nusabali

Harga Sewa Kamar Hotel Turun Drastis

Wisatawan yang menginap tidak dapat breakfast

  • www.nusabali.com-harga-sewa-kamar-hotel-turun-drastis

AMLAPURA, NusaBali
Harga sewa kamar hotel saat pandemi virus corona turun drastis. Saat normal sewa kamar Rp 1 juta per malam, kini terpelanting Rp 1 juta hingga Rp 850.000 sebulan.

Pengelola hotel banting harga daripada kosong tidak terpakai. Di Karangasem ada 6 hotel berbintang, 207 hotel non bintang dengan fasilitas 2.360 kamar. Ketua PHRI Karangasem yang juga Manager Hotel Ashyana Candidasa, I Wayan Kariasa, mengatakan biaya operasional hotel cukup tinggi. Di antaranya biaya listrik, air, laundry, sabun, pasta gigi, bersih-bersih kamar, mini bar, kolam renang, wifi gratis, dan sebagainya. Menurut Wayan Kariasa, pengelola hotel banting harga daripada kamar hotel tidak terpakai. Terpenting ada pemasukan untuk bayar listrik dan air. Namun ada layanan yang dikurangi. Biasanya bersih-bersih kamar setiap hari, kali ini dilakukan seminggu sekali.

Wisatawan yang menginap tidak dapat breakfast atau sarapan pagi. Sehingga sewa itu murni untuk sewa kamar saja. “Memang rugi, tidak masuk hitung-hitungan manajemen, tidak sesuai neraca, apa boleh buat daripada kosong,” kata Wayan Kariasa, Rabu (27/5). Dikatakan, di Karangasem masih ada wisatawan asing yang menginap, walau tidak banyak. Wisatawan yang berwisata di Karangasem itu memilih tidak pulang karena negaranya lockdown.

Wisatawan yang menginap juga tidak punya cukup biaya, mereka bertahan di Karangasem sambil bekerja secara online. Agar irit biaya penginapan, wisatawan asing beralih menginap di hotel berbiaya murah. “Di Hotel Ashyana terdiri dari 20 kamar. Tarif kamar hotel Rp 850.000 selama sebulan,” jelas Wayan Kariasa. Rata-rata hotel di Karangasem banting harga. Awalnya Rp 5 juta per kamar per malam, maka Rp 5 juta itu bisa untuk 3-5 malam. Bahkan kebanyakan hotel tidak beroperasi, memilih tutup dan merumahkan karyawannya.

Terpisah, Manager Hotel Puri Bagus Candidasa I Gusti Agung Bagus Krisna Putra mengaku belum berani menerima wisatawan yang hendak menginap. Sebab hotel tempatnya bekerja dengan fasilitas 48 kamar masih fokus menerima PMI untuk menjalani karantina. “Kami masih fokus membantu pemerintah untuk menampung PMI menjalani karantina,” kata Agung Krisna Putra. Diakui, tidak mungkin di hotel tempatnya bekerja menerima wisatawan untuk menginap, sementara ada PMI yang menjalani karantina. “Kan tidak mungkin antara wisatawan dengan PMI berbaur di satu hotel,” tambahnya. *k16

Komentar