nusabali

PHRI Bali Prediksi Sulit Terwujud

Juni, Maskapai Internasional Dikabarkan ke Bali

  • www.nusabali.com-phri-bali-prediksi-sulit-terwujud

Slot berbagai maskapai internasional dikabarkan sudah mengisi jadwal penerbangan ke Bali di bulan Juni 2020. Bagaimana reaksi pelaku pariwisata di Bali?

DENPASAR, NusaBali
Secercah asa muncul di kalangan pelaku pariwisata yang ‘tersiksa’ selama dua bulan ini akibat ketiadaan wisatawan mancanegara. Ya, viral jadwal kedatangan maskapai asing ke Bali pada bulan Juni mendatang seolah member harapan bergeraknya kembali perekonomian Bali yang sangat bergantung pada sektor turisme itu.

Namun kabar itu pun disambut dengan harap-harap cemas. Pasalnya hingga saat ini pandemi Covid-19 juga terus menunjukkan penambahan kasus baru, sekalipun tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Pulau Dewata mencapai angka di atas 60 persen. ”Kami mengapreasi rencana tersebut, namun tak mau buru-buru magelekan, menerima begitu saja. Alasannya, terealisasi atau tidak rencana tersebut sangat tergantung perkembangan Covid-19 secara keseluruhan, baik domestik dan di mancanegara,” kata Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Agung Rai Suryawijaya ,  Jumat (8/5).

Rai Suryawijaya mengakui  sudah mengetahui adanya  jadwal atau timeline untuk transportasi  udara pada Juni mendatang, baik untuk penerbangan domestik maupun internasional. Namun tokoh pariwisata asal Desa Dalung Kecamatan Kuta Utara ini menyatakan  sulit rencana tersebut terlaksana 100 persen.

Alasannya karena semua bergantung bagaimana perkembangan penanganan pandemic Covid-19, secara global.Tidak hanya penanganan pandemic Covid-19 domestik saja. “Seumpama akhir Mei nanti pandemi Covid-19 berakhir,  maka  pada  Juni baru merupakan periode memulai atau start bisnis step by step. Tidak bisa serentak atau sekaligus,” katanya.

Itupun, lanjut Rai, tergantung pada kebijakan pemerintah. Karena bagaimanapun secara keseluruhan merupakan tanggung jawab pemerintah. “Tidak bisa hanya oleh pihak swasta saja,” tegasnya.

Secara pribadi Rai Suryawijaya berpendapat pada bulan Juli barulah menurutnya bisa start bisnis wisata diawali, jika  penanganan Covid-19 di dalam negeri maupun di luar negeri juga sudah tuntas. “Seandainya belum tuntas juga, tentu juga berpengaruh (mundur) terhadap semua rencana atau program yang berkaitan bisnis pariwisata Bali. Kita tidak bisa menentukan sendiri, karena pariwisata merupakan bisnis global,” jelasnya.

Dia menampik apa yang disampaikannya sebagai hal yang pesimistis atau skeptis. Namun kata Rai Suryawijaya didasarkan atas pertimbangan realistis mengingat perkembangan Covid-19 saat ini. Menurutnya lebih baik untuk saat ini fokus pada ti hal, membantu menanggulangi penyebaran Covid -19, kemudian dampak sosial yang diakibatkan serta dampak ekonominya.

Salah satunya dengan melaksanakan protocol penanganan Covid-19, yakni lewat kebijakan social distancing, physical distancing dan pola hidup sehat lainnya mulai dari cuci tangan maupun pemakaian APD, masker dan lainnya. “Jangan seperti pepatah Bali takut maketel makebyos payu (takut menetes, malah tumpah semua). Maksudnya terburu-buru ingin berhemat, malah rugi besar akibat  salah perhitungan.”

Tetapi apapun itu,  lanjutnya, pelaku pariwisata khususnya tentu sangat berharap Covid-19 segera berakhir, sehingga kehidupan pariwisata Bali kembali normal.”Mudah-mudahan dengan disiplin dan mematuhi semua imbauan pemerintah pandemic Covid-19 segera berakhir,” harapnya.

Terpisah Kepala Dinas Pariwisata Bali I Putu Astawa mengaku belum tahu informasi soal adanya kabar slot kedatangan maskapai internasional pada Juni mendatang.”Kami belum dapat informasi seperti itu,”ujarnya.

Namun demikian tegasnya, untuk saat ini Pemprov Bali masih fokus pada penananganan pandemi Covid-19. Apalagi kenyataan pandemi tersebut masih menunjukkan trend menanjak.”Kalau nanti memang sudah membaik, tentu kita mengikuti apa yang sudah diputuskan pemerintah (Pusat),” ujarnya.

Karena bagaimanapun semua pihak menginginkan kondisi segera normal, sehingga industri pariwisata Bali bangkit kembali. Salah satunya melalui beroperasinya penerbangan.”Maaf kalau sekarang ini karena sedang fokus penanganan Covid, kurang pas kalau bicara soal hal yang lebih jauh,” tandasnya. *k17

Komentar