nusabali

Upacara Peneduh Gumi Dilakukan Berjenjang hingga Tingkat Rumah Tangga

  • www.nusabali.com-upacara-peneduh-gumi-dilakukan-berjenjang-hingga-tingkat-rumah-tangga

DENPASAR, NusaBali
Seluruh komponen masyarakat Bali kembali akan melakukan doa bersama berupa Upacara Peneduh Gumi dalam masa menghadapi pandemik Covid-19.

Upacara akan dipusatkan di Pura Besakih pada Tilem Sasih Kedasa, Rabu (22/4) ini. Pelaksanaannya akan dilakukan berjenjang hingga tingkat rumah tangga. Menurut Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana MSi, Upacara Peneduh Gumi ini merupakan keputusan bersama PHDI Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali tentang pelaksanaan nunas ica dan ngeneng ngening desa adat di Bali dalam situasi Gering Agung Covid-19. Upacara tersebut bersumber dari Lontar Roga Sangara Bumi, di mana disebutkan bahwa upacara ini dilakukan sewaktu-waktu jika memang ada situasi genting seperti wabah yang sedang dihadapi Indonesia saat ini.

Prof Sudiana menambahkan, Upacara Peneduh Gumi ini merupakan lanjutan dari Upacara Nunas Ica yang sudah dilakukan oleh desa adat se-Bali dengan menghaturkan pejati dan nyejer sampai Covid-19 ini berakhir. “Selain mengikuti arahan pemerintah berupa menjaga kesehatan, jaga jarak, dan membatasi aktivitas di luar rumah, doa bersama juga menguatkan vibrasi keyakinan bahwa Tuhan akan melindungi semua umatnya. Upacara Peneduh Gumi ini hanya dilakukan sewaktu-waktu apabila menemui bencana,” jelasnya, Sabtu (18/4).

Dikatakan, Upacara Peneduh Gumi akan dilaksanakan di Pura Besakih pada pagi hari sekitar pukul 09.00 Wita.  Kemudian upacara Peneduh Gumi diikuti secara berjenjang di tingkat desa adat (Kahyangan Tiga) dan di tingkat rumah tangga masing-masing pada siang hingga sore hari. “Di tingkat Kahyangan Tiga, masing-masing desa adat menghaturkan pejati namun dengan kelengkapan upakara yang lebih besar. Sedangkan untuk di tingkat rumah tangga, menghaturkan banten pejati dan dan segehan putih sebanyak 9 tanding yang ditunjukkan kepada para Bhuta Kala yang diharapkan nantinya bisa membantu menetralisir Gering Agung ini,” jelas tokoh yang juga Rektor Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa ini.

Prof Sudiana berharap, dengan berbagai upaya niskala serta doa yang tulus secara bersama-sama, masyarakat Bali bisa lebih tenang dalam menghadapi situasi wabah saat ini. Doa diharapkan dapat memperkuat keyakinan sekaligus meningkatkan imunitas tubuh, karena dengan berdoa kondisi seseorang menjadi lebih tenang. “Dengan kekuatan doa yang dipanjatkan secara serentak, kami berharap masyarakat Bali tetap tenang menghadapi wabah seperti ini. Kita pasti mampu melewati situasi ini,” tandasnya. *ind

Komentar