nusabali

Warga Kukuh Keluhkan Asap TPA Mandung Ganggu Pernapasan

  • www.nusabali.com-warga-kukuh-keluhkan-asap-tpa-mandung-ganggu-pernapasan

TABANAN, NusaBali
Masyarakat Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, mengeluhkan  asap yang bersumber dari TPA Mandung yang terbakar.

Pasalnya, asap tersebut mengganggu pernapasan warga sekitar. Bahkan bau tak sedap juga tercium sepanjang hari.

Kondisi masyarakat terganggu asap sudah berlangsung sejak 26 April 2020. Asap akan muncul saat pagi hari, sore, dan malam hari. Atas kondisi itu, aparat Desa Kukuh sudah menyampaikan keluhan lewat surat ke Dinas Lingkungan Hidup (LH) Tabanan agar asap segera ditangani.

Perbekel Desa Kukuh I Nyoman Widhi Adnyana, mengatakan warga Desa Kukuh terpapar asap kebakaran TPA Mandung sudah sejak 26 April lalu. Sehingga pernapasan warga menjadi terganggu, apalagi juga timbul bau menyengat. “Kalau setiap hari seperti ini, kami khawatir terhadap kesehatan warga kami,” ujarnya, Rabu (29/4).  

Kata Widhi Adnyana, keluhan masyarakat selain sampai ke perbekel juga ramai di media sosial. Maka dari itu untuk mengantisipasi keluhan masyarakat, pihaknya sudah menyampaikan surat keluhan kepada Dinas LH Tabanan. “Surat sudah kami sampaikan,” katanya.

Widhi Adnyana menegaskan pada intinya pihaknya ingin penanganan TPA Mandung lebih dimaksimalkan. Jangan sampai terjadi kebakaran setiap hari. Mengingat jarak TPA dengan Desa Kukuh sangat dekat, ditakutkan kesehatan masyarakat bermasalah karena Desa Kukuh sering diselimuti asap. “Asap biasanya banyak saat pagi, sore, dan malam hari,” tegasnya.

Terkait hal tersebut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Tabanan I Made Subagia mengatakan sudah menerima surat dari Perbekel Kukuh. Namun saat terjadi kebakaran pada Jumat (24/4) lalu sudah melakukan koordinasi. “Kami sudah melakukan pemadaman saat itu. Karena anginnya kencang dan asap tebal, sehingga kami putuskan meminta tolong kepada Damkar untuk membantu memadamkan api,” beber Subagia.

Setelah dibantu Damkar, sekitar pukul 17.00 Wita api berhasil padam. Namun pemadaman terus dilakukan sampai pukul 23.00 Wita. “Api berhasil padam, tetapi asapnya memang masih tebal. Sabtu (25/4) dan Minggu (26/4) lalu terus dilakukan pemadaman,” tutur Subagia.

Dengan kondisi itu asap otomatis menyebar ke Desa Kukuh, karena lokasi dengan TPA sangat dekat. Subagia pun sudah meminta selain menyampaikan surat ke Dinas LH, juga menyampaikan ke pimpinan terkait kondisi di Desa Kukuh. “Kami akui, kami mengalami keterbatasan alat pemadaman secara mandiri sebelum dibantu Damkar. Kalau dilaporkan ke pimpinan, mungkin ada kebijakan membeli mesin pemadam dan bisa melibatkan orang banyak dalam melakukan pemadaman,” jelasnya.

Subagia menambahkan, karena warga Desa Kukuh terpapar asap TPA, Dinas LH berusaha mencarikan alat pelindung diri bagi warga Desa Kukuh, seperti masker. DLH sudah mendapatkan 500 makser. “Saya sudah kontak Pak Perbekel, masker sudah siap itu untuk dibagikan kepada warga di Desa Kukuh. Dan kami juga akan menggalang kepada pasar modern jika sudah punya CSR dimohon untuk bisa bantu pembelian masker,” tandas mantan Kadis Perikanan dan Kelautan Tabanan ini. *des

Komentar