karena cabor pemegang hak suara. Jika menginginkan figur baru, jelas akan berproses lagi,”kata Fredrik Billy. 

Menurutnya, meskipun jabatan berakhir pada 16 Desember 2021, tapi boleh juga diperpanjang enam bulan ke depan atau maksimal setahun (dua kali masa perpanjangan). Yang jelas semua itu sepanjang anggota menyetujui, dan tinggal dilaporkan ke KONI Pusat.dek