nusabali

Wabah Corona Matikan Industri Sepakbola Indonesia

  • www.nusabali.com-wabah-corona-matikan-industri-sepakbola-indonesia

MALANG, NusaBali
Pandemi Corona tak hanya menghentikan kompetisi pada musim 2020, tapi juga mematikan industri sepakbola.

Bahkan menurut General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, pandemi Covid-19 berdampak dahsyat dan mematikan industri sepakbola.

"Secara industri, pandemi ini sangat berdampak. Hampir semua bisnis klub, seperti tiket, merchandise, dan lain-lain harus mandek," kata Ruddy, kepada Bola.net, Kamis (23/4).

Ruddy juga menyebutkan, pandemi dan mandeknya kompetisi ini juga berpengaruh pada kerja sama dengan sponsor. Kendati tak sampai putus kontrak, ada perubahan yang terjadi dalam kerja sama tersebut.

"Ada pengaruh pada pencairan dana. Mereka pun pasti menunggu perkembangan situasi ini," papar Ruddy.

Sebelum pandemi ini usai, kata Ruddy, klub-klub harus menjalani masa sulit. Pasalnya, selama paling tidak tiga bulan kompetisi dihentikan, tak ada pemasukan sama sekali bagi klub.

"Untuk menghidupi klub selama ini ya terpaksa mengandalkan dana dari owner. Subsidi dari operator pun mandek," papar Ruddy.

"Ibaratnya, saat ini, bendera setengah tiang. Namun, yang pasti kami akan mencoba berusaha sebaik mungkin untuk menjaga eksistensi," kata Ruddy.

Sebelumnya, PSSI memastikan pada Maret, April, Mei, dan Juni sebagai status keadaan tertentu darurat bencana. Hal ini tak lepas dari merebaknya persebaran virus Corona di Indonesia.

Dengan status ini, PSSI mengizinkan perubahan kontrak pemain, pelatih, dan ofisial tim peserta kompetisi. Gaji komponen tim ini maksimal 25 persen dari yang tercantum di kontrak.

Selain itu, dalam keputusan tersebut, PSSI juga menunda jadwal lanjutan kompetisi sampai 29 Mei 2020. Jika status darurat bencana tidak diperpanjang pemerintah, kompetisi akan dihelat mulai 1 Juli 2020.

Namun, jika pemerintah memperpanjang status darurat bencana, atau PSSI menganggap kondisi belum ideal, maka musim kompetisi ini akan dihentikan. *

Komentar