nusabali

Buleleng Cairkan Stimulus BLT - LPM Mei 2020

  • www.nusabali.com-buleleng-cairkan-stimulus-blt-lpm-mei-2020

Tercatat ada 13 LPM di Buleleng yang akan diberikan stimulus agar bisa beroperasi membeli gabah petani.

SINGARAJA, NusaBali

Pemkab Buleleng memastikan pencairan dana stimulus berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada Lumbung Pangan Masyarakat (LPM), Mei 2020. Karena kebanyakan gabah petani ini tidak laku terjual karena terdampak wabah Covid-19.

Sekretaris GTPP (Gugus Tugas Percepatan Penanganan) Covid-19 Buleleng Gede Suyasa, usai memimpin rapat finalisasi penguatan ekonomi, Selasa (19/5), mengatakan besaran dana BLT yang diberikan kepada masing-masing LPM akan disesuaikan dengan omzet mereka. Awalnya, ada pemikiran stimulus yang diberikan antara Rp 20 juta - Rp 25 juta per LPM. Namun secara teknis, analisa akan dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, termasuk menyusun draf penetapan besaran BLT kepada masing-masing LPM. “Ada 13 kelompok LPM yang masih aktif di Buleleng. Ini yang nanti diberikan bantuan stimulus. Tinggal menunggu SK penetapan besarannya saja dari bupati. Bulan ini sudah bisa dicairkan,” jelas Suyasa.

Masih kata Suyasa, skema kebijakan ekonomi berupa bantuan stimulus murni bersumber dari APBD Kabupaten Buleleng tahun 2020. Pemberian stimulus ini merupakan salah kegiatan yang ditanggung Pemkab Buleleng secara murni. Suyasa menambahkan, dengan membantu para LPM agar petani dapat menjual gabah mereka. Sehingga LPM juga bisa beroperasi kembali membeli gabah petani yang tergabung dalam LPM. “Saat ini kita melakukan rapat finalisasi untuk proses pencairan bantuan, kepada siapa saja yang akan dibantu, dengan kreteria-kreteria yang sudah dibuat oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng,” ujarnya.

Untuk diketahui, sektor pertanian ikut terimbas Covid-19. Pada musim panen pertama (Kerta Masa) periode April-Mei, petani kesulitan menjual gabah mereka. Biasanya, petani sudah bisa menjual ketika padi masih menguning. Namun, situasi Covid-19, tidak ada saudagar yang datang menawar padi milik petani. Alhasil, petani terpaksa memanen padi mereka, dengan biaya yang tidak sedikit. Setelah diolah menjadi gabah pun, petani masih sulit menjualnya. Di Buleleng sendiri, pada produksi gabah kering giling hingga Mei 2020, tercatat 10.534 ton, dari luas lahan 35 hektar.  “Ini bisa dimaklumi, karena mereka (Saudagar,Red) juga takut keluar dalam situasi Covid-19 ini. Sehingga tidak banyak petani bisa menjual langsung padinya. Petani terpaksa memanen sendiri padi mereka,” terang Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta.

Menurut Sumiarta, keluhan para petani itu sudah disikapi dengan memberikan stimulus kepada Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) untuk membeli gabah petani. LPM ini merupakan kelompok petani dengan kapasitas penggilingan teratas hingga 500 kilogram per jam, dan hanya bisa beroperasi 4-5 jam. Keputusan pemberian stimulus, diambil dalam rangka penguatan ekonomi di Kabupaten Buleleng. *k19

Komentar