nusabali

Putra Banyuning Sumbangkan THR Rp 47 Juta untuk Sembako

  • www.nusabali.com-putra-banyuning-sumbangkan-thr-rp-47-juta-untuk-sembako

Sukses di ibukota tak membuat melupakan kampong halaman. Seluruh THR disumbangkan untuk dijadikan ratusan paket sembaako.

SINGARAJA, NusaBali

Banyak upaya dilakukan dalam berbagai bantuan kemanusiaan di tengah pandemi Covid-19. Seperti yang dilakukan salah satu krama Banjar Adat Banyuning Timur, Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng, Nyoman Sueta. Pria yang berkarier di PT Pertamina ini, memberikan seluruh THR (Tunjangan Hari Raya) yang didapat sebesar Rp 47 juta, untuk dibagikan kepada krama di Banjar Adat Banyuning Timur dalam bentuk paket sembako. Sedikitnya ada 493 krama yang mendapat bantuan paket sembako, yang dibagikan per dadia, Minggu (17/5). Paket sembako itu berisi beras, mie instan dan telur masing-masing senilai Rp 100.000

Meski tidak bisa hadir dalam pembagian tersebut, Nyoman Sueta mempercayakan pembagian paket sembako itu kepada Prajuru Banjar Adat Banyuning Timur. “Saya masih di Jakarta, tidak bisa pulang karena pandemi. Tetapi saya percayakan kepada prajuru adat Banyuning Timur,” kata Nyoman Sueta yang kini menjabat Dirut Operasional PT Trans Pasific Petrochemical Indotama, salah satu anak perusahaan PT Pertamina, Minggu (17/5).

Sueta yang tercatat sebagai alumi SMAN 1 Singaraja  mengatakan, donasi kemanusiaan yang diberikan dalam pembagian paket sembako itu bersumber dari THR yang didapat sebesar Rp 47 juta. Awalnya, sesuai imbauan dari Menteri BUMN, agar THR yang didapat oleh para Direktur BUMN dialihkan untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19, maka dia memutuskan THR yang didapat dibagikan di kampung halamannya, Banjar Adat Banyuning Timur. “Ini atas inisiatif saya. Ada juga dibagikan kepada para sopir Bluebird di seluruh Indonesia, termasuk menyumbang ventilator ke rumah sakit di Tuban, Jawa Timur,” papar Sueta, pendiri klub Motor Asaka Bali.  

Sementara dr Ketut Wenten, salah satu kerabat Nyoman Sueta yang dipercaya ikut membagikan paket sembako menjelaskan, krama yang menerima bantuan adalah krama yang sama sekali tidak mendapat bantuan dari pemerintah pusat, kabupaten, termasuk BLT (Bantuan Langsung Tunai). Hanya saja, dirinya bersama prajuru Banjar Adat Banyuning Timur harus menyeleksi ketat krama yang diberikan bantuan, karena datanya cukup banyak juga awalnya. “Kalau semuanya kami berikan, mungkin nilainya bantuannya nanti terlalu kecil. Kami kemudian menyeleksi, kepada warga yang tidak dapat seperti PNS, Polisi, TNI,dan keluarga yang kami pandang masih memiliki biaya hidup, kami adakan pendekatan agar tidak terjadi gejolak,” katanya.

Sementara Kelian Banjar Adat Banyuning Timur, Jero Ketut Winace mengatakan, untuk menghindari kerumunan warga dalam jumlah banyak, pihaknya meminta perwakilan masing-masing dadia di Banjar Adat Banyunig Timur untuk mengambil bantuan paket sembako. Pengambilan bantuan paket sembako itu sudah berisi daftar penerima di masing-masing dadia. “Jangan dilihat besar kecilnya bantuan, tetap apapun bentuk bantuan itu patut disyukuri. Ini adalah niat baik yang tulus, dan kami sangat bersyukur dan menyampaikan ucapan terimakasih atas kepedulian bagi krama kami,” katanya. *k19

Komentar