nusabali

Corona di Bali: 113 Positif, 32 Sembuh

Dinas Perhubungan Denpasar Protes Kapal Pesiar Turunkan PMI di Benoa

  • www.nusabali.com-corona-di-bali-113-positif-32-sembuh

Tambahan 9 pasien Covid-19 di Bali yang berhasil sembuh, Kamis kemarin, terdiri dari 7 PMI dan 2 orang dengan riwayat perjalanan luar daerah

DENPASAR, NusaBali

Jumlah pasien positif Covid-19 (virus Corona) di Bali akhirnya tembus 3 digit, setelah terjadi penambahan 15 kasus per Kamis (16/4). Total kumulatif pasien positif Covid-19 di Bali kini menjadi 113 kasus. Yang menggembirakan, dari 113 kasus itu, 32 orang di antaranya berhasil sembuh.

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menyatakan tambahan 15 kasus positif Covid-19 kemarin terdiri dari 9 pekerja migran Indonesia (PMI) yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri, 3 kasus transmisi lokal, dan 3 orang lagi masih dalam proses investigasi. Sedangkan total 113 kasus positif Covid-19 di Bali, terdiri dari 7 WNA dan dan 106 WNI.

“Dari 106 WNI yang positif, 72 orang merupakan kasus imported case yakni 68 orang PMI dan 4 orang WNI non PMI yang sempat melakukan perjalanan ke luar negeri. Sedangkan kasus positif yang berasal dari riwayat perjalanan (terinfeksi) di luar daerah Bali, sebanyak 13 orang. Sementara kasus transmisi lokal jumlahnya 16 orang. Yang masih dalam investigasi sebanyak 5 orang,” ujar Dewa Indra yang juga Sekda Provinsi Bali dalam siaran live streaming di akun YouTube Humas Pro-vinsi Bali, Kamis kemarin.

Dewa Indra menyebutkan, pasien positif Covid-19 di Bali yang berhasil sembuh juga bertambah sebanyak 9 orang, hingga total menjadi 32 orang. Tambahan 9 pasien sembuh ini terdiri dari 7 PMI dan 2 orang memiliki riwayat perjalanan (terinfeksi) dari luar Bali. “Saat ini, yang masih dalam proses perawatan di rumah sakit rujukan dan juga di tempat karantina sebanyak 78 orang,” ungkap birokrat asal Desa Pe-maron, Kecamatan Buleleng ini.

Selain didominasi oleh PMI, kasus transmisi lokal di Bali saat ini mulai mengkhawatirkan. Pasalnya, setiap harinya terjadi peningkatan kasus. Transmisi lokal ini mengindikasikan ada potensi penyebaran virus Covid-19 yang terjadi di Bali, setelah sempat kontak dekat dengan pasien positif sebelumnya.

“Transmisi lokal terjadi karena seseorang berhubungan atau kontak dekat dengan pasien positif sebelumnya, serta tidak menerapkan protokol kesehatan seperti pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Mari kita hentikan kasus transmisi lokal ini dengan cara yang sederhana. Gunakan masker baik bagi yang sakit maupun yang sehat. Karena kita tidak pernah tahu orang lain terinfeksi atau tidak,” terang Dewa Indra.

Di sisi lain, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali mendapatkan banyak sekali laporan tentang situasi lapangan yang kurang kondusif. Laporan itu tentang banyaknya penolakan terhadap tempat karantina yang akan digunakan PMI, meskipun itu adalah fasilitas milik pemerintah maupun hotel.

“Yang dimaksudkan untuk karantina oleh kabupaten/kota adalah orang yang sudah kami rapid tes di Bandara Internasional Ngurah Rai maupun tempat karantina provinsi. Yang hasilnya negatif, kami serahkan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk dikarantina di bawah pengawasan Pemkab/Pemkot, dibantu TNI/Polri dan lintas terkait, sehingga orang ini tidak bisa ke mana-mana,” papar Dewa Indra.

