nusabali

Swab Test Massal di Seririt, PDP Positif Bertambah Satu Orang

  • www.nusabali.com-swab-test-massal-di-seririt-pdp-positif-bertambah-satu-orang

Harap-harap cemas dari 31 warga yang di-rapid test, belasan di antaranya reaktif sehingga harus dipastikan melalui swab test.

SINGARAJA, NusaBali  

Belasan warga Seririt harus menjalani swab test massal. Tindakan ini dilakukan setelah puluhan warga Seririt berkontak erat dengan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 51 dan hasil rapid test Kamis (14/5), menunjukkan reaktif. PDP 51 sendiri berasal dari Desa Lokapaksa dan disebut-sebut sebagai salah seorang pegawai instansi kecamatan sehingga semakin membuat cemas warga Seirit yang sempat berinteraksi.

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa, mengungkap ada 31 orang yang dari hasil tracing berkontak erat dengan PDP 51 dan sudah menjalani rapid test. Belasan di antaranya yang hasil rapid test reaktif diambil swab pada Minggu (17/5) dan saat ini masih menunggu hasil. “Isu terkait kondisi di Seririt masih dalam bentuk rapid test yang reaktif, semua yang rapid  sudah dilakukan swab di RS Giri Emas, kami masih menunggu hasilnya. 31 orang itu memang hasil dari tracing Tim Surverylance kami pada PDP 51,” jelas Suyasa. Meski demikian, Suyasa dalam video conferencenya Minggu (17/5) sore, mengimbau masyarakat agar tak resah dan tetap menjalankan protokol Covid-19 saja, sehingga menekan peluang jika memang ada potensi penularan.

Hingga Minggu (17/5), jumlah PDP asal Kabupaten Buleleng sendiri bertambah satu. Seorang  warga asal Kecamatan Sawan masuk RS Pratama Giri Emas untuk menjalai isolasi setelah hasil swabnya positif. Penambahan satu orang PDP terkonfirmasi positif yang dikode PPD 54 itu menambah jumlah kasus positif di Buleleng yang saat ini berjumlah 48 orang.

Suyasa mengatakan hingga saat ini Buleleng menangani 54 orang PDP kumulatif. Sebanyak 6 orang di antaranya dinyatakan negatif dan 48 orang lainnya terkonfirmasi positif. Puluhan PDP yang terkonfirmasi positif, 26 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan yang masih menjalani perawatan sebanyak 22 orang, 15 orang di antaranya di RS Pratama Giri Emas, dan 7 orang lainnya dirujuk ke rumah sakit wilayah Denpasar. “PDP 54 non PMI (Pekerja Migran Indonesia) asal Kecamatan Sawan yang swab pertamanya positif sehingga jumlah PDP terkonfirmasi positif sebanyak 48 orang,” jelas Suyasa yang juga Sekda Buleleng itu.

Sebelumnya GTPP Covid-19 Buleleng pada Sabtu (16/5) sore merujuk 4 dari 7 PDP terkonfirmasi positif ke RSUP Sanglah untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Keempatnya yakni PDP 32 yang merupakan pedagang pasar Bondalem, PDP 46 yang juga warga Desa Bondalem, PDP 51 warga asal Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt dan PDP 53 PMI asal Penuktukan Kecamatan Tejakula Buleleng.

Menurut Suyasa, dirujuknya empat PDP terkonfirmasi itu karena sejumlah pertimbangan kondisi dan hasil swab yang dijalani selama masa isolasi di rumah sakit. Mereka juga dirujuk setelah menyatakan diri siap di rawat di Denpasar. “Hal ini didasarkan kesediaan pasien dan melihat kondisi yang dihadapi pasien itu, memang ada diantaranya sudah menjalani 7 kali swab hasilnya positif terus, tim medis merujuk supaya bisa mendapatkan perawatan yang lebih intens,” tegas mantan Kadisdikpora Buleleng ini.

Mantan Kepala Bappeda Buleleng ini juga menjelaskan, isu t meninggalnya salah satu pasien di RSUD Buleleng yang diduga Covid-19 pada Sabtu (16/5). Suyasa yang mendapat laporan dari Dirut RSUD Buleleng kemarin menjelaskan pasien yang dimaksud asal Kecamatan Seririt merupakan pasien rujukan dari rumah sakit swasta di Buleleng. Pasien yang hanya sempat dirawat tak lebih dari satu hari setelah dirujuk dijelaskan secara medis, kondisinya memang memiliki penyakit bawaan dalam kurun waktu lama dengan gangguan di paru-paru. Namun GTPP Covid-19 Buleleng tak dapat memastikan apakah pasien positif Covid-19 atau tidak.

“Saat dirawat umurnya sudah mendekati 90 tahun dan telah menderita penyakit paru yang sudah berlangsung lama, sehingga ditemukan pneumonia. Kita tidak bisa simpulkan walaupun ada gejala. Setelah didalami tidak pernah keluar rumah juga sehingga kami tidak temukan ada kontak,” jelas dia.  Namun pasien dengan gejala pneumonia kedua kali di Buleleng ini tetap akan dimakamkan dengan protokol Covid-19. Tim medis yang sempat merawatnya juga akan dilakukan rapid test sebagai upaya antisipasi. *k23

Komentar