nusabali

Manfaatkan Isu Covid-19, Oknum Ngaku Wartawan Ajukan Proposal

  • www.nusabali.com-manfaatkan-isu-covid-19-oknum-ngaku-wartawan-ajukan-proposal

NEGARA, NusaBali
Di tengah pandemi Covid-19, ditemukan oknum mengaku wartawan mengajukan proposal sumbangan ke sejumlah instansi di Kabupaten Jembrana.

Proposal sumbangan yang disinyalir hanya kedok mencari keuntungan pribadi itu, disebutkan untuk program kegiatan bakti sosial dampak Covid-19. Salah satu proposal yang cukup mencurigakan itu pun diketahui masuk ke Kodim 1617/Jembrana, Selasa (21/4) siang.

Proposal sumbangan atas nama Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia Bali, itu dilengkapi tanda tangan ketua atas nama I Dewa Made DPE (nama inisial) dan Sekretaris atas nama I Dewa Gede NU (nama inisial). Dalam proposal itu, tercantum rincian kebutuhan biaya sebesar Rp 63.500.000. Rinciannya untuk sumbang ke panti sosial Rp 15.000.000, akomodasi wartawan Rp 12.000.000, bantuan 250 paket sembako Rp 7.500.000, biaya operasional dan makan Rp 17.000.000, biaya tidak terduga Rp 5.000.000, biaya publikasi Rp 5.000.000, dan biaya sewa mobil 10 hari Rp 2.000.000.

Dandim 1617/Jembrana Letkol Kav Djefri Marsono Hanok, mengatakan proposal sumbangan diterimanya melalui seorang yang mengaku wartawan berinisial SA, 45, pada sekitar pukul 11.50 Wita. Dia merasa curiga kalau proposal itu hanya dibawa orang yang mengaku-ngaku sebagai wartawan. Terlebih melihat proposal yang sangat janggal tersebut. Terutama berkenaan dengan rincian biayanya yang sangat jauh antara biaya yang diperlukan untuk kegiatan sosial dibanding biaya lainnya.  

“Jadi kalau kita totalkan biaya-biaya yang mereka tulis dalam proposal itu kok tidak masuk akal. Pasalnya biaya untuk disumbangkan dengan biaya untuk keperluan mereka sendiri jauh timpang. Masa untuk bantuan sosial cuma Rp 22.500.000 (untuk sumbangan ke pantai sosial Rp 15.000.000 ditambah untuk bantuan paket sembako Rp 5.000.000). Sedangkan di luar itu termasuk makan dan akomodasi wartawan jumlahnya Rp 40.000.000,” ujar Dandim Letkol Kav Djefri saat menginfokan adanya proposal tersebut, lewat WhatsApp (WA) grup dengan anggota Jaringan Jurnalis Jembrana (JJJ), Selasa kemarin.

Curiga dengan proposal tersebut, Dandim Letkol Kav Djefri sempat berusaha menanyakan kepada SA yang membawa langsung proposal tersebut. Namun SA yang diketahui warga Banjar Pangkung Tanah, Desa/Kecamatan Melaya, itu mengaku diminta mengantarkan proposal itu oleh kedua rekannya yang juga disebutkan merupakan wartawan. Yakni, I Dewa Made DPE, 37, yang juga warga Banjar Pangkung Tanah, Desa/Kecamatan Melaya, dan Iskr, 55, dari Desa/Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Lantaran khwatir banyak masyarakat menjadi korban dan nama profesi wartawan tercoreng, Dandim Letkol Kav Djefri meminta kedua rekan SA itu datang langsung ke Kodim Jembrana, dan lanjut memanggilkan pihak Satreskrim Polres Jembrana untuk mengamankan 3 oknum yang mengaku wartawan tersebut.

Dari informasi di Polres Jembrana, I Dewa Made DPE beserta Iskr yang sempat diminta keterangan terlebih dahulu oleh penyidik, Selasa siang kemarin, mengaku sebagai wartawan dari media berbeda. I Dewa Made DPE yang juga tercantum sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia Bali dalam proposal yang janggal itu, mengaku sebagai wartawan sekaligus bagian redaksi media Berita Harian Nasional. Sedangkan Iskr mengaku sebagai wartawan dari media Investigasi Tribuana. Sementara SA yang disuruh membawakan proposal tersebut, mengaku sebagai wartawan Berita Harian Nasional yang juga bawahan I Dewa Made DPE. “Saya hanya diminta membawakan,” kata SA yang sempat ditemui di Mapolres Jembrana.

SA yang mengaku sehari-hari sebagai petani ini, menyatakan tidak tahu mengenai isi proposal tersebut, karena diserahkan dalam amplop tertutup. Selain ke Kodim Jembrana, SA mengaku juga membawa amplop berisi proposal tersebut ke PDAM Jembrana dan Polsek Kota Negara, sesuai yang diperintahkan I Dewa Made DPE dan Iskr, Selasa kemarin. “Saya sama sekali tidak tahu apa-apa. Saya diminta bawakan amplop itu. Katanya nanti kalau ada respons, ada uang bensin,” ucap SA.

Sementara Kapolres Jembrana AKBP I Ketut Gede Adi, belum dapat memberikan keterangan terkait diamankannya 3 oknum yang mengaku wartawan itu. Menurutnya pemeriksaan masih berlangsung, dan pihaknya berjanji akan segera memberi keterangan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 3 oknum tersebut. “Sabar lah dulu. Baru juga kami lakukan pemeriksaan,” ujar AKBP Adi Wibawa didampingi Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yogie Pramagita yang ditemui di Mapolres Jembrana, Selasa sore kemarin. *ode

Komentar