nusabali

Terkubur Selama 57 Tahun di Bekas Alur Tukad Unda Barat

Palinggih Bedugul Pura Puseh Katiagan Ditemukan Setelah Hilang Pasca Erupsi Gunung Agung 1963

  • www.nusabali.com-terkubur-selama-57-tahun-di-bekas-alur-tukad-unda-barat

Selain Palinggih Bedugul, ada empat palinggih tua Pura Puseh Katiagan, Desa Kamasan yang masih terkubur, yakni Palinggih Pemajangan, Palinggih Gunung Batur, Palinggih Surya-Akasa-Langit-Bulan, dan Palinggih Pilah/Batu Lapak

SEMARAPURA, NusaBali

Setelah terkubur material erupsi Gunung Agung selama 57 tahun sejak 1963, Palinggih Bedugul Ida Sang Hyang Gayatri dan Ida Batari Uma Pura Puseh Katiagan, Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung akhirnya berhasil ditemukan krama pangempon. Palinggih berbahan semen ini ditemukan terkubur di tegalan bekas alur Tukad Unda Barat kawasan Subak Pegatepan, Desa Kamasan, Selasa (26/5), yang berjarak sekitar 100 meter arah timur dari Pura Puseh Katiagan.

Pencarian titik terkuburnya Palinggih Bedugul ini dilakukan berkaitan dengan rencana pengempon untuk menyusun purana Pura Puseh Katiagan. Menurut Kelian Pura Puseh Katiagan, Ida Bagus Ketut Danendra, penyusunan purana diharapkan rampung sebelum karya agung di pura tersebut pada Anggara Kliwon Medangsia, Selasa, 7 Oktober 2020 mendatang.

Gus Danendra menyebutkan, pencarian titik Palinggih Bedugul Pura Puseh Katiagan ini melibatkan 4 tukang gali. Proses pencarian dilakukan selama sebulan penuh, sejak 26 April 2020 lalu. Upaya pencarian tidaklah mudah, karena palinggih setinggi 150 cm dengan lebar 50 cm ini sudah terkubur sangat lama.

Menurut Gus Danendra, ujung palinggih baru bisa ditemukan setelah menggali di titik kedelapan di areal tegalan bekas alur Tukad Unda Barat di Subak Pegatepan, tepatnya perbatasan Dusun Sangging-Dusun Kacangdawa, Desa Kamasan. Dari 7 titik yang sudah digali sebelumnya masing-masing sedalam 2 meter, belum berhasil menemukan pelinggih tersebut. Namun, 4 tukang gali tidak patah arang.

Gus Danendra sendiri terus berkoordinasi dengan panglingsir (tetua) yang dulunya mengetahui keberadaan palinggih sebelkum Gunung Agung meletus tahun 1963. Termasuk juga tangkil ke sulinggih dan menempuh upaya niskala.

“Akhirnya, bagian atas Palinggih Bedugul Pura Puseh Katiagan berhasil ditemukan pada penggalian titik kedelapan, 22 Mei 2020 lalu," ungkap Gus Danendra saat ditemuai NusaBali di lokasi penemuan Palingguh Bedugul, Selasa kemarin.

Mantan Perbekel Kamasan dua kali periode ini mengatakan, penggalian terus dilanjutkan dengan hati-hati, sehingga seluruh bagian palinggih berhasil dilihat utuh pada kedalaman 2 meter lebih. Saat ditemukan, Palinggih Bedugul masih dalam posisi berdiri tegak. Semua bagian juga masih utuh.

Hingga Selasa kemarin, Palinggih Bedugul Pura Puseh Katiagan ini masih dibiarkan berada di posisi semula pada kedalaman lebih dari 2 metar di bawah permukaan tanah. Menurut Gus Danendra, pihaknya berencana menghaturkan banten pejati, soroan, peras, prayascita, dan suci pada Buda Pon Bala, Rabu (27/5) ini. “Ke depannya, tempat ini akan kami tata," katanya.

Gus Danendra belum bisa menjelaskan bagaimana kaitan sejarah antara Palinggih Bedugul dengan Pura Puseh Katiagan. Yang jelas, Palinggih Bedugul sejak awal berada di posisinya ditemukan. Hanya saja, palinggih ini terkubur oleh material letusan Gunung Agung tahun 1963.

Gus Danendra mengisahkan, pihaknya hanya mendapatkan pawisik (petunjuk niskala) ketika berkeinginan menyusun purana Pura Puseh Katiagan. Sesuai pawisik, sebelum disusun purana, lebih dulu harus ditemukan keberadaan lima palinggih tua yang berkaitan dengan Pura Puseh Katiagan.

Selain Palinggih Bedugul, empat palinggih tua dimaksud, masing-masing Palinggih Pemajangan, Palinggih Gunung Batur/Lebah, Palinggih Surya-Akasa-Langit-Bulan, dan Palinggih Pilah/Batu Lapak. "Sampai saat ini baru Palinggih Bedugul yang berhasil ditemukan. Sedangkan untuk 4 palinggih lainnya, masih dilakukan penggalian," ujarnya.

Dijelaskan, dulunya lokasi temuan Palinggih Bedugul ini  merupakan alur Tukad Unda Barat. Namun, karena erupsi Gunung Agung tahun 1963, palinggih ini terkubur material berupa pasir. Sebaliknya, areal Pura Puseh Katiagan berada di dataran tinggi yang berjarak sekiotar 100 meter arah barat dari Palinggih Bedugul.

Sementara itu, Camat Klungkung Komang Gde Wisnuadi sudah sempat turun ke lokasi temuan Palinggih Bedugul Puira Puseh Katiagan. Demikian pula Kabid Cagar Budaya Dinas Kebudayaan-Kepemudaan-Olaharaga Klungkung, Wayan Sumerta, juga sempat turun bersama Kasi Pendataan dan Regristrasi Cagar Budaya, Made Gede Sarjana.

"Kami sudah turun untuk mengecek dan mengambil dokumentasi. Selanjutnya, kami akan bersurat kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali terkait penemuan Paliggih Bedugul ini," ujar Wayan Sumerta, Selasa kemarin. *wan

Komentar