nusabali

Ditengah Pandemi Covid-19, Sampah Plastik Bisa Ditukar Sembako

  • www.nusabali.com-ditengah-pandemi-covid-19-sampah-plastik-bisa-ditukar-sembako

TABANAN, NusaBali
Langkah nyata dilakukan seorang pengusaha restoran I Made Janur Yasa di Banjar Jangkahan, Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan.

Di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan perekonomian sulit, pria berusia 51 tahun ini justru menyadarkan masyarakat membersihkan lingkungan dengan mengumpulkan sampah plastik kemudian bisa ditukar sembako.

Sembako yang bisa didapat masyarakat jika berhasil kumpulkan sampah berupa gula, beras dan minyak goreng. Gagasan yang dilakukan selain untuk menyadarkan masyarakat untuk peduli lingkungan juga membantu kebutuhan pokok masyarakat ditengah pandemi Covid-19.

Made Janur Yasa menjalankan aksinya bersama kakak dan adiknya serta di back up oleh STT Dwi Tunggal di dua Banjar yakni Banjar Jangkahan dan Banjar Penulisan Desa Batuaji. Bahkan sejak dimulainya aksi pada 3 Mei sampai 6 Mei, sudah berhasil kumpulkan sampah plastik sebanyak 850 kilogram.

Made Janur Yasa mengaku gagasan tersebut muncul bermula dari keprihatinanya terhadap sampah plastik yang kian hari makin parah. Agar tidak terus menjadi momok untuk Bali dan dunia dibuatlah terobosan yang dimulai dari desanya sendiri sekaligus untuk membantu kebutuhan masyarakat di tengah pandemi. “Saya mulai berpikir membantu warga di banjar saya dulu untuk ikut berbuat baik. Tidak hanya memberi karena keterusan memberi nanti mentalnya bisa jadi pengemis,” ujarnya, Kamis (7/5).

Kata dia, gagasan yang dijalankan bersama dengan STT Dwi Tunggal sangat simple. Masyarakat tinggal mengumpulkan sampah plastik berbagai jenis. Setelah terkumpul bisa ditukarkan dengan sembako.

Ada berbagai kategori sampah yang bisa ditukarkan untuk mendapat point yang bisa ditukarkan dengan sembako. Untuk sampah plastik kecil seperti kulit snack, sedotan, dalam artinya kategori sampah yang susah dikumpulkan, 1 kilogram sudah bisa mendapat point 1, dan mendapatkan beras 1 kilogram. Bisa juga ditukarkan dengan minyak goreng ataupun gula. “Saya buat program ini sifatnya tidak memaksa siapa pun yang bersedia silakan,” katanya.

Kemudian untuk sampah plastik yang kategori lebih mudah dikumpulkan seperti ember, karung bekas, pipa, sebanyak 3 kilogram baru bisa mendapatkan 1 point yang bisa ditukarkan beras 1 kilogram. “Yang kami lebih apresiasi adalah sampah yang kategori kecil seperti sedotan, kulit snack karena itu susah dikumpulkan,” bebernya.

Setelah terkumpul seluruh sampah yang dibawa masyarakat, maka STT Dwi Tunggal yang mencatat dan membagikan sembako sesuai dengan yang dibawa masyarakat. “Saya sangat bersyukur ide ini juga didukung oleh sekaa teruna. Dan mereka semua bergerak,” ujar Made Janur Yasa yang memiliki restoran di kawasan Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar ini.

Diakuinya untuk dana dari pembelian sembako itu murni secara swadaya. Dia menyumbangkan materi murni sebagai bentuk keikhlasan di tengah pandemi Covid-19 ini. Sejak 4 hari berjalan atau mulai tanggal 3-6 Mei sekitar 2 ton beras sudah disiapkan. Dan yang membuat Made Janur Yasa salut ada seorang warga yang memiliki riwayat tidak beruntung (autisme) berhasil mendapatkan beras sebanyak 44 kilogram dari hasil mengumpulkan sampah. “Saya sampai menangis mendengarkan, sangat bersyukur masyarakat sudah mau peduli terhadap lingkungan,” katanya.

Sementara sampah yang sudah dikumpulkan ini diakui Made Janur Yasa khusus yang botol plastik akan dijual kepada pemulung kemudian uang hasil penjualan diberikan kepada seka teruna untuk digunakan kas.

Sedangkan sampah yang tidak bisa dijual dia sendiri masih melakukan penjajakan mesin pencacah sampah untuk dijadikan minyak di kawasan Ubud. Jika belum bisa mendapatkan mesin itu, sampah yang sudah terkumpul dan tidak bisa diuangkan rencananya dibuang ke TPA Mandung. “Untuk sementara yang tidak bisa dijual saya masih penjajakan mesin pencacah di kawasan Ubud, mudah-mudahan dapat sehingga kegiatan ini menjadi berkelanjutan minimal tidak ada sampah yang terbuang ke TPA, kalaupun ada tetapi sedikit hanya sisanya saja,” terang ayah tiga orang anak ini.

Menurut Made Janur Yasa kegiatan yang dilakukan tidak hanya berlangsung sesaat tetapi berkelanjutan. Sebab dia sendiri sudah mempunyai planing selain bisa ditukarkan sembako jangka panjang yang dilakukan, sampah plastik yang dipungut bisa ditukarkan dengan pakaian bahkan perhiasan. “Sekarang sedang mencari sponsor untuk bisa ditukarkan dengan pakaian, karena saya ingin kegiatan ini tidak dilakukan hanya sesaat tetapi terus berkelanjutan sembari mengedukasi masyarakat,” katanya.

Made Janur Yasa menambahkan aksi yang dilakukan bukan hanya sekedar untuk pasang nama ataupun ingin tenar. Namun benar-benar dilakukan untuk kebaikan seluruh masyarakat. Dan pada intinya aksi yang dilakukan bisa menginspirasi kepada masyarakat lain karena banyak orang mampu di Bali. “Saya inginkan aksi yang kami lakukan bisa menginsfirasi agar yang lain ikut melakukan,” harap Made Janur Yasa yang sudah sering keliling dunia untuk berkelana.

Diakui Made Janur Yasa kegiatan yang dilakukan ini sangat diapresiasi masyarakat. Terbukti masyarakat Banjar Jangkahan dan Banjar Penulisan bergerak mencari sampah plastik. Tidak ada di lingkungan rumah, melainkan juga mencari sampah plastik ke tegalan. Bahkan saking tinggi antusias masyarakat, ada warga yang tidak berani mencari plastik di tegalan milik orang lain. “Semua terlibat, yang saya inginkan selain dapat sembako, masyarakat bisa menjaga lingkungan di sekitar minimal di pekarangan rumah,” tandasnya. *des

Komentar