nusabali

Pratima Pura Pucak Bukit Sangkur Digondol Maling

Dua Palinggih Juga Ditemukan Rusak

  • www.nusabali.com-pratima-pura-pucak-bukit-sangkur-digondol-maling

TABANAN, NusaBali
Kasus pencurian pratima (arca atau benda-benda suci) kembali terjadi. Kali ini pratima di Pura Pucak Bukit Sangkur, Banjar/Dusun Kembangmerta, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, masuk wewidangan Desa Adat Kembangmerta, raib.

Kasus ini baru diketahui setelah pamangku Pura Pucak Bukit Sangkur mengantar umat yang hendak nangkil pada, Senin (26/4) siang. Kasus pencurian pratima di Pura Pucak Bukit Sangkur ternyata sudah tiga kali terjadi.

Sejumlah pratima yang hilang tersebut, yakni arca Bhatara Bayu berupa topeng Hanoman yang berisi mirah dan emas, perlengkapan Ida Pedanda saat muput upacara antara lain, ketu, genta, jotir dan wadah tirta dari kuningan. Selain itu arca berbentuk linggayoni, pis bolong sebanyak 3.000 kepeng, genta uter, bunga mas dan dua kotak sesari.

Bahkan sejumlah barang bukti sebagai tempat menyimpan arca didapati berserakan di luar pura, yakni di kawasan hutan yang berjarak sekitar 5 meter dari pura. Dalam pencurian ini maling juga merusak dua palinggih. Masing-masing, Palinggih Siwa Budha yang ada di bawah pura, dan Gedong Penegtegan meru tumpeng telu. Informasi yang dihimpun, peristiwa pencurian pratima di tengah pandemi Covid-19 ini diketahui pertama kali setelah Jero Mangku, I Wayan Darma, Senin siang sekitar pukul 12.00 Wita hendak mengantar umat yang sedang nangkil.

Setibanya di pura, Jero Mangku Darma dikejutkan Palinggih Siwa Budha yang ada di bawah sekitar 200 meter dari pura dirusak. Dia pun langsung melaporkan ke Bendesa Adat Kembangmerta dan selanjutnya dilaporkan ke Polsek Baturiti.

Sesaat kemudian datang petugas Unit Reksrim Polsek Baturiti untuk melakukan olah TKP. Dan dari hasil olah TKP bahwa pelaku mengambil pratima setelah merusak gembok palinggih dengan linggis. Akibat kasus ini pangempon pura, yakni krama Desa Adat Kembangmerta dan Desa Adat Antapan mengalami kerugian materiil sekitar Rp 10 juta.

Kapolsek Baturiti, Kompol I Nengah Sudiarta, mengatakan saat ini pelaku tengah diselidiki. “Kita tengah lidik, sejumlah tempat arca didapati berserakan atau dibuang di luar pura,” ungkapnya, Selasa (21/4). Sementara itu Bendesa Adat Kembangmerta, I Nyoman Widastra, mengatakan sejumlah arca dan barang berharga raib digondol maling.

Pasca kejadian tersebut krama Desa Adat Kembangmerta rencananya menggelar upacara Ngemargiang Tebasan yang memiliki fungsi untuk mengembalikan kesucian pura. Upacara akan digelar pada Buda Pon Medangkungan bertepatan dengan Tilem Kedasa, Rabu (22/4) sekitar pukul 08.00 Wita. “Besok (hari ini) rencananya kita menggelar upacara ngemargian tebasan, durmanggala agung dan prasista luwih,” katanya.

Dijelaskan Widastra Palinggih Siwa Budha yang dirusak berisi arca berbentuk lingga yoni, kemudian Gedong Penegtegan meru tumpeng telu yang dirusak berisi arca Bhatara Bayu berupa topeng Hanoman yang berisi mirah dan emas. Selain itu di dalam palinggih terdapat pis bolong sebanyak 3.000 kepeng, perlengkapan Ida Pedanda saat muput, bunga emas dan genta uter yang keseluruhannya digondol maling.

Menurut Nyoman Widastra pelaku sempat membawa tempat arca itu ke hutan kurang lebih berjarak sekitar 5 meter dari lokasi. Prediksinya maling membongkar di luar kemudian dicari yang berharga saja. “Kami berharap pelaku bisa ditangkap,” harapnya.

Diungkapkan Widastra bahwa pencurian pratima di Pura Bukit Sangkur ini sudah ketiga kalinya terjadi. Kejadian pertama ketika dirinya masih kecil sebuah arca juga hilang, namun dapat ditemukan di tengah hutan. Kemudian kejadian kedua sekitar 10 tahun lalu uang dana punia sebesar Rp 600 ribu dicuri. Dan terakhir adalah kejadian, Senin sore lalu mengakibatkan arca dan sejumlah barang berharga hilang. Dengan kondisi tersebut, agar tidak kembali mengalami kejadian serupa, arca yang ada di Pura Bukit Sangkur rencananya akan diletakkan di rumah Jero Mangku Pura Bukit Sangkur. “nanti saat piodalan datang kita tuntun,” ungkap Widastra. *des

Komentar