nusabali

KONI Bali Dinilai Gagal

Hak Insentif Atlet dan Pelatih

  • www.nusabali.com-koni-bali-dinilai-gagal

Masak memfasilitasi pencairan setengah saja atau untuk keperluan pencairan atlet Pelatda tidak mampu. Jangankan nominal banyak, uang insentif latihan atlet dan pelatih saja dulu.

DENPASAR, NusaBali

KONI Bali di bawah Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi dkk dinilai gagal memperjuangkan hak atlet dan pelatih. Hal itu da, buntut belum cairnya uang insentif latihan bagi atlet dan pelatih Pelatda Bali.

Uang insentif itu sudah 'membeku' dan tak kunjung cair selama tiga bulan. Bahkan, sejak diputuskan menggelar program Pelatda Bali sejak akhir Februari lalu, uang insentif latihan itu tak kunjung diterima atlet. Alhasil, KONI Bali disebutkan gagal dalam memfasilitasi atlet maupun pelatihnya. Mereka hanya menjabat formalitas dan patut dipertanyakan posisinya.

"Kami sempat dikumpulkan Ketum KONI Bali, jawabannya waktu itu harus memahami semua ini demi kepentingan bangsa dan negara. Tapi sayang, Suwandi waktu itu tidak bicara soal memfasilitasi atlet dan pelatih. Ini menandakan dia gagal sebagai pucuk pimpinan olahraga di Bali," ucap salah satu pelatih kepala PON Bali, yang juga petinggi pengurus Pengprov cabor, Senin (25/5).

Semestinya, kata pengurus yang bersangkutan, jangan menyerah begitu saja. Sebab, anggaran awal KONI Bali pada tahun 2020 senilai Rp 50 miliar.

"Masak memfasilitasi pencairan setengah saja atau untuk keperluan pencairan atlet Pelatda saja tidak mampu. Jangankan nominal banyak, untuk uang insentif latihan atlet dan pelatih saja dulu, saya rasa itu tidak terlalu banyak dari total 261 atlet dari 28 cabor itu," katanya.

Dia menyebutkan, jangan sampai bagi pengurus KONI Bali terkesan cuci tangan. Jabatannya diambil sebagai Ketua Umum KONI Bali, dengan gagahnya menyandang predikat ketua, tapi kewajibannya mesti jalan juga.

Sementara itu Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi dikonfirmasi terpisah terkait keluhan atlet dan pelatih termasuk soal dinilai gagal tidak mampu memperjuangkan hak atlet dan pelatih, dibandingkan KONI Kabupaten/Kota lainnya di Bali seperti KONI Gianyar, KONI Buleleng, KONI Klungkung, KONI Kota Denpasar yang tetap mendapatkan hibah bahkan dalam jumlah full sebelum akhirnya ada yang dirasionalisasi, enggan menanggapinya.

"Penjelasan saya sudah cukup tentang kondisi KONI Bali kepada pelatih dan atlet. Dan, saya tidak akan ulang-ulangi lagi hal itu. Dan, kami siap tidak populis,karena ini semua demi kepentingan bangsa dan negara dalam penanganan Covid-19," kata Suwandi.

Sedangkan Ketua Umum KONI Badung Made Nariana menegaskan, semua pihak harus memahami atas kondisi yang ada akibat Pandemi Covid-19. Saat ini orientasi anggaran memang diarahkan kesana. Itu semua karena PON ditunda.

Dia berharap program Pelatda Bali juga harus digeser dulu sampai kondisi memungkinkan. Toh sekarang tidak boleh latihan kumpul bersama. "Harapan kami demikian, program Pelatda digeser saja," harap Nariana.

Sedangkan Ketum KONI Buleleng, Nyoman Artha Widnyana berharap KONI Bali terus berkoordinasi lebih intensif dengan Pemprov Bali. Hal itu untuk mencairkan dana, sesuai kebutuhan saat ini.

"Soal atlet Buleleng yang ada di Pelatda Bali, kita percayakan saja sepenuhnya kepada KONI Bali untuk pencairannya," tegas Artha Widnyana.

Disisi lain Binpres KONI Bali Nyoman Yamadhiputra sempat mengakui memang semakin banyak keluhan sekarang ini. "Keluhan memang semakin banyak," kata Yamadhiputra. *dek

Komentar