nusabali

Cegah Aroma Busuk, Sampah Dikubur di Pantai

Sampah Rumput Laut Menumpuk di Pantai Nusa Dua, Kutsel

  • www.nusabali.com-cegah-aroma-busuk-sampah-dikubur-di-pantai

MANGUPURA, NusaBali
Sampah kiriman kembali menumpuk di pesisir pantai Tanjung Benoa dan Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Rabu (13/5) pagi.

Sampah yang didominasi rumput laut itu disebabkan oleh angin timuran. Bahkan, dalam sehari, sampah yang berserakan di bibir pantai itu mencapai 6 hingga 7 ton. Untuk mencegah aroma busuk, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Badung mengubur sampah itu di pesisir pantai setempat.

Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas LHK Badung I Made Gede Dwipayana, menerangkan kemunculan sampah rumput laut ini disebabkan oleh faktor angin timuran. Sehingga, secara otomatis membawa sejumlah sampah ke tepi pantai yang ada di sebelah timur Pulau Dewata seperti pantai Nusa Dua dan Tanjung Benoa. Berbeda dengan kondisi sampah saat angin baratan, sampah yang disebabkan angin timuran ini didominasi rumput laut.

“Kalau angin baratan yang terdampak seperti Pantai Kuta, Jimbaran, Kedonganan, dan lainnya. Itu semua sampahnya bervariasi, mulai dari sampah plastik, kayu, kelapa, dan lainnya. Namun, beda dengan kondisi di sini (pantai timur). Ya, di sini cuma rumput laut,” tuturnya, Rabu (13/5) sore.

Untuk dua lokasi pantai yang sangat terdampak sampah rumput laut ini yakni Tanjung Benoa dan Nusa Dua, pihaknya sudah mengerahkan tim. Tim tersebut melakukan pembersihan kawasan pantai dari tumpukan sampah rumput laut yang bisa mengeluarkan aroma tidak sedap alias busuk. Setiap harinya, belasan personel di masing-masing lokasi mengumpulkan sampah itu ke tepi pantai untuk kemudian dikubur di pesisir setempat.

“Karena sifat dari sampah rumput laut ini tidak berbahaya dan cepat terurai, makanya kami kuburkan di pesisir pantai saja. Kami tidak evakuasi ke TPA Suwung (TPA Sarbagita di Denpasar Selatan, Red),” beber Dwipayana seraya mengakui masih ada masyarakat nelayan yang memanfaatkan rumput laut yang teronggok di tepi pantai itu.

Ditanya volume sampah rumput laut yang ditangani dalam sehari, Dwipayana menyebut kisaran 6 hingga 7 ton dalam sehari dari dua lokasi tersebut. Bahkan, dalam sepekan belakang ini saja, pihaknya sudah menguburkan sekitar 80 ton sampah rumput laut. Dalam proses penguburan sampah, pihaknya mengerahkan alat berat untuk mengeruk dan menimbun sampah rumput laut tersebut. “Kondisi sampah rumput laut ini berbeda dengan sampah lainnya. Karena, rumput laut ini sedikit lebih berat karena kondisinya masih mengandung air. Makanya, kami kerahkan alat berat juga untuk penanganan,” ucapnya seraya mengatakan kondisi seperti ini akan terus terjadi hingga angin timuran selesai. *dar

Komentar