Sebaliknya, jika ada pekerja migran yang hasil rapid testnya positif, proses penularannya tidak langsung melalui angin atau udara. Menurut Dewa Indra, penularan terjadi bila kontak dekat dengan pasien positif, kemudian terkena droplet atau percikan bersin, batuk, dan saat sedang bicara. Bisa juga benda-benda yang sempat disentuh dan terkena droplet dari pasien positif Covid-19 ini.

Dewa Indra menyebutkan, penolakan masyarakat terhadap PMI kemungkinan terjadi karena ada rasa takut atau juga sebagai bentuk kewaspadaan. Selain itu, masyarakat juga mungkin kurang paham dengan cara penyebaran virus ini. “Jadi, sesungguhnya tidak perlu ada ketakutan di masyarakat, apalagi sampai mengarah pada penolakan. Pemerintah kabupaten/kota saya rasa perlu mendekati kelompok-kelom-pok masyarakat yang melakukan penolakan itu,” tegas Dewa Indra.

Dewa Indra mengakuipenambahan kasus positif Covid-19 di Bali saat ini memang didominasi oleh pekerja migran. Namun, bukan berarti PMI sengaja membawa virus ini ke Bali, karena mereka sendiri tidak tahu sedang terinfeksi virus itu atau tidak.

Terhadap para pekerja migran yang baru pulang tersebut, juga sudah dilakukan rapid test di Bandara Internasional Ngurah Rai. Bagi pekerja migran yang hasilnya positif, akan ditangani Pemprov Bali, sementara yang negatif diserahkan kepada Pemkab/Pemkot untuk melakukan karantina.

“Jadi, bagi pekerja migran yang positif, kami pastikan tidak dilepas ke masyarakat. Kalau memang penyebaran virus ini lewat udara, tentu saja yang pertama kali kena adalah petugas medis kami, karena mereka yang paling banyak berinteraksi dengan pasien positif,” katanya.

Sementara itu, Dinas Perhubungan Kota Denpasar menyayangkan Provinsi Bali mengizinkan penurunan penumpang PMI Kapal Pesiar MV Voyager Of The Sea di Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, Kamis kemarin. Pasalnya, berdasarkan SOP dalam Surat Edaran (SE) Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kapal pesiar pembawa PMI dipusatkan sandar pada satu wilayah di Kepu-lauan Riau.

Kadis Perhubungan Denpasar, I Ketut Sriawan, menilai provinsi tidak konsisten dalam melaksanakan SOP dalam SE Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Nomor 13 Tahun 2020 tentang Pembatasan Penumpang di Kapal, Angkutan Logistik, dan Pelayanan Pelabuhan Selama Masa Darurat Penanggulangan Bencana Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) itu.

Selama ini, kata Sriawan, sudah disepakati tidak ada kapal pesiar yang berlabuh di Pelabuhan Benoa. Namun, Kamis kemarin ada Kapal Pesiar MV Voyager Of The Sea yang mampir dengan menurunkan 117 PMI asal Bali, selain membawa 115 PMI asal luar Bali. Para PMI asal Bali ini dijemput menggunakan skoci boat dari kapal pesiar yang buang sauh di tengah laut.

"Ini sudah jelas SOP-nya dari pusat. Kapal pesiar hanya boleh mendarat jadi satu lokasi dan menurunkan ABK di Kepulauan Riau. Dari sana, baru PMI dijemput oleh masing-masing pemerintah daerah asal. Tapi, ini malah diizinkan turun di Benoa," sesal Sriawan.

Informasinya, selain Kapal Pesiar MV Voyager Of The Sea yang menurunkan 117 PMI di Pelabuhan Benoa, akan ada kapal pesiar susulan untuk kegiatan serupa. Jumat (17/4) ini, dijadwalkan datang Kapal Pesiar MV Spectrum of The Sea dengan membawa 195 ABK WNI. Kemudian, Sabtu (18/4) besok, datang Kapal pesiar MV Ovation of The Sea dengan 38 ABK WNI. Sehari berikutnya, Minggu (19/4), giliran Kapal Pesiar MV Azzamara Journey yang datang dengan 42 ABK WNI. *ind,mis

Komentar