nusabali

Tak Matikan Dupa, Balai Gede Terbakar

  • www.nusabali.com-tak-matikan-dupa-balai-gede-terbakar

TABANAN, NusaBali
Balai Gede dan gudang milik Ni Nyoman Ayu Purnamasari, 31, di Banjar Dinas Jegu, Desa Jegu, Kecamatan Penebel, Tabanan terbakar pada Selasa (28/4) malam.

Kebakaran dipicu nyala dupa usai sembahyang tidak dimatikan. Korban mengalami kerugian sekitar Rp 85 juta. Informasi yang dihimpun, kebakaran terjadi sekitar pukul 00.45 Wita. Bermula dari Selasa sore, salah seorang anggota keluarga sekaligus saksi, Ni Ketut Nuriasih, sembahyang di pelangkiran Balai Gede. Celakanya usai sembahyang dupa tidak dimatikan, selanjutnya ditinggal ke ruang tamu untuk menonton televisi.

Lalu sekitar pukul 23.30 Wita anjing milik Ketut Nuriasih menggonggong. Saksi dan korban keluar rumah dan didapati Balai Gede sudah terbakar.

Dalam keadaan panik korban dan saksi langsung memanggil keluarga yang lain untuk meminta pertolongan. Tetangga pun membantu memadamkan api dengan alat manual. Selang beberapa menit datang dua unit mobil pemadam kebakaran untuk membantu memadamkan api.

Selain membakar Balai Gede, api juga membakar gudang yang berukuran 7 meter x 2 meter. Sehingga total kerugian yang dialami mencapai Rp 85 juta.

Kapolsek Penebel AKP Bambang Gede Arta menegaskan bahwa penyebab kebakaran tersebut karena dupa. Sebelumnya keluarga korban sempat sembahyang di pelangkiran Balai Gede. “Tidak ada karena listrik, tetapi karena dupa usai sembahyang tidak dimatikan,” ungkapnya, Rabu (29/4).

Menurut AKP Arta, Balai Gede ukuran 9 meter x 7 meter tersebut dalam kondisi hangus. Karena api sudah merembet sampai ke atap. “Tinggal puing, tetapi tidak sampai menimbulkan korban jiwa,” imbuhnya.

Pelaksana Harian Kabid Damkar Tabanan I Wayan Suakta, menambahkan  bahwa dua unit mobil pemadam kebakaran meluncur ke lokasi Selasa malam. Api berhasil dipadamkan dalam waktu 1,5 jam. “Dua unit damkar ke lokasi. Proses pemadaman perlu waktu sekitar 1,5 jam,” kata Suakta.

Menurutnya kondisi gudang dan Balai Gede yang terbakar hangus. “Kalau gudang tidak terlalu parah, yang parah Balai Gede,” tandas Suakta. *des

Komentar