nusabali

Desa-desa di Buleleng Gunakan Hotel dan Vila Jadi Rumah Singgah PMI

  • www.nusabali.com-desa-desa-di-buleleng-gunakan-hotel-dan-vila-jadi-rumah-singgah-pmi

SINGARAJA, NusaBali
Hampir seluruh 129 desa di Kabupaten Buleleng telah menyiapkan ‘rumah singgah’ sebagai tempat karantina bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang dari luar ngeri.

Selain memanfaatkan gedung sekolah, beberapa desa pilih menyewa hotel dan vila sebagai tempat karantina, untuk memudahkan pengawasan. Penyiapan rumah singgah ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) Bupati Buleleng Nomor: 140/266/SE/DPMD/2020 tertanggal 10 April 2020, yang mewajibkan setiap desa menyiapkan tempat isolasi bagi PMI yang pulang dari luar negeri. Sesuai SE Bupati, tempat isolasi (karantina) bagi PMI bisa menggunakan gedung sekolah, hotel atau vila yang disewa, dan gedung pemerintah desa.

Salah satu desa di Buleleng yang menyewa hotel sebagai tempat karantina bagi PMI adalah Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan. Sekretaris Desa Bukti, I Made Suparta, mengungkapkan hotel yang disewa ini berada di Dusun Sanih, Desa Bukti dengan tarif Rp 50.000 per hari per kamar.

Menurut Made Suparta, sewa hotel dengan harga murah itu terjadi karena pemilik hotel sangat peduli dan antusias membantu pencegahan penyebaran Covid-19. “Pihak hotel sangat peduli dengan warga di Desa Bukti, sehingga mereka memberikan harga murah. Tapi, nanti untuk makan dan keperluan lainnya, akan disiapkan sendiri oleh desa,” ungkap Made Suparta kepada NusaBali, Senin (13/4).

Suparta menyebutkan, Pemerintah Desa Bukti sudah mengalokasikan dana sebesar Rp 33 juta untuk akomodasi para PMI yang diisolasi di hotel. Sesui data, masih ada 8 PMI yang pulang dan harus dikarantina. Sedangkan sebelumnya, sudah ada 13 PMI yang pulang ke Desa Bukti, sebelum adanya kebijakan karantina ini.

“Kami sudah siap menerima mereka (8 PMI yang segera akan pulang, Red). Sedangkan untuk 13 PMI yang datang sebelum ada kebijakan menyiapkan ruang isolasi, mereka sudah mejalani karantina mandiri di rumahnya masing-masing,” papar Suparta.

Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra mengatakan penyiapan rumah singgah oleh masing-masing desa, sudah mencapai 80 persen. Bahkan, beberapa desa di Buleleng sudah menerima PMI yang baru datang dari luar negeri, guna menjalani masa karantina selama 14 hari.

Menurut Sutjidra, di wilayah Kecamatan Sukasada sudah ada 14 PMI yang menjalani karantina. Sementara di Kecamatan Buleleng, PMI yang sudah menjalani karantina sebanyak 8 orang. Khusus untuk PMI dari 17 kelurahan wilayah Kecamatan Buleleng, mereka dikarantina di SDN 1 Banjar Jawa, SDN 2 Banjar Jawa, dan SDN 6 Banjar Jawa yang satu lokasi di Jalan Ngurah Rai Singaraja. Sedangkan PMI dari Kecamatan Busungbiu yang sudah diisolasi sebanyak 3 orang, di Kecamatan Gerokgak sebanyak 2 PMI, dan di Kecamatan Seririt 2 PMI.

“Untuk karantina PMI di kecamatan lainnya (Kecamatan Banjar, Kecamatan Sawan, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Tejakula), masih menunggu konfirmasi, tetapi ruang isolasinya sudah disiapkan. Ada yang menggunakan vila dan hotel. Tetapi, ada juga pemilik hotel dan vila yang menolak tempat usahanya disewa untuk tempat karantina, sehingga terpaksa desa menggunakan Gedung SD,” tandas Sutjidra.

Sutjidra menegaskan, untuk pengawasan terhadap PMI yang menjalani karantina 14 hari di rumah singgah, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Relawan Desa Lawan Covid-19. Pasalnya, semua desa di Buleleng telah membentuk Relawan Desa Lawan Covid-19, sesuai dengan SE Kementerian Desa PDTT Nomor 8 Tahun 2020.

“Masalah pengawasan PMI yang dikarantina, sudah ada Relawan Desa Lawan Covid-19. Mereka selain memberika pemahaman soal Covid-19, juga mengawasi PMI yang baru datang agar tidak melakukan kontak dengan orang lain. Pelayanan bagi PMI yang dikarantina sudah ada petugasnya di desa. Setiap tempat isolasi juga dipantau oleh petugas Puskesmas,” jelas politisi PDIP asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini. *k19

Komentar