nusabali

Bule Amerika Ditemukan Tewas Membusuk di Vila

  • www.nusabali.com-bule-amerika-ditemukan-tewas-membusuk-di-vila

MANGUPURA, NusaBali
Seorang wisatawan asal Amerika bernama Darrell, 50, ditemukan tewas membusuk di dalam kamar vila yang terletak di Seminyak, Kelurahan Kuta, Badung pada Kamis (7/5) sore.

Saat ditemukan, kondisi wisatawan tersebut sudah dalam kondisi mengenaskan dengan kulit menghitam dan mengeluarkan bau tidak sedap. Untuk mengevakuasi jenazah korban, petugas kepolisian berkoordinasi dengan tim SAR. Hal ini disebabkan kondisi pintu kamar korban terkunci, sehingga harus dievakuasi melalui jendela yang terlebih dahulu dijebol.

Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, terungkapnya wisatawan asal Amerika yang tewas tersebut dari kecurigaan petugas villa yang tidak melihat korban keluar kamar selama tiga hari belakangan ini. Hal ini juga dikuatkan dengan bau busuk yang keluar dari kamar sang wisatawan. Sehingga, petugas villa kemudian berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan BPBD Badung. "Petugas villa berusaha untuk membuka pintu, tapi tidak berhasil. Pintu itu terkunci dari dalam, apalagi letak kamar yang ditempati korban itu di lantai II," terang sumber di kepolisian, Kamis (7/5) malam.

Petugas yang tiba di lokasi berusaha mencari tahu kondisi korban di dalam kamar dan berusaha mengecek melalui jendela. Saat ditemukan, wisatawan itu sudah dalam kondisi meninggal di atas kasur. Karena kondisi tersebut, kepolisian kemudian berkoordinasi dengan pihak SAR Denpasar untuk melakukan evakuasi. Dari pemeriksaan di lokasi, kondisi jasad korban sudah menghitam dan mengeluarkan aroma busuk. "Korban diperkirakan meninggal sudah tiga hari lalu. Kondisi kulit sudah menghitam dan aroma busuk. Karena kondisi kamar di lantai II, kita perlu berkoordinasi dengan SAR," terang sumber tadi.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Basarnas Denpasar, I Gede Darmada menerangkan, untuk permintaan evakuasi korban meninggal itu masuk pada Kamis (7/5) pukul 15.45 Wita. Setelah adanya laporan, tim langsung turun ke TKP untuk melakukan observasi terkait penanganan untuk mengevakuasi korban. "Ada 6 anggota kita yang turun ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Namun, saat tiba di TKP, mengharuskan proses evakuasi itu dengan alternatif lain, yakni melalui jendela. Hal ini disebabkan kamar korban di lantai II dan bobot tubuh korban besar," terangnya.

Dari observasi itulah, tim SAR mengerahkan personel tambahan serta menambah peralatan perusak tembok, khususnya pada bagian area jendela. Nah, penanganan tersebut memakan waktu sekitar 2 jam lebih. Barulah pada pukul 18.30 Wita, jenazah korban berhasil dievakuasi melalui jendela yang dijebol itu. Selanjutnya, jenazah dievakuasi ke RS Sanglah untuk dilakukan visum. "Penanganan cukup lama karena kita harus menjebol tembok dulu. Barulah setelah itu, jenazah korban langsung dievakuasi ke Sanglah," katanya.

Dalam proses evakuasi, personel yang dikerahkan ke TKP menggunakan pakaian APD. Hal ini semata untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, apalagi di tengah wabah global Covid-19. Ditanyai terkait penyebab kematian, dia mengaku hal itu dalam penyelidikan kepolisian. Namun, dugaan awal karena sakit. "Untuk proses evakuasi korban yang mati tidak wajar, tentu harus dengan standar yang sesuai dengan situasi saat ini. Kalau penyebab, itu ada di kepolisian," katanya.*dar

Komentar