nusabali

188 Pengendara Disuruh Putar Balik

Panen Kritikan, PKM Dievaluasi Tiap Hari

  • www.nusabali.com-188-pengendara-disuruh-putar-balik

Sebanyak 53 orang pengendara yang menjalani rapid test hasilnya non reaktif.

DENPASAR, NusaBali

Hari pertama pemberlakuan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PKM) di Kota Denpasar, Jumat (15/5) pagi sekitar pukul 07.30 Wita hingga pukul 15.00 Wita tercatat sebanyak 188 pengendara diminta putar balik. Sebab, dalam pemeriksaan, mereka tidak bisa menunjukkan identitas jelas, tidak ada tujuan jelas, tanpa menggunakan masker, dan tidak membawa surat keterangan dari desa maupun tempat kerja mereka.

Dari pantauan NusaBali, dalam pemeriksaan yang dilakukan pada shift I  (07.30 - 15.00 Wita) itu, satu persatu pengendara baik roda empat maupun sepeda motor dihentikan untuk dilakukan pemeriksaan kelengkapan identitas yang dibawa oleh Tim Gabungan dari Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, TNI/Polri, Pecalang, Satpol PP Kota Denpasar.

Mereka yang diperiksa dan terbukti tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Perwali PKM langsung disuruh putar balik. Hanya berselang dua jam, puluhan pengendara khususnya sepeda motor dilarang melanjutkan perjalanan masuk Kota Denpasar dan disarankan untuk putar balik, pulang kembali ke tempat asal mereka.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Ketut Sriawan saat ditemui di Pos 5 Kebo Iwa, Denpasar Barat mengatakan, dalam pemeriksaan awal penerapan Perwali PKM ini, sebanyak 188 pengendara tidak boleh melanjutkan perjalanan. Mereka itu, tanpa identitas, tidak ada tujuan jelas, dan tanpa membawa surat keterangan.

Jumlah tersebut baru total shit pertama dari 8 titik pos penjagaan. "Ini jumlahnya totalnya 188 baru satu shift saja, kalau shift kedua itu pukul 22.00 Wita baru direkap. Untuk yang tanpa tujuan jelas termasuk tanpa identitas sebanyak 159 pengendara, kalau tanpa masker sebanyak 29 pengendara. Sedangkan untuk yang mengatakan pulang kampung sebanyak 4 pengendara," ungkapnya.

Sementara itu, kata Sriawan, untuk rapid test dilakukan terhadap 53 orang dengan hasil non reaktif. Rapid test tersebut menurutnya dilakukan karena pengendara yang diperiksa merupakan orang luar Bali, sempat bekerja ke wilayah terjangkit, dan suhu tubuh yang tidak normal.  "Luar Bali itu ada dari Lombok kita periksa, terus ada yang bekerja sebagai tukang AC yang sering mendapat kerja memperbaiki AC ke wilayah terjangkit," jelasnya.

Sriawan mengakui, hari pertama pelaksanaan Perwali PKM ini sempat mengalami kendala antrean yang cukup panjang, sehingga panen kritikan. Antrean panjang tersebut hanya beberapa meter karena pelaksanaan awal yang membuat kendaraan menumpuk khususnya di Pos 7 Penatih.  "Penumpukan hanya terjadi di Pos Penatih itu juga hanya beberapa menit saja karena awal pemeriksaan dan bisa diurai. Setelah itu landai lagi. Karena Jalan Trenggana lebih sempit dari pos lainnya dan dipakai dua jalur," jelas mantan Kabid Dalops BPBD Kota Denpasar ini.

Sriawan mengaku akan terus melakukan evaluasi terkait kendala-kendala yang dihadapi di lapangan. Bahkan, evaluasi tersebut akan dilakukan setiap hari. "Ini terus kami evaluasi, kalau ada kekurangan kami perbaiki dan tidak bisa penerapannya langsung sempurna. Karena tujuan kami jelas untuk mengurangi mobilitas warga masuk ke Denpasar untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sebab sekarang banyak yang sudah terdeteksi positif karena imported case," tandasnya.

Secara terpisah,  Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid- 19 di Denpasar, Dewa Gede Rai menyampaikan, dari hasil rapat evaluasi penerapan PKM bakal diselektifkan lagi. Artinya, tidak semua pengendara akan disetop atau diperiksa petugas. "Contoh misalnya petugas lebih banyak dilibatkan. Misalnya seperti razia polisi, kan bisa selektifkan mana yang dicurigai, umpamanya tanpa masker kan langsung kita cek. Cek suhu tubuhnya kalau panas kami cek rapid langsung, begitu," jelas Dewa Rai. *mis

Komentar