nusabali

Belum Ada Investor Mundur

  • www.nusabali.com-belum-ada-investor-mundur

Sejumlah investor diakui memang mengulur waktu realisasi investasi, namun belum ada yang menyatakan mundur atau batal berinvestasi di Indonesia.

JAKARTA, NusaBali

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan hingga saat ini belum ada investor yang menyatakan untuk mundur atau membatalkan investasi di Indonesia.

"Sampai sekarang, kami kan komunikasi terus, kami telepon satu-satu. Kami belum menemukan satu investor yang mengatakan (akan) membatalkan investasinya di Indonesia. Nggak ada," katanya dalam paparan melalui konferensi video di Jakarta, Senin (20/4).

Bahlil mengakui sejumlah investor memang mengulur waktu realisasi investasi karena terdampak pandemi virus corona jenis baru (Covid-19). Ia mencontohkan salah satu proyek investasi mangkrak yakni proyek PLTU Tanjung Jati B (PLTU Jawa 4) senilai Rp38 triliun di Jawa Barat. Proyek tersebut seharusnya sudah melakukan peletakan batu pertama pembangunan (groundbreaking) pada Maret lalu tapi harus diundur hingga akhir Mei karena Covid-19.

"Tapi (proyek) tetap jalan. Bahkan di lapangan sudah mulai persiapan. Di tempat lain pun begitu. Jadi, saya pastikan bahwa yang ada hanyalah menunda waktu sedikit. Atau menjadwal ulang. Tidak ada yang batal. Indonesia ini bagus, rugilah mereka kalau batal," katanya.

Mantan Ketua Umum Hipmi itu menjelaskan upaya menjaga iklim investasi di tengah pandemi Covid-19 memang cukup berat. Namun, sebagai mantan pengusaha, Bahlil menilai Indonesia akan selalu bisa mengambil peluang dalam setiap kesempatan.

Misalnya, dulu Indonesia tidak pernah memfokuskam diri untuk bisa memproduksi Alat Pelindung Diri (APD), masker atau alat kesehatan lainnya. "Sekarang kita bisa menjadi negara produsen, mungkin terbesar karena kita bisa ekspor. Di beberapa pabrik sudah berubah," katanya.

Karena itu, Bahlil mengatakan penting bagi Indonesia untuk melakukan perbaikan agar regulasi bisa mendukung iklim investasi. "Makanya UU Omnibus Law tetap kita harus pacu dalam rangka memberikan kepastian dan keyakinan bagi investor bahwa Indonesia salah satu negara yang positif untuk melakukan investasi," katanya.

Selanjutnya, Bahlil mengatakan upaya menjaga iklim investasi memang membutuhkan perlakukan khusus. Perlu upaya agresif untuk menarik investasi sehingga prinsip saling  membutuhkan dengan investor bisa terjalin. "Kalau selama ini mereka yang butuh kita, kita sekarang balik. Kita harus merasa sama-sama saling membutuhkan," katanya.

BKPM sendiri  mencatat realisasi investasi sepanjang triwulan pertama 2020 mencapai Rp210,7 triliun, tumbuh 8 persen dibandingkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp195,1 triliun. "Total realisasi investasi triwulan I/2020 Rp210,7 triliun dengan 25.192 proyek investasi," kata Bahlil.

Capaian realisasi investasi triwulan pertama 2020 itu sudah mencapai 23,8 persen dari target investasi tahun 2020 sebesar Rp886,1 triliun. Bahlil Lahadalia menjelaskan capaian tersebut juga mengalami pertumbuhan 1,2 persen jika dibandingkan dengan triwulan keempat 2019 (q to q) yang mencapai Rp208,3 triliun. Dibandingkan periode Januari-Maret 2019, Penanaman Modal Asing (PMA) turun 9,2 persen menjadi Rp98,3 triliun dari Rp107,9 triliun. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) naik 29,3 persen dari sebelumnya Rp87,2 triliun menjadi Rp112,7 triliun.Berdasarkan lokasi proyek, realisasi investasi (PMDN dan PMA) terbesar sepanjang triwulan pertama 2020 tersebar di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Riau.

Sementara realisasi investasi pada periode ini didominasi oleh sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; listrik, gas dan air; perumahan, kawasan industri dan perkantoran; serta tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan. Ada pun penyerapan tenaga kerja pada periode ini sebesar 303.085 orang, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 235.401 orang.

"Di balik Covid-19, kita tidak perlu terlalu merasa pesimis berlebihan. Ikhtiar penting karena Covid-19 ini berdampak ke seluruh segmentasi kehidupan masyarakat. Ekonomi paling utama. Kita berdoa Corona ini berlalu cepat," pungkas Bahlil Lahadalia.*ant

Komentar