nusabali

Aksi Seniman Mural Merespons Pandemi

  • www.nusabali.com-aksi-seniman-mural-merespons-pandemi

Duo street artists yang tergabung dalam Komunitas The Pojoks ini merefleksikan kondisi dan situasi masyarakat saat ini melalui materi visual dengan gaya mereka masing-masing. 

DENPASAR, NusaBali
Pandemi virus Corona atau Covid-19 telah mendorong banyak orang untuk ikut terlibat membantu dengan caranya masing-masing. Seniman mural Wild Drawing (WD) dan Silly In Art (Slinat), misalnya, yang merespons pandemi dengan menggelar penggalangan dana untuk tenaga medis melalui aksi live mural pada Kamis (14/5/2020) dan Sabtu (16/5/2020).

Aksi tersebut disiarkan langsung melalui akun Instagram mereka dengan tajuk 'Jauh di Mata Dekat di Hati'. Lewat siaran tersebut, duo street artists yang tergabung dalam Komunitas The Pojoks ini merefleksikan kondisi dan situasi masyarakat saat ini melalui materi visual dengan gaya mereka masing-masing. 

WD dengan ciri khas mural tiga dimensinya melukis gambar seorang perempuan yang melayang keluar dengan latar tembok dan pintu yang tertutup rapat. Mural yang diberi nama 'Break Free' ini dilukis di tembok kebun milik Komang Guna Warma atau Kupit 'Nosstress' di kawasan Tonja, Denpasar Utara.

Potrait tubuh perempuan sengaja ia lukis sedikit blur untuk merepresentasikan jiwa yang keluar sedangkan raganya masih terkunci di dalam. "Pandemi Covid-19 telah membuat kita semua terkunci. Perempuan tersebut adalah perdambaan kita terhadap kebebasan seperti dulu," jelas seniman yang enggan disebutkan namanya ini. 

Mural dengan lebar 3 meter dan tinggi 3 meter ini WD kerjakan selama tiga hari menggunakan cat tembok. "Hari pertama aku bikin latarnya dulu. Hari kedua, ketika live selama satu jam, aku bikin potrait perempuannya. Sekarang (hari ketiga) aku tinggal merampungkan dengan sentuhan akhir atau finishing," kata seniman yang pernah berpameran tunggal di Rumah Sanur beberapa waktu lalu ini.

Sementara itu, Slinat dengan ciri khasnya menggambar potrait perempuan Bali kuno lengkap dengan atributnya yang mengenakan masker gas dengan latar ilustrasi virus berukuran raksasa. Mural dengan tinggi 2 meter dan lebar 1,5 meter tersebut dilukis di kediamannya di kawasan Kesiman, Denpasar Timur. "Jadinya ukuran mural menyesuaikan dengan space yang terbatas ini," katanya  

Desain mural yang belum ia beri judul ini sudah disiapkan sejak dua hari sebelum siaran langsung. "Sedangkan eksekusi gambarnya aku kerjakan satu jam sebelum siaran. Jadi sebelum mulai, muralnya sudah separuh jadi. Separuhnya lagi aku kerjakan ketika siaran langsung dalam waktu 45 menit itu," ujar Slinat. 


Beberapa hari sebelumnya, WD juga membuat mural berukuran lebih besar di lokasi yang sama. Mural berjudul 'Message' memperlihatkan sepasang kekasih yang terpisah oleh jarak yang digambarkan dengan ilustrasi virus. Di lahan kosong di depan mural, dibuatkan replika tunas yang berjejer dengan bahan triplek untuk menambah kesan tiga dimensi.

Kata seniman asal Nusa Penida ini, lukisan tersebut adalah representasi pandemi Covid-19 yang memaksa manusia berjarak dengan rutinitas kesehariannya dan sesamanya, bahkan dengan yang dicinta. "Pandemi ini juga tentang jeda  Jangan-jangan pandemi ini hadir untuk 'menyembuhkan' semua ini? Atau hadir untuk memikirkan 'benih' kehidupan yang baru?," tanyanya.*cr75

Komentar