nusabali

Imbas Covid-19, Pembuat Kulit Ketupat Tanpa Penghasilan

  • www.nusabali.com-imbas-covid-19-pembuat-kulit-ketupat-tanpa-penghasilan

BANGLI, NusaBali
Penjualan anyaman kulit ketupat terdampak virus corona. Akibat daya beli warga menurun, kulit ketupat tidak laku.

Salah seorang pembuat anyaman kulit ketupat, Ida Bagus Arya Chandra, pun merasakan dampaknya. Warga Banjar Brahmana Pande, Kelurahan Cempaga Bangli, ini tidak punya penghasilan karena anyaman kulit ketupatnya tidak laku.

Ida Bagus Arya Chandra mengaku sejak delapan bulan lalu menggeluti usaha anyaman kulit ketupat. Anyaman kulit ketupat biasanya dijual di Pasar Kidul Bangli. Anyaman kulit ketupat ini untuk sarana upacara. “Anyaman ketupat saya titip pada saudara yang menjual perlengkapan upacara di Pasar Kidul,” ungkapnya, Minggu (26/4). Ada pula yang datang langsung ke rumahnya memasan kulit ketupat. Ada juga pedagang makanan yang beli kulit ketupat. “Biasanya anyaman kulit ketupat dibeli pedagang kantin sekolah, pedagang sate, kadang para serati banten,” ujarnya.

Saat pandemic virus corona, pesanan anyaman kulit ketupat sepi bahkan tidak ada lagi. “Sejak sebulan atau menjelang Hari Raya Nyepi pesanan kulit ketupat sepi,” ungkap warga Banjar Brahmana Pande ini. Sepinya pesanan karena banyak factor, salah satunya sekolah diliburkan dan adanya pembatasan kegiatan keagamaan. Sejumlah desa adat mengeluarkan imbauan pembatasan bepergian ke luar desa. “Langganan kami kebanyakan pemilik kantin sekolah. Karena sekolah libur, tidak ada pesanan. Begitu pula kegiatan keagamaan banyak tertunda,” sambungnya.

Ditengah sepinya order, Ida Bagus Arya mengaku tidak lagi memiliki pekerjaan. Untuk mengisi waktu luang, dengan memancing di sungai. “Daripada bengong tidak ada pekerjaan. Makan dibantu kerabat,” akunya. Dia berharap pandemi corona secepatnya berlalu sehingga masyarakat bisa beraktifitas normal kembali. Ida Bagus Arya menceritakan, bahan kulit ketupat yakni selepan (janur hijau). Satu ikat janur Rp 50 ribu. Satu ikat berisi250 helai janur. Sementara satu ikat berisi 100 biji anyaman ketupat dengan harga Rp 35 ribu. “Keuntungannya  tidak seberapa, rata-rata Rp 40 ribu,” imbuhnya. *esa

Komentar