nusabali

Saat SD Sempat Kebal Gigitan Ular

Di Balik Siswa SMPN 1 Semarapura Pingsan Digigit Ular

  • www.nusabali.com-saat-sd-sempat-kebal-gigitan-ular

Candrawati menyayangkan warga sempat mengira anaknya itu pingsan karena Corona.

SEMARAPURA, NusaBali
Berselang sehari pasca dililit ular Iiton sepanjang 2 meter pada lehernya, seorang siswa kelas XII SMPN 1 Semarapura, Klungkung, Gusti Ngurah Bagus Permana,16, menjalani upacara Bayuh Oton. Pambayuhan dilaksanakan di Banjar Lila, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, Rahina Sukra Pon Perangbakat, Jumat (22/5) sore. Sementara itu, Bagus Permana sejak duduk di bangku SD sudah biasa digigit ular, namun tidak apa-apa.

Ritual Bayuh Oton digelar karena kebetulan merupakan otonannya, terlebih Bagus Permana sempat pingsan saat dililit ular Piton, di depan Pura Dalem Majapahit, Jalan Kresna, Lingkungan Pande, Kelurahan Semarapura Klod Kangin, Kecamatan Klungkung, Kamis (21/5) pukul 11.00 Wita. "Dari pagi saya sudah siapkan upakaranya, dan upacara Bayuh Otonnya akan dilaksanakan di rumah di Banjar Lila, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem," ujar ibunda Gusti Ngurah Bagus Permana, Ni Putu Candrawati,36, saat ditemui di tempat kontrakannya, Jalan Ratna, Lingkungan Kemoning, Kelurahan Semarapura Klod, Kecamatan Klungkung, Jumat (22/5).

Sementara itu, saat ditemui, kondisi anak itu masih tampak lemas dan wajah agak bengkak. Matanya juga masih lebam. Namun secara umum kondisinya sudah stabil dan bisa beraktivitas seperti biasa di rumah. Namun Bagus Permana dari pagi memilih diam di rumah. Jelas ibunya yang sehari-hari berjualan bubur keliling di Pasar Galiran, Klungkung ini, mengaku sangat kaget dengan apa yang menimpa putranya. Karena informasi awal, anaknya digigit ular. "Pada saat kejadian saya tumben ikut suami (Gusti Made Parwani, 40,Red), bekerja jadi tukang bangunan di Karangasem. Pas kerja saya pertama kali mendapat telepon dari anak bungsu saya (Gusti Ayu Permitasari) jika kakaknya sampai pingsan katanya karena digigit ular," ungkap Candrawati.

Awalnya Candrawati tidak menyangka anaknya sampai pingsan karena digigit ular. Karena sejak Bagus Permana duduk di bangku SD sudah biasa digigit ular namun tidak apa-apa. "Awalnya tidak khawatir, karena anak saya memang sering digigit ular peliharaannya. Tapi saya khawatir ketika diberitahu anak saya pingsan dan dirawat di UGD RSUD Klungkung," ujarnya.

Ternyata setelah tiba di RSUD Klungkung, anaknya itu pingsan karena dililit ular pada lehernya. Tak berselang lama anaknya mulai sadarkan diri dan dibolehkan pulang sore itu juga pukul 17.00 Wita. Karena wajah putranya itu masih membengkak dan lebam, Candrawati pun berencana akan mengajak putranya segera kontrol ke Poliklinik RSUD Klungkung, menggunakan BPJS Kesehatan. "Semoga anak saya tidak apa-apa," harapnya, sembari menyebut anaknya juga suka menangkap menangkap dan memelihara biawak.

Dia mengaku sempat menonton video kejadian yang menimpa putranya itu. Candrawati menyayangkan warga sempat mengira anaknya itu pingsan karena Corona, sehingga sempat ada yang takut untuk memberi pertolongan. Namun saat itu ada yang mengenali anaknya, dan melihat ada ular melilit leher anaknya. "Akhirnya ada warga yang menolong anak saya saat pingsan," ujarnya.

Sementara itu, Bagus Permana, nampak masih agak trauma dengan ular yang melilit lehernya, sehingga ular itu masih dibiarkan diamankan di Mapolres Klungkung. "Saya tidak jadi memelihara ular itu, rencananya memang mau dipelihara di rumah (Jalan Ratna, Lingkungan Kemoning, Klungkung)," ujarnya.

Gusti Permana menceritakan, dua bulan lalu dirinya memang memelihara seekor ular Piton kecil di dalam toples di rumahnya. Namun saat itu ularnya tiba-tiba lepas dengan sendirinya. Kemudian tanpa sengaja  dia dikasi minta ular oleh pamannya di Klungkung. "Pas ular ini mau saya bawa pulang, leher saya dililit," ujarnya. *wan

Komentar