nusabali

Nelayan Hilang Saat Mancing di Water Blow

  • www.nusabali.com-nelayan-hilang-saat-mancing-di-water-blow

Saat sampannya terbalik, korban sempat menelepon kerabatnya agar minta bantuan ke Basarnas. Saat tim penolong tiba di TKP, yang ada hanya bangkai sampan.

MANGUPURA, NusaBali

Seorang nelayan bernama I Made Dolpin, 35, dilaporkan hilang saat memancing di perairan Water Blow, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Rabu (20/5) siang. Nelayan asal Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, itu diduga digulung ombak saat melakukan aktivitas di sekitar perairan yang dikenal dengan keganasan ombaknya itu. Hingga Kamis (21/5), petugas Badan Nasional dan Pertolongan (Basarnas) Denpasar masih melakukan pencarian terhadap nelayan naas tersebut.

Kepala Basarnas Denpasar I Gede Darmada menerangkan, hilangnya nelayan tersebut diketahui pada Rabu sekitar pukul 14.00 Wita. Korban yang diketahui tinggal di kawasan Jimbaran itu melakukan aktivitas memancing menggunakan sampan berukuran kecil. Nah, saat itu korban memancing sendirian di sebelah Utara perairan Water Blow, Nusa Dua, Kuta Selatan. Saat kejadian sampan yang digunakannya dihantam gelombang hingga terbalik. Saat itu korban sempat menghubungi kerabatnya, I Nyoman Supawan, 35, melalui ponsel agar segera menghubungi petugas Basarnas dan kepolisian untuk melakukan pencarian di sekitar 3,6 kilometer arah Utara perairan tersebut. Kerabat yang mendapat informasi itu langsung meneruskan laporan ke Basarnas.

“Laporan masuk ke Basarnas pada Rabu pukul 14.10 Wita atau 10 menit pascakejadian itu. Tim langsung bergerak cepat untuk melakukan penyelamatan terhadap nelayan itu,” ujar Darmada, Kamis (21/5) siang.

Tim Basarnas Denpasar kemudian berkoordinasi dengan Kepolisian untuk bergerak dari Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan. Sebanyak 8 personel SAR dan Kepolisian bergerak menggunakan dua unit rigid inflatable boat (RIB) ke lokasi tenggelamnya nelayan tersebut. Namun, setibanya di TKP, hanya bangkai sampan yang kelihatan. Sementara, korban tidak ditemukan. Pun saat pencarian itu, petugas kesulitan karena kondisi gelombang yang tinggi. Meski demikian, petugas tetap menyisir sekitar lokasi hingga Rabu malam pukul 19.00 Wita. Karena kondisi cuaca serta jarak pandang yang kurang maksimal, proses pencarian akhirnya dihentikan dan baru dilanjutkan pada Kamis (21/5) pagi.

“Memang gelombang sangat ekstrem di TKP sampan tenggelam itu. Gelombang tingginya mencapai 4 meter. Kita kerahkan tim dan peralatan yang mumpuni untuk proses pencarian itu,” ungkap Darmada.

Karena tidak membuahkan hasil pencarian pertama, tim kembali diterjunkan pada Kamis pagi pukul 06.30 Wita. Untuk proses pencarian hari kedua, menurut Darmada, fokus penyisiran dari pantai Nusa Dua hingga lokasi atau titik sampan dihantam gelombang. Selain itu, pihaknya juga akan menyusuri radius 9,6 km ke arah Utara dari TKP. Hal ini untuk menjaga kemungkinan korban terseret ombak setelah sampannya terbalik. Proses pencarian lain oleh pihak Basarnas dengan menyusuri daratan sepanjang pantai di Nusa Dua. Satu tim khusus menyisir daratan sepanjang sekitar 4 km untuk menjaga kemungkinan nelayan itu terdampar di tepi pantai.

“Memang fokusnya masih di laut. Namun, kami tentu mengantisipasi dugaan nelayan itu sudah terdampar di bibir pantai. Makanya, tim darat juga kita kerahkan. Saat ini proses pencarian masih berlangsung,” ungkap Darmada.

Masih menurut Darmada, pada proses pencarian hari kedua, pihaknya sedikit kewalahan karena kondisi cuaca tidak mendukung. Dimana, angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan masih berlangsung di lokasi pencarian. Kalau pencarian belum membuahkan hasil, Basarnas akan melanjutkan pencarian pada Jumat (22/5) pagi ini.

“Sesuai standar operasional prosedur (SOP), kita punya waktu tiga hari pencarian korban hilang. Kalau ada keluarga yang meminta perpanjangan, tentu dilakukan lagi hingga tujuh hari. Namun, kalau tetap tidak membuahkan hasil, pencarian dihentikan. Tapi, penghentian itu bukan berarti stop total. Kalau ada tanda-tanda di lapangan, tim akan kami kerahkan lagi,” tutur Darmada. *dar

Komentar