nusabali

Lagi, DB Renggut Nyawa Bocah SD

Jumlah Wabah Meroket, Abate Kosong

  • www.nusabali.com-lagi-db-renggut-nyawa-bocah-sd

Di tengah pandemi Covid-19, wabah demam berdarah juga terus mengancam di Buleleng. Korban jiwa ke-4 di awal tahun ini menimpa bocah asal Desa Sudaji.

SINGARAJA, NusaBali

Wabah Demam Berdarah (DB) yang dipicu oleh gigitan nyamuk aedes aegypti di Buleleng masih terus mengancam. Korban jiwa juga mengalami penambahan setelah bocah perempuan yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dinyatakan meninggal dunia karena positif DB di RSUD Buleleng, Minggu (26/4) pukul 18.20 Wita.

Korban Komang Sri Wahyuni, 12, warga Banjar Dinas Dukuh, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng diterima RSUD Buleleng dari rujukan salah satu rumah sakit swasta di Buleleng pada Jumat (24/4) pukul 11.30 Wita. Kasubag Humas RSUD Buleleng I Ketut Budiantara dihubungi Senin (27/4) kemarin mengatakan korban Sri Wahyuni saat itu sudah dalam kondisi Dengue Shock Syndrome (DSS) sehingga tak lama setelah diterima tim medis di RSUD Buleleng dimasukkan ke ruang ICU. “Kami terima sudah dalam kondisi DSS, kondisi buruk sehingga jam 11.30 Wita diterima,  pukul 16.00 Wita dimasukkan ke ruang ICU,” jelas Budiantara.

Kondisi korban yang terus mengalami penurunan kesadaran membuat tim medis tidak dapat berbuat banyak. Sri Wahyuni dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (26/4) pukul 18.20 Wita. Budiantara pun tak menyangkal jika kasus DB tahun ini cukup banyak sejak awal tahun lalu. Data teranyar pasien DB yang dirawat RSUD bulan April per tanggal 20, berjumlah 84 orang, 2 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Perbekel Sudaji, I Made Ngurah Fajar Kurniawan, saat dihubungi terpisah juga membenarkan seorang warganya meninggal dunia akibat DB. “Ya itu memang warga kami yang asalnya dari Dinas Dukuh tapi tinggal di Banjar Larangan, diperkirakan kena di daerah tempat tinggalnya, karena tim Puskesmas saat melakukan survei menemukan jentik nyamuk di sekitar tempat tinggal,” ucap Perbekel Fajar.

Pemerintah Desa (Pemdes) juga diakuinya sebenarnya sudah mendengar isu DB saat korban dirawat di RS, namun baru mendapat kepastian positif DB setelah korban meninggal dunia. Saat ini Pemdes Sudaji sudah mengagendakan melakukan foging dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Sampai saat ini menurut Perbekel Fajar terus memantau warganya yang terkena wabah DB. Disebut ada 7 orang yang disebut menjalani perawatan karena DB.

Sementara itu Wakil Bupati Buleleng,  I Nyoman Sutjidra, dikonfirmasi terpisah Senin kemarin mengatakan tim surveylance Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng, terus melakukan pemantauan jentik di samping menangani kasus pandemi Covid-19. “Saat ini sudah ada empat orang meninggal dunia, sudah ada penambahan juga, ini memang ledakan jumlah kasus siklus 5 tahun sekali,” ucap Sutjidra.

Sejauh ini pemerintah disebutnya tetap bergerak memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk melakukan PSN sebagai solusi paling tepat memutus rantai wabah DB. Selain juga melaksnaakan foging 100 meter dari daerah kasus positif yang ditemukan di masyarakat. Selain juga upaya pembagian bubuk Abate untuk membunuh jentik nyamuk.

Sayangnya saat ini bubuk Abate yang disiapkan Dinkes Buleleng sedang kosong, begitu juga di Dinkes Provinsi Bali, karena lonjakan jumlah kasus DB di Bali cukup tinggi. “Kami sedang dalam pengadaan, karena kehabisan menyusul sebaran kasus DB  banyak, jadi saat ini masih kejar-kejaran juga dengan kasus yang terjadi di tengah wabah Covid-19 juga,” tegas Wabup Sutjidra.

Sebelumnya tiga nyawa sudah terenggut oleh DB, masing-masing di Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng; Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada;  dan Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng. *k23

Komentar