nusabali

Komunitas 'Ketimbang Ngemis' Blusukan ke Bangli

  • www.nusabali.com-komunitas-ketimbang-ngemis-blusukan-ke-bangli

BANGLI, NusaBali
Komunitas ‘Ketimbang Ngemis’ Bali, melalui program ‘1.000 Sembako Bagi Harapan Banyak Manusia’ secara rutin setiap minggu membagikan sembako dan nasi kepada masyarakat terdampak Covid-19.

Sebelumnya, kegiatan ini merupakan program reguler komunitas yang terdiri dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, bahkan pelajar  untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Namun dalam masa pandemi, program ini kini dikhususkan untuk masyarakat yang membutuhkan uluran bantuan selama pandemi.

Tidak hanya terbatas pada satu wilayah saja, namun program ini merupakan program yang diselenggarakan ke seluruh wilayah Bali. Seperti pada Minggu (11/5), Ketimbang Ngemis Bali kembali membagikan sembako dan nasi keliling yang menyasar masyarakat Desa Bangbang dan Desa Kayubihi yang masing-masing berlokasi di Kecamatan Tembuku dan Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli.

“Biasanya kami membagi relawan kami untuk menyalurkan di seluruh wilayah di Bali, akan tetapi untuk kegiatan 1.000 Sembako Bagi Harapan Banyak Manusia ini kami setiap minggunya fokuskan ke satu  wilayah untuk mengurangi jumlah relawan yang turun langsung di tengah situasi dan kondisi yang seperti ini,” ujar AA Anggy Tryeza PN, selaku Humas Ketimbang Ngemis Bali.

Dalam aksi sosial yang berlangsung di dua desa ini, komunitas yang memiliki 112 anggota ini  membagikan kurang lebih 80 paket yang penerimanya terdaftar berdasarkan data dari desa-desa setempat. Selain itu, paket yang dibagikan ini juga dilengkapi dengan masker untuk digunakan oleh warga penerima bantuan, yang dalam penyerahannya berisi juga pesan untuk selalu menjaga kebersihan.

“Kami berkoordinasi bersama pihak desa untuk meminta informasi warganya yang memang membutuhkan uluran bantuan seperti hidup sebatang kara, tidak bisa bekerja lagi karena kondisi sakit, disabilitas, buruh tani, pedagang kecil yang sekiranya memang benar-benar memerlukan, jadi kami dikirimkan datanya oleh pihak desa dan jumlah yang dibutuhkan desa sebelum hari penyalurannya,” lanjut Anggy Tryeza.

Dalam melakukan aksi sosial ini Ketimbang Ngemis Bali tentu melakukan aksi sosial dengan tetap menerapkan physical distancing. Maka, gerakan relawan yang sebelumnya dilakukan secara menyeluruh di wilayah Bali ini kini dilakukan dengan sedikit berbeda.

“Di dalam perjalanan kami membatasi relawan yang turun langsung untuk mengalokasikan. Maksimal di dalam satu mobil hanya ada 3-4 orang dan kami juga tetap menggunakan masker, slop tangan dalam penyerahan paket tersebut dan pastinya selalu membawa handsanitizer,” jelas perwakilan komunitas yang sudah berdiri di Bali sejak tahun 2015 ini.

Tak hanya membagikan sembako di hari Minggu, lanjut Anggy, komunitas ini juga biasanya berkeliling membagikan nasi kepada warga yang dilakukan setiap hari Jumat. “Untuk berbagi nasi kami biasanya melakukannya setiap hari Jumat, tapi jika ada donatur yang menitipkan nasi selain hari Jumat biasanya kami langsung mengalokasikannya. Dan untuk pemberiannya biasanya kami keliling di jalan mencari sosok seperti pedagang kecil dan pemulung,” terangnya.

Meski program ini sejatinya memang program reguler Komunitas Ketimbang Ngemis Bali yang kemudian dikhususkan untuk pandemi Covid-19, namun terdapat sejumlah program lain yang leh komunitas ini terpaksa terhenti sementara selama wabah ini berlangsung. “Tetapi di tengah kondisi yang seperti saat ini kami juga harus menerapkan social distancing untuk memutus tali rantai penyebaran Covid-19 maka dari itu kegiatan ini kami tiadakan sampai kondisi Ibu Pertiwi membaik,” tutup Anggy.*cr74

Komentar