nusabali

Pengangguran Diprediksi Bertambah 5 Juta Orang

Ekonomi Dunia Melambat Penuh Ketidakpastian

  • www.nusabali.com-pengangguran-diprediksi-bertambah-5-juta-orang

JAKARTA, NusaBali
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu memproyeksikan jumlah pengangguran di Indonesia bisa bertambah sebanyak lebih dari 5 juta orang akibat tekanan pandemi Covid-19.

Febrio mengatakan jumlah tambahan pengangguran itu didasarkan pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam skenario yang sangat berat yakni terkontraksi. “Kita harus siap dengan skenario sangat berat bahkan di skenario itu kita akan minus sekian persen. Kalau di skenario sangat berat ini bisa lebih dari 5 juta orang (pengangguran),” katanya dalam diskusi publik secara daring di Jakarta, Senin (20/4).


Sementara itu, Febrio menyatakan dalam skenario berat pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 2,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) maka jumlah pengangguran diprediksikan sebanyak 2,9 juta orang. “Dengan pertumbuhan 2,3 persen terhadap PDB itu kan skenario berat. Kalau skenario berat akan ada tambahan 2,9 juta orang pengangguran,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Febrio memastikan saat ini pemerintah sedang berusaha menjaga stabilitas perekonomian di tengah tekanan wabah Covid-19 agar tak berdampak pada pertambahan jumlah pengangguran. Febrio pun mengimbau lembaga dan otoritas lain saling bekerja sama dengan pemerintah agar dapat memitigasi kemungkinan terjadinya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terkontraksi pada 2020. “Ini yang kita coba contain dan jaga. Ini jelas bukan hanya pemerintah saja karena enggak akan sanggup jadi kita mau dari otoritas lain tidak terbatas dari itu ketika menghadapi krisis ini kita harus siap-siap bagi-bagi beban,” tegasnya.

Meski demikian, Febrio menuturkan potensi tambahan pengangguran ini tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga di negara lain seperti Amerika Serikat yang diperkirakan naik dari 3,7 persen ke 10,4 persen pada 2020. “Misalnya di AS ini benar-benar unprecedented, belum pernah tingkat pengangguran mereka akan setinggi ini. Mereka akan meningkat penganggurannya bisa lebih dari 10 persen,” ujarnya.

Di sisi lain Febrio Nathan Kacaribu menyebutkan meski di beberapa negara sudah berhasil mulai mengalami penurunan kasus Covid-19 dan menunjukkan perbaikan dari sisi ekonomi, namun risiko dan pola ke depan terkait wabah ini belum diketahui secara pasti. “Beberapa negara sudah berhasil memperlambat walaupun tetap saja ada risiko kita tidak tahu apakah ada second wave atau tidak. Kami belum bisa melihat polanya apakah menuju suatu pola tertentu atau tidak,” ujarnya.

Febrio menuturkan untuk Indonesia sendiri dalam dua minggu terakhir pertambahan kasus Covid-19 sudah mulai konstan dan tidak eksponensial, namun belum tentu menunjukkan akan ada perbaikan dalam perekonomian. “Pemerintah menggunakan satu angka sebagai acuan yaitu untuk 2020 adalah di 2,3 persen tapi ini dipenuhi oleh ketidakpastian,” katanya.

Ia menegaskan keadaan pada 2021 mendatang akan sangat tergantung pada penanganan dan upaya dalam menjaga perekonomian Indonesia saat 2020. “Indonesia memang melihatnya pada 2021 kita akan rebound tapi kita juga tidak tahu proses reboundnya seperti apa, karena semua tergantung pada apa yang akan terjadi saat 2020,” tegasnya.

Oleh sebab itu Febrio berharap melalui kebijakan yang telah diambil pemerintah akan mampu menahan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lebih rendah dari 2,3 persen. “Terutama untuk kuartal II-2020 kalau nanti benar-benar menjadi puncaknya, harapannya Kuartal II tidak terlalu dalam, sehingga kita masih punya masa recovery yang lebih cepat,” katanya. *ant

Komentar