nusabali

Regulasi PON Jangan Berubah

Harapan Cabor Soal PON Mundur 2021

  • www.nusabali.com-regulasi-pon-jangan-berubah

Bagi kami ini hanya pelaksanaanya digeser ke tahun 2021. Soal regulasi total masih menggunakan regulasi PON XX/2020. Tapi, istilahnya hanya bertandingnya saja pada tahun 2021.

DENPASAR, NusaBali

Para pengurus berbagai cabang olahraga (cabor) mulai was-was dengan pengunduran PON Papua dari Oktober 2020 ke Oktober 2021. Pihak cabor pun berharap jangan ada perubahan regulasi bagi atlet yang akan bertanding pada PON 2021 nanti.

Mereka berharap pengunduran PON selama setahun, hanya bergeser soal tahun pelaksanaannya. Sedangkan ketentuan atau regulasi, baik soal batasan umur atlet, nomor yang dipertandingkan, dan kriteria lain yang sudah disepakati tetap sesuai regulasi awal.

"Bagi kami ini hanya pelaksanaanya digeser ke tahun 2021. Soal regulasi total masih menggunakan regulasi PON XX/2020. Tapi, istilahnya hanya bertandingnya saja pada tahun 2021. Ketentuan lainnya tidak ada perubahan, tetap memakai sistem regulasi PON 2020," ucap Ketua Pengprov PBSI Bali, Wayan Winurjaya, Jumat (24/4).

Pria asal Desa Batur, Kintamani, Bangli itu menegaskan, atlet jangan sampai dikorbankan, termasuk atlet PON Bali yang mengantongi tiket PON Papua. Dengan jumlah 242 atlet yang lolos PON, jangan sampai menjadi korban. Sebab ini semua hak para atlet dari yang sudah berjuang dalam Pra PON sebelumnya.

"Kalau sampai dipermasalahkan soal umur mereka bertambah pada tahun 2021 itu salah kaprah. Sebab, ini pelaksanaan PON saja digeser akibat wabah Virus Corona,”kata Winurjaya.

Menurutnya, Usia atlet masih tetap memakai gelaran PON 2020. Hal ini, kata Winurjaya, akan diperjuangkan pengurus cabor nanti. Dia pun  menekankan, tidak sampai ada perubahan atau menghilangkan hak atlet yang semestinya berhak tampil di PON 2021.

Bagi Winurjaya, tidak ada lagi istilah sistem Pra PON. Hal ini untuk menghindari timbulnya gejolak di kemudian hari. Sebab, Pra PON sudah tuntas dan clear. Hanya tinggal pelaksanaan saja yang diundur ke tahun 2021.

Jika sampai ada perubahan dan utak-atik regulasi yang mengarah pada kerugian atlet, jelas akan menimbulkan permasalahan baru. Selain akan menimbulkan riak-riak perselisihan dan gugatan, atlet yang sudah payah melewati Pra PON jelas akan merasa dirugikan.

"Kita harus komitmen, bahwa tidak ada perubahan regulasi dan teknis usia atlet lagi," kata Winurjaya.  Sementara itu Waketum Pengprov Perkemi Bali Fredrik Billy, tidak mempermasalahkan PON ditunda ke Oktober 2021. Senada dengan Winurjaya, Fredrik berharap soal regulasi tetap memakai aturan PON XX/2020.

“Jika ada penambahan umur, kan yang dipakai hitungan pada 2020, hanya pelaksanaannya yang mundur tahun 2021," papar Fredrik Billy. *dek

Komentar