nusabali

Pandemi Covid-19, Harga Sayur Turun 50 Persen

  • www.nusabali.com-pandemi-covid-19-harga-sayur-turun-50-persen

TABANAN, NusaBali
Pandemi Covid-19 mengakibatkan petani sayur di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, terdampak.

Selain tidak lagi memasok sayur ke hotel, harga sayur juga turun sekitar 50 persen.  Seorang petani di Banjar Pemuteran, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, I Wayan Ada mengungkapkan akibat pandemi sekarang petani di kawasan Desa Candikuning mengalami kesulitan. Selain tidak lagi memasok sayur ke hotel, harga sayur turun sekitar 50 persen. “Untuk saat ini kami memang tidak menanam sayur untuk kebutuhan hotel, agar tidak rugi. Saya tanam sayur untuk kebutuhan lokal saja,” ungkap Wayan Ada, Minggu (17/5).

Kata dia, harga sayur turun 50 persen. Dia memberi contoh harga bawang pre (daun bawang). Sebelum adanya pandemi di tingkat petani harga mencapai Rp 10 ribu per kilogram. Dan di tengah pandemi saat ini harga hanya di kisaran Rp 4 ribu per kilogram di tingkat petani. “Harga turun 50 persen hampir terjadi di seluruh jenis sayuran,” ucap Wayan Ada.

Meskipun demikian Wayan Ada mengaku masih bisa bersyukur. Meski harga turun dan tidak memasok sayur ke sejumlah hotel, sayur yang ditanam masih bisa dijual di pasar tradisional. “Tetap masih bisa bersyukur meskipun sebelum pandemi penyerapan sayur ke hotel dan restoran lebih tinggi dibandingkan di pasar lokal,” tuturnya.

Sementara itu, Perbekel Desa Candikuning I Made Mudita menyebutkan meskipun serapan sayur ke hotel dan restoran menurun, petani tidak ada yang sampai tidak menggarap lahan. Bahkan di tengah pandemi ini justru mereka tambah semangat, karena sayuran yang dihasilkan masih bisa dibawa ke pasar lokal. “Lahan tidak sampai tidak ada yang digarap, karena permintaan sayur masih ada meskipun menurun,” kata Mudita.

Diakuinya khusus di Desa Candikuning sebagian besar warganya memang bertani sayur. Daerah yang sentral menanam sayur ada di Banjar Kembang Merta, Banjar Pemuteran, Banjar Batusesa, Banjar Bukit Catu. “Sekarang mereka menanam sayur yang lokal, seperti wortel, bawang pre, kentang, dan selada. Artinya lahan petani tidak sampai kosong meskipun pasokan pengiriminan sayur yang dibawa ke hotel dan restoran berkurang,” tandas Mudita. *des

Komentar