nusabali

Pandemi Covid-19, Perayaan Tri Suci Waisak Tanpa Ritual

  • www.nusabali.com-pandemi-covid-19-perayaan-tri-suci-waisak-tanpa-ritual

DENPASAR, NusaBali
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2563  Tahun 2020 yang dilakukan umat Budha berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Biasanya tampak ramai dengan perayaan ritual, namun saat ini hanya beberapa umat yang melaksanakan persembahyangan karena pandemi Covid-19. Warga yang beragama Budha memilih mematuhi imbauan pemerintah dengan tidak melakukan persembahyangan di tempat ibadah umum.

Seperti di Maha Vihara, Jalan Gunung Soputan, Denpasar, Kamis (7/5) pagi, tak satu pun nampak umat berdatangan. Situasi nampak lengang, tidak seramai tahun-tahun sebelumnya warga berdatangan melakukan persembahyangan. Pagi kemarin, tampak yang hadir  belasan orang maitreya dan dua orang security yang berjaga.

Koordinator Vihara Wilayah Bali-Nusra, Pendeta Adi Suryanta yang saat itu mengkoordinir persembahyangan mengatakan, sepinya jemaat pada Hari Tri Suci Waisak ini karena seluruh umat yang biasanya melakukan peribadatan pada saat Waisak di vihara diimbau untuk beribadah di rumah. Hal itu dilakukan guna mematuhi protokol Covid-19 yang menginstruksikan untuk melakukan aktivitas di rumah termasuk kegiatan keagamaan.  

Kata dia, perayan Hari Tri Suci Waisak dilakukan pagi hari pada pukul 06.30 wita dengan sedikit umat. Pihaknya sengaja melakukan perayaan dengan sederhana dan menyarankan umat untuk melakukan peribadatan di rumah masing-masing. “Kami mengikuti aturan pemerintah untuk melakukan social distancing. Jadi kami hanya 14 orang saja di vihara ini. Biasanya kan dua kali perayaannya. Pagi dan malam. Kami lakukan sama, hanya maitreya saja,” ungkapnya.

Adi mengatakan, tahun sebelumnya perayaan Waisak dilakukan dengan suka cita, ramai, bahkan melakukan ritual bersama-sama. Namun, hal itu disadari bahwa kesederhanaan ini adalah hal positif untuk dapat beribadat dengan sangat khusyuk. “Ambil sisi positifnya saja, sekarang bisa beribadat dengan lebih tenang dan hening, sehingga aura-aura serta energi positif lebih mudah diserap. Dapat juga memunculkan ide-ide baru. Kami nikmati kondisi ini sebagai sebuah anugerah untuk kita introspeksi diri. Melihat ke dalam diri lebih banyak,” ucapnya.

Saat perayaan Hari Tri Suci Waisak kata dia, biasanya dilakukan ritual buah dan bunga. Ritual ini dilakukan untuk memberikan penghormatan atas kekuatan dan kesempurnaan yang telah dicapai oleh Sang Budha. Ritual itu biasanya dilakukan sebelum persembahyangan dimulai. Dilakukan bersama-sama dengan umat yang hadir.

Selain meniadakan ritual-ritual yang yang biasanya dilakukan saat Waisak, Maha Viara juga telah membatalkan beberapa kegiatan yang terkait pada bulan ini. "Karen tidak boleh ada keramaian, tahun ini kami tidak lakukan. Ada ritual-ritual lainnya juga, tapi kami tidak melakukannya tahun ini. Cukup beribadah secara sederhana untuk memohon restu kepada Budha dengan hati yang tulus dan iklas,” terangnya.*mis

Komentar