nusabali

Cuaca Ekstrem, Cabe Kena Antraks

  • www.nusabali.com-cuaca-ekstrem-cabe-kena-antraks

Hujan deras yang beberapa kali turun disusul dengan suhu menyengat karena terik matahari mengakibatkan tanaman cabe petani banyak mati.

BANGLI, NusaBali

Dampaknya jelas, petani merugi karena buah cabe busuk dan berguguran. Untuk mensiasatinya tidak sedikit petani panen dini.  “Memang terpaksa ada yang harus dipanen awal,” ujar I Made Sandiastra, salah seorang petani di kawasan Subak Susut, Desa/Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, Minggu (29/8).

Menurut Sandiastra, faktor cuaca yang ekstrem itulah menjadi penyebab cabe banyak mati, yang di kalangan petani populer disebut antraks. Ciri tanaman yang demikian, daun dan batang mengering diikuti rontoknya buah. “Kalau penanganan sudah kami lakukan, seperti menyemprot dengan obat-obatan, namun tetap saja banyak yang ngereres (mengering),” imbuh Sandiastra.

Padahal jika cabe tak banyak mati, petani semestinya panen besar dengan harga yang lumayan. Harga per kilogram cabe saat ini sekitar Rp 38 ribu sampai Rp 40 ribu. Diperkirakan harganya akan terus meningkat, apalagi menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Kami pasrah saja, karena pasar memang kadang demikian,” lanjut Sandiarsa.

Meski merugi karena cuaca ekstrem, para petani mengaku tak kapok menanam cabe. Alasannya, cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang sudah menjadi budidaya rutin petani. “Karena kebutuhan cabe terus ada,” ujar Sandiarsa. Tetapi harganya memang kerap naik turun di pasaran.

Untuk diketahui, kawasan budidaya cabe banyak dilakoni petani Bangli di kawasan di Kintamani. Selain cabe keriting, juga budidaya cabe besar. Yang terakhir ini banyak ditanaman di kawasan Kintamani. * k17

Komentar