nusabali

Tinju Serahkan ke KONI Bali

Kelanjutan Pelatda Jangan Dipaksakan

  • www.nusabali.com-tinju-serahkan-ke-koni-bali

Kalau program terlalu dipaksakan, itu yang kami tidak mau. Karena akan memberatkan semua pihak. Sebab, pihak Pengprov cabor juga kesulitan anggaran.

DENPASAR, NusaBali

Pengprov Pertina Bali menyerahkan sepenuhnya keputusan kelanjutan program Pelatda Bali ke KONI Bali. Hal itu dilakukan menyusul polemik program tersebut yang berujung pada belum cairnya uang insentif latihan atlet maupun pelatih.

Selaku cabor yang meloloskan atlet ke PON Papua XX/2021, apapun keputusan KONI, Pertina Bali akan mengikutinya. Hanya saja, sebelum memutuskan membatalkan Pelatda Bali agar lebih dulu berbicara debfab melibatkan semua pihak di bidang olahraga.

"Harapan kami ada statmen resmi dari Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi. Dan, prinsip kami tetap percaya dengan informasi resmi dari satu pintu. Itu alangkah jauh lebih bagus," kata Sekum Pertina Bali, Made Subagiadnya, Kamis (28/5).

Jadi apapun keputusannya, kata Subagiadnyana,  terserah Ketua Umum KONI Bali. Keputusan itu akan dihormati sebagai pihak yang memiliki kapasitas sebagai Ketua. Dengan harapan program Pelatda Bali jangan sampai dipaksakan.

"Kalau program terlalu dipaksakan, itu yang kami tidak mau. Karena akan memberatkan semua pihak. Sebab, pihak Pengprov cabor juga kesulitan anggaran," kata Subagiadnya.

Mengapa? Menurutnya, pada prinsipnya jika petinju terus berlatih, tanpa ada kompetisi yang pasti jelas akan membuat jenuh. Hal itu juga yang membuat pihak Pertiba Bali merasa kasihan kepada para atlet.

Sebab jika dilanjutkan terus, kata Subagiadnya, pelaksanaan PON masih panjang atau bisa mulai awal 2021.  Namun, kata Subagiadnya, hal itu akan lebih baik jika keputusan yang diambil melibatkan semua pihak yang berkepentingan.

"KONI Bali harus secara gamblang menjelaskan kenapa penghentian Pelatda. Dengan penjelasan yang akurat kita berharap tidak ada dusta diantara kita," kata Subagiadnya.

Sementara itu Ketua Umum KONI Gianyar, Pande Purwata menilai keolahragaan itu sejatinya program berkelanjutan dan berkesinambungan tanpa harus hitung-hitungan ada kejuaraan atau tidak ada kejuaraan. Harapan Pande Purwata, jangan sampai saat akan ada kejuaraan baru mempersiapkan diri berlatih.

Menurutnya, prestasi itu tidak bisa diraih secara instan dan membutuhkan latihan terarah dan terprogram, dsiplin dan jiwa patriot. Untuk mewujudkan hal itu, katanya, pasti membutuhkan dana.

"Harapan saya pemerintah memberikan kebijakan dan toleransi tidak memotong anggaran Pelatda ini, sehingga latihan atlet tetep jalan dengan mengikuti protokol kesehatan," kata Pande Purwata.

Apalagi rajin berolahraga juga salah satu cara menghindari penularan virus corona. Kalau toh anggaran Pelatda tidak dapat dibantu penuh kan tinggal menyesuaikan nominal insentif yang diterima atlet.

“Saya yakin atlet pasti bersedia yang penting disampaikan saja. Sehingga latihan atlet Pelatda tetap jalan meskipun PON diundur," kata Pande Purwata. *dek

Komentar